here we are

here we are

Jumat, 30 Desember 2016

Proposal Penelitian PAUD Oleh Ayu Larasati

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL DAMPU BULAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B PAUD TUNAS MELATI CILANGKAP JAKARTA TIMUR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah “Metodologi Penelitian”
Dosen :  Iswandi, M.Pd



Oleh
NAMA          :     AYULARASATI
                                               NPM              :      20158410217
                                               KELAS          :           FPK PKK


PROGRAM STUDI PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK  2016/2017



PROPOSAL PTK  PAUD PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR

Nama peneliti              :   Ayu Larasati
NPM                           :   20158410217
Unit Kerja                   :   PAUD TUNAS MELATI CILANGKAP
Judul penelitian        :   Penerapan Permainan Tradisional Dampu Bulan untuk meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud     Tunas Melati Cilangkap Jakarta Timur

A.    Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (Sujiono, 2009:6). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia, Berk (dalam Sujiono 2009:6). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Sujiono, 2009:7)
Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan menggunakan permainan tradisional dampu bulan dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
B.     Identifikasi Masalah
1.      Permainan tradisional dampu bulan dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak
2.      Permainan tradisional dampu bulan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik,
3.      Permainan tradisional dampu bulan dapat melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok.
4.      Permainan tradisional dampu bulan akan membuat anak terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
C.    Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
Penerapan konsep pembelajaran dengan menerapkan permainan tradisional yang berupa permainan dampu bulan sebagai upaya pengembangan motorik kasar anak usia dini antara lain berdiri dengan satu kaki selama 10 menit, melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki dan melemparkan objek ke sasaran dengan satu atau dua tangan secara sederhana.
D.    Perumusan Masalah
1.      Bagaimanakah aktivitas guru dalam Penerapan Permainan Tradisional Dampu bulan Untuk meningkatkan motorik kasar anak kelompok B PAUD Tunas Melati Cilangkap, Jakarta Timur?
2.      Bagaimanakah aktivitas anak dalam Penerapan Permainan Tradisional Dampu bulan Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar anak Kelompok B PAUD Tunas Melati, Jakarta Timur?
3.      Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B PAUD Tunas Melati,Jakarta Timur setelah penerapan tradisional dampu bulan?
E.     Manfaat Penelitian
1.      Bagi Siswa Hasil penilitian ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional dampu bulan.
2.      Bagi Guru dengan melaksanakan PTK ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu guru terbiasa dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.
3.      Bagi Peneliti Lain Penelitian ini sebagai acuan bagi peneliti lain untuk meneliti hal yang sama dan belum terungkap dalam penelitian ini.
F.     Kajian Pustaka
1.      Kemampuan Motorik Kasar Gerak motorik kasar
Gerak anggota badan secara kasar atau keras (Suyadi, 2010:68). Pendapat lain mengatakan motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. (Sujiono, 2005:1.13).
2.      Aspek Pengembangan Motorik Kasar
Menurut Sumantri (2005:71) kemampuan yang diharapkan untuk anak pada aspek ini adalah:
a.    Berjalan
b.    Berlari
c.     Mendaki
d.    Meloncat dan berjingkat
e.    Mencongklang
f.      Menyepak
g.    Melempar
h.    Menangkap
i.      Memantulkan bola
j.      Memukul
G.    Kerangka Berfikir Tindakan
Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan menggunakan permainan tradisional dampu bulan dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
H.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa melalui penerapan permainan tradisional dampu bulan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak Kelompok B PAUD Tunas Melati, Jakarta Timur.
I.       Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh penjelasan mengenai pentingnya penerapan konsep pembelajaran bermain di Paud Tunas Melati Cilangkap,Jakarta Timur, sebagai upaya meningkatkan perekembangan motorik kasar. Tujuan tersebut adalah:
1.      Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam Penerapan Permainan Tradisional Dampu bulan Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Tunas Melati  Cilangkap, Jakarta Timur.
2.      Untuk mendeskripsikan aktivitas anak dalam Penerapan Permainan Tradisional Dampu bulan Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Tunas Melati  Cilangkap, Jakarta Timur.
3.      Untuk mendeskripsikan peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Tunas Melati Cilangkap, Jakarta Timur setelah penerapan Permainan Tradisional Dampu bulan.
J.      Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian: PAUD Tunas Melati Cilangkap, Jalan Basuki Gang Anggrek RT 06/ RW 06, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung , Jakarta Timur.
2.      Waktu penelitian: Oktober 2016.

K.    Metode Penelitian
Jenis penelitian Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Suharsimi, Arikunto (2006:2-3) dalam Iskandar (2009:20-21) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Menurut John Elliot (dalam Iskandar, 2009:22) yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya yaitu seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional.
Harjodipuro (dalam Iskandar, 2009:22-23) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.
Iskandar (2009:21) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis, dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan. Kunandar (2008) dalam Iskandar (2009:21) menyatakan bahwa penelitian tindakan (action research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran di kelasnya.
L.     Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
1.      Siklus 1 :
a.       Perencanaan, pada siklus 1 dilaksanakan lima kali pertemuan. Adapun tahap perencanaan pada siklus 1 meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Melakukan koordinasi dengan guru kelas  tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan dampu bulan pada anak kelompok B  dan berkolaborasidengan guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat, membiasakan pada anak untuk  berdiri dengan satu kaki selama 10 menit, melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki dan melemparkan objek ke sasaran dengan satu atau dua tangan secara sederhana.
c.       Refleksi, peneliti mendiskusikan tentang hasil pengamatan dan hasil belajar mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang sudah terkumpul kemudian Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang di perlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap tindakan dan pengamatan dalam hal ini dilakukan dalam waktu yang sama.
d.      dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
2.      Siklus 2 :
a.       Perencanaan, pada siklus 2 dilaksanakan delapan kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 1 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat pada siklus 2, membiasakan pada anak untuk berdiri dengan satu kaki selama 10 menit, melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki dan melemparkan objek ke sasaran dengan satu atau dua tangan secara sederhana.
c.       Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai melakukan permainan dampu bulan untuk meningkatkan motorik kasarnya.
d.      Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan yang sudah menunjukan hasil positif dan menyusun  langkah-langkah selanjutnya guna mendukung peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berikutnya.
3.      Siklus 3  :
a.       Perencananan, pada siklus 3 dilaksanakan dua belas kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat pada siklus 3, membiasakan pada anak untuk berdiri dengan satu kaki selama 10 menit, melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki dan melemparkan objek ke sasaran dengan satu atau dua tangan secara sederhana.
c.       Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai terbiasa memainkan permainan dampu bulan.
d.      Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama proses pembelajaran peneliti telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah memenuhi target yang diharapkan.
M.   Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
.  Siswa-siswi kelompok B Paud Tunas Melati Cilangkap, Jakarta Timur.
.  Guru inti kelompok B Paud Tunas Melati Cilangkap, Jakarta Timur.
.  Guru Pendamping kelompok B Paud Tunas Melati Cilangkap, Jakarta Timur.
N.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan dokumentasi.
1.      Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh kolaborasi yakni guru kelas dan kepala sekolah. Observasi dilakukan pada kelas yang dijadikan subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar anak. Observasi yang dilakukan meliputi proses belajar mengajar guru dan anak. Hal-hal yang diobservasi antara lain kemampuan anak dalam mengkoordinasi tangan dan keseimbangan sehingga mengoptimalkan ketrampilan motorik kasar anak.
2.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrument untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah di dokumentasikan (Mulyasa, 2009: 69). Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak kelompok B Paud Tunas Melati Cilangkap Jakarta Timur, serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
O.    Teknik Analisis Data (masukan 1, 2, 3)
Analisis data merupakan lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Untuk itu seseorang peneliti perlu memahami teknis analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai yang tinggi. Beberapa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data aktivitas guru dan aktivitas siswa terhadap model pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional dampu bulan. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis.
Analisia ini dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu:
P = N/f ´ 100%
Keterangan:
F : Frekwensi yang sedang dicari prosentasinya.
N : Number of cases (jumlah frekwensi/ banyaknya individu).
P : Angka prosentase. (Anas Sodijono, 2011: 43)
P.     Keabsahan Data
Demi terjaminnya keakuratan data, maka peneliti akan melakukan keabsahan data. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar. Alwasilah dalam Bachri (2010:54) menjelaskan bahwa “tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar dan beretika”.
Q.    Kriteria Keberhasilan Penelitian
Untuk melihat penelitian ini berhasil atau tidak dalam penerapan permainan tradisional dampu bulan untuk meningkatkan kemampuan motorik anak kelompok B PAUD Tunas Melati, maka ditulis rinciannya sebagai berikut:
1.      Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menganalisis tingkat keaktifan guru dalam kegiatan pembelajaran melalui permainan tradisional dampu bulan mencapai keberhasilan ≥ 85% dari keseluruhan aspek yang diamati.
2.      Aktivitas anak dalam pembelajaran dengan menganalisis tingkat keaktifan anak dalam kegiatan pembelajaran melalui permainan tradisional dampu bulan mencapai keberhasilan ≥85% dari keseluruhan aspek yang diamati.

3.      Peningkatan kemampuan motorik kasar mencapai keberhasilan ≥85%.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Penulisan Dan Bimbingan skripsi di susun oleh Tim Dosen STKIP Kusuma Negara Jakarta
Penerapan Permainan Traadisional engklek untuk….-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar