here we are

here we are

Minggu, 20 November 2016

Prinsip Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran yang Efektif


A. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
            Secara garis besar perencanaan Pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam suatu proses pembelajaran, cara yang dipakai untuk penilaian tujuan tersebut, materi/bahan yang akan disampaikan dan cara penyampaiannya, serta alat/ media yang diperlukan (R. Ibrahim, 1993: 2).
            Perencanaan pembelajaran dibuat untuk mempermudah proses pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional yang merupakan suatu sistem terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toenti Soekamto, 1993:9).
            Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam mengajar dan bagi siswa dalam belajar. Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang anatar berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, yaitu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur/ komponen pembelajaran.
2. Komponen Perencanaan Pembelajaran
            Komponen perencanaan pembelajaran secara umum mencakup 4 hal, yaitu:
a)      Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi dan indikator-indikatornya.
b)      Isi datau materi yang akan disampaikan untuk mencapai tujuan.
c)      Strategi pelaksanaan.
d)     Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan.

3. Prinsip Perencanaan Pembelajaran
3.1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
§  Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati  anak. Saat bermain anak melatih otot besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih cara mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sain, dan banyak hal lainnya.
§  Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman positif.
§  Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang belajar.


3.2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Anak sebagai pusat pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak. Pembelajaran PAUD bukan berorientasi pada keinginan lembaga/guru/orang tua.


3.3. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni. Kebutuhan anak juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan, dan perlindungan. Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh, karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain layanan PAUD Holistik Integratif menjadi
keharusan yang dipenuhi dalam layanan PAUD.

3.4. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang berbeda, namun demikian pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama. Pembelajaran PAUD, pendidik perlu memberikan kegiatan yang  sesuai dengan tahapan perkembangan anak, dan memberi dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak. Untuk itulah pentingnya pendidik memahami tahapan perkembangan anak.

3.5. Lingkungan Kondusif
§  Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Anak belajar kebersihan, kemandirian, aturan, dan banyak hal dari lingkungan bermain atau ruangan yang tertata dengan baik, bersih, nyaman, terang, aman, dan ramah untuk anak.
§  Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan.
§  Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
§  Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.


3.6. Menggunakan Pendekatan Tematik
§  Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik.
§  Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya.


3.7. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
§  Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.
§  Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.


8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
§  Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan alat yang digunakannnya saat bermain. Karena itu media belajar bukan hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan, tetapi juga segala bahan yang ada di sekitar anak, misalnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman, dan sebagainya.
§  Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.

B. Pengelolaan pembelajaran
1.      Pengelolaan Pembelajaran di Lembaga PAUD

            Menurut kamus bahasa Indonesia, “Pengelolaan” memiliki akar kata “kelola”, ditambah awalan “pe” an akhiran “an” yang artinya adalah  ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan”. 
            Pengelolaan  dapat diartikan semua kegiatan yang diselenggarakan oleh  seseorang atau lebih dalam suatu kelompok atau organisasi/lembaga, untuk mencapai tujuan organisasi/lembaga yang telah ditetapkan. Pengelolaan adalah kemempuan atau keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Hersey dalam Sudjana (2000:17) mengemukakan: “Management as working with and through individuals and group to accoumplish organizational goals efficiently”. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengelolaan adalah proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
            Menurut Mulyasa (2005:20), manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal. Dalam hal inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen dalam mengatur pendidikan dan pengajaran untuk membantu pelaksanaan pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
            Selanjutnya, Stoner dalam Sudjana (2000:17) mengemukakan bahwa: ‘management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing member and using all other organizational resources to achieve stated organizational goals’. Pada pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi pokok  pengengelolaan yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi. Keempat fungsi tersebut harus berjalan secara sinergis, agar tujuan dapat dicapai. Dalam pengelolaan pembelajaran, fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh seluruh unsur  yang terlibat dalam proses pembelajaran.
            Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu: aktivitas  mengajarkan dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan pelajar.
            Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang artinya “suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek dan latihan”. Perubahan tingkah laku individu hasil belajar ditujukan dalam berbagai aspek seperti: pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi dan gabungan dari aspek-aspek tersebut.
            Rohani dalam Brantas  (2009:2) menyatakan: Pengertian pengelolaan pembelajaran adalah mengacu pada suatu upaya untuk mengatur (memanajemeni, mengendalikan) aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut.




2. Sistem dan Fungsi  Pengelolaan Pembelajaran

            Sistem pengelolaan pembelajaran di PAUD meliputi Kegiatan Belajar Mengajar, Menelaah Kalender Pendidikan, dan Pengaturan Jadwal Pembelajaran . Ketiga hal tersebut merupakan hal hal yang saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri karena akan berpengaruh pada perencanaan, pelasanaan dan evaluasi pembelajaran di kelas oleh guru. Dalam ilmu manajemen pendidikan dikenal dengan istilah fungsi  manajemen yang terdiri dari  Planning, Organizing, Actuating, and Controling.
            Fungsi manajemen dalam proses pendidikan meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, motivasi, menggerakkan, memberi perintah, pengkoordinasian, penganggaran, hingga pengawasan/ pengontrolan.  Semua fungsi-fungsi tersebut dapat dijadikan acuan dalam merancang suatu pembelajaran.
            Dari beberapa fungsi manajemen , terdapat tiga hal yang amat mendasar untuk mendapat perhatian dalam mengelola pembelajaran.  Ketiga hal itu adalah pada aspek perencanaan (planning), Mengatur (organizing),  pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
            Pengelolaan pembelajaran di tingkat manapun memiliki fungsi untuk memudahkan pengelolanya dalam mencapai tujuan pendidikan baik secara umum yang tertuang dalam peraturan pemerintah atau undang-undang pendidikan yang berlaku. Artinya dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan rencana dan pengawasan yang diwujudkan dengan system penilaian yang obyektif, jujur, dan menurut standar penilaian yang ditetapkan sebelumnya.

