UJIAN TENGAH
SEMESTER (UTS)
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
”Metodologi Penelitian”
Dosen
Pengampu:
Iswadi,
M. Pd
MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK PADA ANAK MELALUI
PERMAINAN TRADISIONAL ANAK BETAWI DENGAN NYANYIAN
Oleh:
WIWIEK
D E A
NPM
: 20158410245
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA
NEGARA JAKARTA
2016
Nama :
Wiwiek D E A
NPM :
20158410245
Judul
Skripsi : MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK ANAK MELALUI
PERMAINAN
TRADISIONAL ANAK BETAWI YANG
MENGGUNAKAN
NYANYIAN
Metode Penelitian : Kualitatif
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain menjadi
aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena
hadiah atau pujian. Froebel dalam Brewer (2007 : 41) mengatakan bahwa permainan
dalam pendidikan anak usia dini merupakan pondasi bagi pembelajaran anak
sehingga dapat menjembatani anak antara kehidupan di rumah dan kehidupan anak
di sekolah.Bermain dengan manfaat yang tak terhingga bagi
perkembangan kecerdasan anak bentuknya bermacam-macam.Ada bermain yang
semata-mata menekankan pada hiburan, namun ada pula yang lebih daripada itu
yaitu bermain yang dapat melatih dan mengembangkan berbagai macam
kecerdasan.Ada bermain yang hanya menekankan pada aktivitas bermain itu
sendiri,namun ada pula yang menggunakan media tambahan,misalnya media
lagu/unsur –unsur musik maupun alat bermain lainnya.Dalam hal ini banyak permainan tradisional anak Betawi sebagai
unsur kearifan lokal yang telah banyak dilupakan itu dapat digunakan untuk
permainan anak yang dapat meningkatkan kecerdasan jamak dari anak usia dini. Seperti
pendapat dari James Danandjaja (1987) yang menyatakan bahwa permainan
tradisional adalah salah satu bentuk yang berupa permainan
anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu,
berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai
variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya,
tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya
disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang-kadang mengalami perubahan nama atau
bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan
tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan
permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan
manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. Dalam rangka
melestarikan permainan tradisonal yang hampir punah maka permainan tradisonal
anak Betawi khususnya permainan yang menggunakan nyanyian dapat digunakan
sebagai permainan yang dapat meningkatkan kecerdasan jamak. Seperti pendapat Howard Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang berkaitan
dengan tiga hal, yaitu kemampuan untuk 1) memecahkan masalah yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, 2) menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan, dan 3) menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan
memberikan penghargaan dalam budaya setempat. Gardner
berkeyakinan bahwa semua manusia memiliki bukan hanya satu kecerdasan
(inteligensi) melainkan group abilities. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa kecerdasan jamak adalah semua daya atau kemampuan yang
dapat berkembang melalui pembelajaran yang terdiri dari delapan aspek
kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematis,
kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan musikal,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
B. FOKUS
PENELITIAN
Moleong
(2006:94), berpendapat bahwa penetapan fokus penelitian atau masalah dalam
penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya akan dipastikan sewaktu peneliti
sudah berada di area atau lapangan penelitian.
Fokus
dalam penelitian ini adalah
a. Kecerdasan
jamak atau Kecerdasan Majemuk
adalah suatu kemampuan
ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Konsep kecerdasan jamak ( multiple Intellegence) berawal dari karya Howard
Gardner dalam buku Frames Of Mind tahun 1983 didasarkan atas hasil
penelitian selama beberapa tahun tntang kapasitas kognitf manusia ( Human
Cognitif Capacities) Gardner menolak asumsi bahwa kognisi manusia merupakan
satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal. Meski sebagian
besar individu menunjukkan penguasaan yang berbeda. Individu memiliki beberapa
kecerdasan dan bergabung menjadi satu kesatuan membentuk kemampuan pribadi yang
cukup tinggi. Howard Garnerd memperkenalakan sekaligus mempromosikan hasil
penelitian Projecct Zero di Amerika yang berkaitan dengan kecerdasan
ganda (multiple intelligences). Teorinya menghilangkan anggapan yang selama ini
tentang kecerdasan manusia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada
satuan kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan, melainkan
seluruh kecerdasan yang selama ini dianggap ada 7 macam kecerdasan, dan pada
buku yang mutakhir ditambahkan lagi 3 macam kecerdasan. Semua kecerdasan ini
bekerja sama sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Komposisi keterpaduannya
tentu saja bebeda-beda pada masing-masing budaya. Namun secara keseluruhan
semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan. Kecerdasan yang paling
menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkan
masalah.
b.
Permainan tradisional anak
adalah salah satu bentuk permainan berupa permainan anak-anak
yang beredar baik secara lisan maupun secara anggota kolektif yang berbentuk
tradisional yang di wariskan secara turun temurun hingga memiliki berbagai
variasi dalam satu jenis permainan(menurut James Danudjaja)
C. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah permainan tradisional anak Betawi yang
menggunakan nyanyian dapat mengembangkan kecerdasan jamak pada anak?
D. KEGUNAAN
PENELITIAN
Hasil
penelitian ini mempunyai manfaat,antara lain :
1. Kegunaan
Teoritis :
Manfaat teoritis dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian yang
terkait dengan kecerdasan jamak anak dan permainan tradisional anak Betawi yang
menggunakan nyanyian
2. Kegunaan Praktis :
Manfaat praktis dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi para guru sehingga
mengetahui pentingnya permainan anak betawi yang menggunakan nyanyian dalam
meningkatkan kecerdasan jamak anak.
E. DESKRIPSI KONSEPTUAL FOKUS
1.
Howard Gardner menyatakan bahwa
kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk
yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat.
Berbagai penelitian Gardner telah meruntuhkan dua asumsi umum tentang
kecerdasan, yaitu: kecerdasan manusia bersifat satuan dan bahwa setiap individu
dapat dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan yang dapat diukur dan
tunggal. Dalam studinya tentang kecerdasan manusia ditemukan bahwa pada
hakikatnya setiap manusia memiliki tujuh (kemudian ditambahkan dua menjadi
sembilan) spektrum kecerdasan yang berbeda-beda dan menggunakannya dengan
cara-cara yang sangat individual. Teori kecerdasan ini disebut dengan teori
kecerdasan jamak atau dikenal sebagai multiple intelligences.Multiple
intellegence adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana
individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan
sesuatu. Pendekatan ini merupakan alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia
mengoperasikan dunia, baik itu benda-benda yang konkret maupun hal-hal yang
abstrak. Bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada anak yang
menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian,
dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya
dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus.
Gardner mengemukakan definisi kecerdasan yang berbeda untuk mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa.Gardner membaginya dalam 8 kecerdasan yang terdiri dari Kecerdasan linguistik,kecerdasan logika matematika,kecerdasan fisik,kecerdasn visual spasial,kecerdasan intrapersonal,kecerdasan interpersonal,kecerdasan music,kecerdasan naturalis. Kedelapan kecerdasan tersebut dapat saja dimiliki individu,hanya saja dalam taraf yang berbeda,selain itu kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri.
Gardner mengemukakan definisi kecerdasan yang berbeda untuk mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa.Gardner membaginya dalam 8 kecerdasan yang terdiri dari Kecerdasan linguistik,kecerdasan logika matematika,kecerdasan fisik,kecerdasn visual spasial,kecerdasan intrapersonal,kecerdasan interpersonal,kecerdasan music,kecerdasan naturalis. Kedelapan kecerdasan tersebut dapat saja dimiliki individu,hanya saja dalam taraf yang berbeda,selain itu kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri.
2.
Permainan tradisional anak Betawi yang
menggunakan nyanyian
Permainan anak Betawi
yang menggunakan unsur nyanyian yang amat sarat dengan nilai-nilai filosofis
dan budaya yang dapat dijadikan ajang
penumbuhkembangkan kecerdasan jamak anak,saat ini sudah amat susah dijumpai. Menurut
Campbell dalma bukunya “Introduction to the musical brain,mengatakan bahwa
seorang anak yang mendapat perangsangan memalui musik,gerak dan kesenian akan
semakin cerdaslah dia nantinya (2002:220)
F.
HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Fitri
Aprilyani Husain. 2013.
Survei Permainan
Tradisional dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa di Sekolah Dasar
Se-Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui permainan tradisional dalam pembelajaran penjasorkes
pada masing-masing sekolah. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh guru
pendidikan jasmani sekolah dasar se- Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal yang
berjumlah 18 orang dari 25 sekolah dasar. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah metode total sampling, yaitu seluruh guru pendidikan jasmani
sekolah dasar se- Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal yang berjumlah 18 orang
dari 25 sekolah dasar. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel random atau
sampel acak. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan angket.
2. Sri
Sumarni dari PGTK FKIP Universitas Sriwijaya ,melakukan penelitian di TK KIDS’19,Kayu Putih Jakarta,penelitiannya
dengan empat tahap : perencanaan,
pelaksanaan,observasi,evaluasi dan refleksi. Penelitian dilakukan dengan
tiga siklus,data dikumpulkan dengan tehnik observasi dan wawancara
G. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah permainan
tradisional anak Betawi yang menggunakan nyanyian mampu mengembangkan kecerdasan jamak pada anak usia dini yang ada
di BKB PAUD Seruni,Kelurahan Karet Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan
H. TEMPAT
DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian
dilakukan dari bulan Febuari sampai dengan Maret 2017 bertempat di BKB PAUD
Seruni,Kecamatan Setiabudi Kelurahan Karet Jakarta Selatan.
I.
LATAR PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara permainan Tradisional anak
Betawi yang menggunakan nyanyian dengan kecerdasan jamak pada anak usia dini
dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian.Pendekatan penelitian kualitatif
dalam penelitian bertujuan untuk mengungkapkan data yang ada di lapangan dengan
cara menguraikan dan menginterprestasikan sesuatu seperti apa yang ada
dilapangan.
J.
METODE PENELITIAN
Menurut Nasir, Metode
penelitian ialah cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan &
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
Dalam
hal ini penelitian ini menggunakan metode observasi dengan tindakan langsung
terhadap beberapa anak yang di BKB PAUD Seruni secara sampling.
K.
DATA SUMBER DATA
Sumber data merupakan segala
sesuatu yang dapat memberikan keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
- Sumber data premier yaitu sumber data yang
diperoleh secara langsung dari objek
penelitian baik diperoleh dari guru,siswa,dan kolabolator
(guru pendamping) melalui observasi langsung.
- Sumber data sekunder yaitu sumber data yang
diperoleh secara tidak
langsung baik dari buku literatur,maupun
laporan-laporan dari sumber lain.
L. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian Kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
data primer (data yang diperoleh langsung dari sumbernya) dan data sekunder
(data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya) adalah sbb:
-
Studi Kepustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan
data sekunder dari berbagai buku, dokumen dan tulisan yang relevan untuk
menyusun konsep penelitian serta mengungkap obyek penelitian. Studi kepustakaan
dilakukan deng
-
Teknik observasi
langsung terhadap objek penelitian baik yang diperoleh dari guru,siswa maupun
guru pendamping
M. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Dengan
cara melampirkan data yang diperoleh
melalui observasi langsung serta
dokumentasi.
N. TEHNIK ANALISA DATA
Tehnik
analisa data yang digunakan dengan cara mengumpulkan hasil observasi
terhadap
objek secara langsung dan secara tidak langsung dengan studi
kepustakaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar