A. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan
Pembelajaran
Secara garis besar perencanaan
Pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam suatu
proses pembelajaran, cara yang dipakai untuk penilaian tujuan tersebut,
materi/bahan yang akan disampaikan dan cara penyampaiannya, serta alat/ media
yang diperlukan (R. Ibrahim, 1993: 2).
Perencanaan pembelajaran dibuat
untuk mempermudah proses pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional yang merupakan
suatu sistem terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling
berinteraksi (Toenti Soekamto, 1993:9).
Perencanaan pembelajaran dapat
dijadikan pedoman bagi guru dalam mengajar dan bagi siswa dalam belajar.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang anatar berbagai unsur atau komponen yang ada
di dalam pembelajaran, yaitu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan
unsur-unsur/ komponen pembelajaran.
2. Komponen Perencanaan
Pembelajaran
Komponen perencanaan pembelajaran
secara umum mencakup 4 hal, yaitu:
a) Arah
dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi dan indikator-indikatornya.
b) Isi
datau materi yang akan disampaikan untuk mencapai tujuan.
c) Strategi
pelaksanaan.
d) Penilaian
yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan.
3.
Prinsip Perencanaan Pembelajaran
3.1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
§ Bermain merupakan kegiatan yang
paling diminati anak. Saat bermain anak melatih otot besar dan kecil,
melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih cara mengatasi
masalah, mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sain, dan banyak
hal lainnya.
§ Bermain bagi anak juga sebagai
pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf
otak dalam keadaan rileks sehingga memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan
membangun pengalaman positif.
§ Kegiatan pembelajaran melalui
bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang belajar.
3.2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Anak sebagai pusat
pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan dilaksanakan
untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan fisik dan
psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan
sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak. Pembelajaran PAUD
bukan berorientasi pada keinginan lembaga/guru/orang tua.
3.3. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek
moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni. Kebutuhan anak
juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan, dan
perlindungan. Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh,
karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus
bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan
kata lain layanan PAUD Holistik Integratif menjadi
keharusan yang dipenuhi dalam layanan PAUD.
keharusan yang dipenuhi dalam layanan PAUD.
3.4. Berorientasi pada Perkembangan
Anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang
berbeda, namun demikian pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama.
Pembelajaran PAUD, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan
tahapan perkembangan anak, dan memberi dukungan sesuai dengan perkembangan
masing-masing anak. Untuk itulah pentingnya pendidik memahami tahapan
perkembangan anak.
3.5. Lingkungan Kondusif
§ Lingkungan adalah guru ketiga bagi
anak. Anak belajar kebersihan, kemandirian, aturan, dan banyak hal dari
lingkungan bermain atau ruangan yang tertata dengan baik, bersih, nyaman,
terang, aman, dan ramah untuk anak.
§ Lingkungan pembelajaran harus
diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak
selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan.
§ Penataan ruang belajar harus
disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat
berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
§ Lingkungan belajar hendaknya tidak
memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai
yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.
3.6. Menggunakan Pendekatan Tematik
§ Kegiatan pembelajaran dirancang
dengan menggunakan pendekatan tematik.
§ Tema sebagai wadah mengenalkan
berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya.
3.7. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM)
§ Proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang
disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan
untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir
kritis, dan menemukan hal-hal baru.
§ Pengelolaan pembelajaran hendaknya
dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses
pembelajaran.
8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
§ Piaget meyakini bahwa anak belajar
banyak dari media dan alat yang digunakannnya saat bermain. Karena itu media
belajar bukan hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan, tetapi juga segala
bahan yang ada di sekitar anak, misalnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman, dan
sebagainya.
§ Penggunaan berbagai media dan sumber
belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di
lingkungan sekitarnya.
B. Pengelolaan pembelajaran
1. Pengelolaan Pembelajaran di Lembaga PAUD
Menurut
kamus bahasa Indonesia, “Pengelolaan” memiliki akar kata “kelola”, ditambah
awalan “pe” an akhiran “an” yang artinya adalah ketatalaksanaan, tata
pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan”.
Pengelolaan
dapat diartikan semua kegiatan yang diselenggarakan oleh seseorang
atau lebih dalam suatu kelompok atau organisasi/lembaga, untuk mencapai tujuan
organisasi/lembaga yang telah ditetapkan. Pengelolaan adalah kemempuan atau
keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain
atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Hersey dalam Sudjana
(2000:17) mengemukakan: “Management as working with and
through individuals and group to accoumplish organizational goals efficiently”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengelolaan adalah proses kerja dengan
dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Menurut
Mulyasa (2005:20), manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya,
tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal. Dalam hal inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen dalam
mengatur pendidikan dan pengajaran untuk membantu pelaksanaan pengajaran yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Selanjutnya,
Stoner dalam Sudjana (2000:17) mengemukakan bahwa: ‘management
is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of
organizing member and using all other organizational resources to achieve
stated organizational goals’. Pada pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa fungsi pokok pengengelolaan yaitu merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi. Keempat fungsi tersebut harus
berjalan secara sinergis, agar tujuan dapat dicapai. Dalam pengelolaan
pembelajaran, fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh seluruh unsur yang
terlibat dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu: aktivitas mengajarkan dan
aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam
konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar
itu sendiri dengan pelajar.
Pembelajaran
berasal dari kata “belajar” yang artinya “suatu perubahan yang relatif permanen
dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek dan latihan”.
Perubahan tingkah laku individu hasil belajar ditujukan dalam berbagai aspek
seperti: pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi dan gabungan dari
aspek-aspek tersebut.
Rohani
dalam Brantas (2009:2) menyatakan: Pengertian pengelolaan pembelajaran
adalah mengacu pada suatu upaya untuk mengatur (memanajemeni, mengendalikan)
aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran
untuk menyukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara lebih efektif,
efisien dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan,
diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat
dimanfaatkan sebagai feedback (umpan
balik) bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut.
2. Sistem dan Fungsi
Pengelolaan Pembelajaran
Sistem
pengelolaan pembelajaran di PAUD meliputi Kegiatan Belajar Mengajar, Menelaah
Kalender Pendidikan, dan Pengaturan Jadwal Pembelajaran . Ketiga hal tersebut
merupakan hal hal yang saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri karena
akan berpengaruh pada perencanaan, pelasanaan dan evaluasi pembelajaran di
kelas oleh guru. Dalam ilmu manajemen pendidikan dikenal dengan istilah fungsi
manajemen yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, and Controling.
Fungsi manajemen dalam proses pendidikan
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, motivasi, menggerakkan,
memberi perintah, pengkoordinasian, penganggaran, hingga pengawasan/
pengontrolan. Semua fungsi-fungsi tersebut dapat dijadikan acuan dalam
merancang suatu pembelajaran.
Dari
beberapa fungsi manajemen , terdapat tiga hal yang amat mendasar untuk mendapat
perhatian dalam mengelola pembelajaran. Ketiga hal itu adalah pada aspek
perencanaan (planning), Mengatur (organizing),
pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
Pengelolaan
pembelajaran di tingkat manapun memiliki fungsi untuk memudahkan pengelolanya
dalam mencapai tujuan pendidikan baik secara umum yang tertuang dalam peraturan
pemerintah atau undang-undang pendidikan yang berlaku. Artinya dalam
melaksanakan pengelolaan pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik,
pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan rencana dan pengawasan yang
diwujudkan dengan system penilaian yang obyektif, jujur, dan menurut standar
penilaian yang ditetapkan sebelumnya.
3. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Prinsip
pengelolaan pembelajaran merupakan suatu keterkaitan kemampuan dan keterampilan
hubungan kemanusiaan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
Prinsip
pengelolaan menurut Bafadal (2004: 34) meliputi :
a. Pembagian tugas (job description), yaitu menempatkan seseorang sesuai
dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
b. Otoritas dan tanggung jawab merupakan kewenangan
dan tanggung jawab antara penyelenggara dan masyarakat.
c. Disiplin, dapat melaksanakan tugas dan kewajiban
dengan proporsional dan profesional.
d. Penghargaan dan sanksi, merupakan motivasi dan
pengendalian dalam melakukan pekerjaan secara lebih profesional.
e. Inisiatif, kemampuan yang dimiliki oleh seluruh
pihak baik tindakan maupun ide/gagasan dalam penyelenggaraan program.
f. Fleksibilitas, artinya lentur dengan
kondisi lingkungan, sasaran (kebutuhan belajar, waktu dan tempat, biaya), dan
Guru (pendidik), misalnya antara lain dapat dilihat dari penyelenggaraannya
yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar, kondisi dan situasi belajar
setempat. Penyelenggaraan pembelajaran tidak harus sepenuhnya disampaikan
secara tatap muka secara rutin di ruang kelas seperti sekolah formal, tetapi
lebih dalam bentuk kegiatan belajar tutorial dan mandiri.
4. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD
Implementasi Pembelajaran di
lembaga PAUD adalah membantu anak mengembangkan berbagai potensi baik psikis
dan fisik yang meliputi moral dan nilai –nilai agama, sosial emosional,
kognitif, bahas, fisik /motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
Moeslichatoen (2004:3) menyatakan
bahwa Tujuan program kegiatan belajar peserta didik di PAUD adalah untuk
membantu meletakan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan
dan daya cipta yang diperlukan oleh peserta didik dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Adapun Fungsi Pembelajaran di PAUD
adalah a) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. (b)
Mengenalkan anak dengan dunia sekitar. (c) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang
baik. (d)
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
(e)
Mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki anak.
(f) Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Pengelolaan pembelajaran di PAUD
tidak semudah yang kita bayangkan. PAUD merupakan tidak hanya sebagai lembaga
pengganti keluarga bagi anak didik diluar rumah, akan tetapi merupakan lembaga
pendidikan yang dipersiapkan untuk membantu anak didik dalam rangka pembentukan
perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar yang ada pada anak
didik sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pengelolaan Pembelajaran di PAUD yaitu
keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia
dalam rangka mencapai tujuan institusional pendidikan prasekolah.
Menurut Reid, dkk dalam Bafadal (2004:2) menjelaskan bahwa:
Ada
lima peranan administrasi (manajemen) dalam penyelenggaraan Pendidikananak Usia
Dini, yaitu:
a. Mempermudah Taman Kanak-Kanak dalam mengembangkan dan
melaksanakan program belajar (permainan) yang sangat edukatif bagi anak didik
b. Mempermudah pengelola taman kanak-kanak untuk menilai perkembangan
lembagnya dalam mengemban misi sebagai lembaga pendidikan prasekolah
c. Membuat semua fasilitas taman kanak-kanak dalam kondisi siap pakai
d. Menciptakan suasana taman kanak-kanak selalu tertib, teratur, dan
bersih sehingga dapat membuat anak-anak selalu merasa senang apabila
bermain-mani didalamnya
e. Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan semua fasilitas sekolah
Mencermati pernyataan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan suatu lembaga pendidikan, memiliki tujuan agar
sistem pendidikan berlangsung secara efektif, dan efisien. Dapat dikatan
efektif apabila program kegiatan belajar yang berlangsung didalamnya berfungsi
dengan baik dan mencapai tujuan institusionalnya, yaitu membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga
sebelum memasuki pendidikan dasar. Dengan kata lain PAUD merupakan jembatan
pendidikan keluarga dengan pendidikan sekolah. Seperti yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah yang
mengemukakan bahwa :
Tujuan
institusional PAUD adalah: membantu anak meletakan dasar ke arah perkembangan
sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya.
Dengan adanya pengelolaan yang baik
di PAUD diharapkan dapat mencapai tujuan institusional secara maksimal yang
meliputi:
a. Pengembangan seluruh kemampuan yang dimiliki
anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
b. Mengenalkan anak dengan dunianya sendiri.
c. Mengembangkan sosialisasi anak.
d. Mengenalkan peraturan dan penanaman disiplin pada anak.
e. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
menikmati masa bermainnya.
Untuk mencapainya diperlukan usaha
usaha dari berbagai pihak yang meliputi pikiran, waktu, tenaga, ruang, uang dan
fasilitas lainnya.Karena pengelolaan merupakan suatu sistem yang saling
berpengaruh dalam system kerjanya, maka masing masing komponen sistem tersebut
harus berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya agar dapat meminimalisir
hambatan-hambatan yang biasa terjadi.
Metoda yang digunakan hendaknya
mengikuti fitrah anak yang masih dalam dunia bermain. Oleh karena itu sangat
tepat jika prinsip pembelajaran di PAUD adalah bermain sambil
belajar dan belajar seraya bermain.