3.    Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Prinsip pengelolaan pembelajaran merupakan suatu keterkaitan kemampuan dan keterampilan hubungan kemanusiaan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Prinsip pengelolaan menurut Bafadal (2004: 34) meliputi :
a.    Pembagian tugas (job description), yaitu menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
b.    Otoritas dan tanggung jawab merupakan kewenangan dan tanggung jawab antara penyelenggara dan masyarakat.
c.    Disiplin, dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan proporsional dan profesional.
d.   Penghargaan dan sanksi, merupakan motivasi dan pengendalian dalam melakukan pekerjaan secara lebih profesional.
e.    Inisiatif, kemampuan yang dimiliki oleh seluruh pihak baik tindakan maupun ide/gagasan dalam penyelenggaraan program.
f.     Fleksibilitas, artinya lentur dengan kondisi lingkungan, sasaran (kebutuhan belajar, waktu dan tempat, biaya), dan Guru (pendidik), misalnya antara lain dapat dilihat dari penyelenggaraannya yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar, kondisi dan situasi belajar setempat. Penyelenggaraan pembelajaran tidak harus sepenuhnya disampaikan secara tatap muka secara rutin di ruang kelas seperti sekolah formal, tetapi lebih dalam bentuk kegiatan belajar tutorial dan mandiri.

4.      IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD
            Implementasi Pembelajaran  di lembaga PAUD adalah membantu anak mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai –nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahas, fisik /motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.   
            Moeslichatoen (2004:3) menyatakan bahwa  Tujuan program kegiatan belajar peserta didik di PAUD adalah untuk membantu meletakan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
            Adapun Fungsi Pembelajaran di PAUD adalah a) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. (b) Mengenalkan anak dengan dunia sekitar. (c) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik.                              (d) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.                      (e)  Mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki anak. (f) Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
            Pengelolaan pembelajaran di PAUD tidak semudah yang kita bayangkan. PAUD merupakan tidak hanya sebagai lembaga pengganti keluarga bagi anak didik diluar rumah, akan tetapi merupakan lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk membantu anak didik dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar yang ada pada anak didik sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
            Pengelolaan Pembelajaran di PAUD yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan institusional pendidikan prasekolah.
Menurut Reid, dkk dalam Bafadal (2004:2) menjelaskan bahwa:
Ada lima peranan administrasi (manajemen) dalam penyelenggaraan Pendidikananak Usia Dini, yaitu:
a. Mempermudah Taman Kanak-Kanak dalam mengembangkan dan  melaksanakan program belajar (permainan) yang sangat edukatif bagi anak didik
b. Mempermudah pengelola taman kanak-kanak untuk menilai perkembangan lembagnya dalam mengemban misi sebagai lembaga pendidikan prasekolah
c. Membuat semua fasilitas taman kanak-kanak dalam kondisi siap pakai
d. Menciptakan suasana taman kanak-kanak selalu tertib, teratur, dan bersih sehingga dapat membuat anak-anak selalu merasa senang apabila bermain-mani didalamnya
e. Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan semua fasilitas sekolah                           
           
            Mencermati pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan suatu lembaga pendidikan, memiliki tujuan agar sistem pendidikan berlangsung secara efektif, dan efisien. Dapat dikatan efektif apabila program kegiatan belajar yang berlangsung didalamnya berfungsi dengan baik dan mencapai tujuan institusionalnya, yaitu membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Dengan kata lain  PAUD merupakan jembatan pendidikan keluarga dengan pendidikan sekolah. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah yang mengemukakan bahwa :

Tujuan institusional PAUD adalah: membantu anak meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
            Dengan adanya pengelolaan yang baik di PAUD diharapkan dapat mencapai tujuan institusional secara maksimal yang meliputi:
a.    Pengembangan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
b.    Mengenalkan anak dengan dunianya sendiri.
c.    Mengembangkan sosialisasi anak.
d.   Mengenalkan peraturan dan penanaman disiplin pada anak.
e.    Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.

            Untuk mencapainya diperlukan usaha usaha dari berbagai pihak yang meliputi pikiran, waktu, tenaga, ruang, uang dan fasilitas lainnya.Karena pengelolaan merupakan suatu sistem yang saling berpengaruh dalam system kerjanya, maka masing masing komponen sistem tersebut harus berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya agar dapat meminimalisir hambatan-hambatan yang biasa terjadi.
            Metoda yang digunakan hendaknya mengikuti fitrah anak yang masih dalam dunia bermain. Oleh karena itu sangat tepat jika prinsip pembelajaran di    PAUD adalah bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar