UJIAN
TENGAH SEMESTER (UTS)
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
“
Metodologi Penelitian “
Dosen
Pengampu :
Iswadi,
M. Pd
MENINGKATKAN
MINAT BACA ANAK USIA DINI
MELALUI
PERMAINAN KARTU HURUF DI PAUD NURHIDAYAH
KECAMATAN
KEMBANGAN JAKARTA BARAT
Oleh
:
NAMA : DEDEH NURHAYATi
NIM : 20158410225
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP) KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
adalah salah satu jembatan untuk mewujudkan cita-cita nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan memberikan bimbingan dan
arahan kepada peserta didik untuk mencapai tingkat kedewasaan, berkembangnya
kemampuan Anak Usia Dini untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan pada anak,
supaya mampu mandiri dan menampilkan individualitasnya sebagai manusia
terdidik.
Tujuan
Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas : 2003). Untuk mencapai tujuan tersebut,
pemerintah dan lembaga-lembaga, yang bergerak dalam bidang pendidikan telah
melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan yang dipengaruhi dengan
perubahan-perubahan di bidang sains dan teknologi berskala nasional maupun
global.
Keberhasilan
pendidikan membutuhkan usaha dan kerja keras secara bersama-sama dan terus
menerus. Tanpa adanya kerja keras dan kerja sama keluarga, sekolah, masyarakat
dan negara, maka pendidikan tidak akan berhasil. Pada hakekatnya pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara, keluarga, sekolah, masyarakat, dan
negara. Terutama untuk pendidikan dasar, pola asuh dan peran orang tua di rumah
menentukan keberhasilan belajar siswa.
Salah
satu layanan pendidikan anak usia dini yang semakin diminati sekarang ini
adalah lembaga PAUD. PAUD merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang
melaksanakan model pembelajaran bermain sambil belajar dan belajar seraya
bermain. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jastnani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14). Usia dini
merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas
(golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar
biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia
emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak
usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat
badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari
berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus,
berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalahnya adalah :
1. Kurangnya ketertarikan anak-anak di
PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat dengan kegiatan membaca dan
buku bacaan.
2. Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat belum dapat membedakan bentuk huruf.
3. Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat masih kesulitan mengingat dan mengenali bentuk huruf,
4. Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat masih kesulitan dalam membedakan huruf dan menuliskan
huruf dengan urutan yang benar.
5. Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat masih kurang memahami arti kata.
6. Kurangnya upaya guru PAUD Nurhidayah
Kecamatan Kembangan Jakarta Barat dalam
menyajikan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
7. Belum adanya penerapan media yang variatif
yang membangkitkan minat baca anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat.
8. Guru masih menggunakan strategi
mengajar konvensional dalam membelajarkan membaca siswa yakni siswa hanya di suruh membaca secara
bergantian dan guru mendengar serta menyimak apa yang di baca anak didik.
C. Pembatasan
Masalah
Penelitian
ini dilakukan di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Substansi
penelitian ini adalah Permainan Kartu Huruf dan minat Baca Anak Usia Dini.
Fokus pembahasan dalam penelitian hanya dibatasi pada meningkatkan minat baca
anak melalui permainan kartu huruf di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat.
D. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh permainan
kartu huruf terhadap minat baca anak usia dini di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat?
2. Apakah permainan kartu huruf sudah
dilaksanakan dengan baik dalam upaya meningkatkan minat baca anak usia dini di
Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat?
E. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pendidikan anak usia dini pada
khususnya dalam meningkatkan minat baca melalui pembelajaran yang menyenangkan
dan sesuai dengan teori perkembangan anak usia dini.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi guru, memberikan alternatif
pembelajaran yang menyenangkan, variatif untuk meningkatkan minat baca pada
anak usia dini dan menjadikan anak yang cinta membaca sejak dini.
b. Bagi siswa, membantu siswa untuk
meningkatkan minat baca melalui cara yang sesuai dengan dunianya yakni bermain.
c. Bagi sekolah, menjadi bahan
pertimbangan untuk penyusunan program-program dalam sekolah dengan
memperhatikan setiap kesesuaian kebutuhan siswa sehingga menghasilkan output
siswa yang berkualitas.
F. Kajian Pustaka
1. Permainan
Kartu Huruf ( Koreksi lht
hal 28
a. Pengertian
Permainan Kartu Huruf
Bermain
atau permainan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Anggani Sudono, 2000
: 1). Jika pengertian bermain dipahami dan sangat dikuasai, kemampuan itu akan
berdampak positif pada cara kita dalam membantu proses belajar anak. Montessori
seorang tokoh pendidikan menekankan bahwa ketika anak bermain, ia akan
mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Untuk itu, perencanaan dan persiapan lingkungan belajar anak harus dirancang
dengan saksama sehingga segala sesuatu merupakan kesempatan belajar yang sangat
menyenangkan bagi anak itu sendiri.
Menurut
Kimpraswil (dalam As'adi Muhammad, 2009 : 26) mengatakan bahwa definisi
permainan adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat
bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi
dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik. Lain
halnya dengan Joa Freeman dan Utami munandar (dalam Andang Ismail, 2009 : 27)
mendefinisikan permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai
perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional
Bermain
pada hakikatnya adalah meningkatkan daya kreativitas dan citra diri anak yang
positif. Unsur-unsur yang merupakan daya kreativitas adalah kelancaran,
fleksibel, pilihan, orisinal, elaborasi dengan latihan menjawab, luwes dalam
menerima beragam jawaban, mampu memilih jawaban yang paling tepat, jawaban yang
tidak menyontek. Untuk itu, perlu adanya kerja keras. Hal itu juga akan
menimbulkan motivasi dan keinginan untuk bekerja dengan baik, sehingga akan terjadi
proses belajar sampai menghasilkan produk (Anggani Sudono,2000 : 3).
Kartu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995 : 448) adalah kertas
tebal yang berbentuk persegi panjang, “Kartu adalah kertas tebal yang berbentuk
persegi panjang untuk berbagai macam keperluan” (Peter Salim dan Yenni Salim 1991
: 425).
Huruf
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995: 362) adalah “tanda,
aksara atau tata tulis yang merupakan abjad yang melambangkan bunyi bahasa atau
aksara”. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (WJS. Poerwadarminta, 1996 : 527),
huruf adalah unsur abjad yang melambangkan bunyi. Jadi dapat penulis simpulkan
huruf adalah tanda aksara atau abjad yang melambangkan bunyi bahasa tertentu
menurut model dan bentuknya.
Kartu
huruf adalah merupakan media dalam permainan menemukan kata. Anak diajak
bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan
teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun
huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata.
Kartu
huruf dapat juga diartikan media yang dibuat oleh pabrik atau buatan sendiri
sesuai kreatifitas guru berbentuk potongan yang berisikan gambaran atau tulisan
dan bersifat menyampaikan komunikasi atau stimulus pembelajaran kepada anak.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kartu huruf adalah media
pembelajaran visual yang merupakan alat permainan untuk mengembangkan aspek
kognitif, psikomotor dan melatih ketrampilan berbahasa serta dapat memberikan
situasi belajar yang sangat dan menyenangkan.
Kartu
huruf ini berisikan tulisan huruf A sampai dengan huruf Z dan sebagainya. Kartu
ini terbuat dari bahan kertas dupleks berukuran dengan ukuran huruf 5 cm x 3,5
cm. Mediakartu huruf ini, dapat digunakan pada anak berumur 5 sampai 6 tahun.
Tujuan penggunaan kartu huruf ini, adalah agar anak mengenal simbol-simbol
huruf secara jelas. Kartu huruf berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan
berbahasa anak, khususnya penguasaan kosa kata. Dalam artian ketika anak harus
mengenal huruf, proses pelaksanaan pemahaman konsep huruf vocal dan huruf
konsonan tersebut akan lebih mudah dengan menggunakan media kartu huruf.
Kartu
huruf adalah merupakan media dalam permainan menentukan kata. Anak diajak
bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan
teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun
huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990 : 8)
Pendapat
Ratnawati (dalam Suyanto, 2012 :108), mengungkapkan bahwa, melalui media kartu
huruf yang diimplementasikan melalui permainan, dapat merangsang anak untuk
lebih cepat mengenal simbolsimbol huruf, membuat minat anak semakin kuat untuk
bereksplorasi
b. Jenis-jenis
Kartu dalam Pembelajaran
Menurut
Thachir A. Malik (1995 : 3), berikut jenis-jenis kartu yang digunakan sebagai
alat peraga dalam membantu siswa dalam bukunya pandai membaca dan menulis
a). Kartu huruf
b). Kartu suku kata
c). Kartu kata
d). Kartu tembus pandang
e). Karton.
Penulis
mencoba menggunakan alat peraga kartu huruf untuk pengembangan kemampuan
membaca bagi anak yang berkesulitan belajar membaca. Kartu huruf terdiri dari
unsur abjad yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan cara
penggunaannya bisa dengan diadakan permainan antara anak didik dengan guru.
Selain itu bisa juga bisa digunakan permainan antar sesama anak didik. Dengan
kartu huruf ada kemungkinan anak-anak tertarik oleh adanya huruf-huruf yang berwarna-warni
sehingga merespon anak untuk bisa menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf
tertentu.
c. Manfaat
kartu Huruf
a). Menyebutkan kata-kata yang mempunyai
huruf awal yang sama
b). Menyebutkan kembali kata -kata yang
baru di dengar
c). Menghubungkan gambar benda dengan
kata
d). Menghubungkan dan menyebutkan
tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkan
d. Tujuan
Permainan Kartu Huruf
a). Agar anak leibih mudah dalam berbahasa
khususnya mengeja atau membaca
b). Agar anak dapat dengan mudah dalam
menghafal dan belajar mengenal huruf
c). Agar pembelajaran tidak membosankan
e. Langkah-langkah
Pembelajaran Guru Melalui Bermain Dengan Media Kartu Huruf
a). Guru menyiapkan alat peraga yaitu
kartu huruf
b). Guru membacakan kartu huruf yang
diikuti oleh anak.
c). Guru memberi kesempatan anak untuk
menceritakan kembali pengalaman anak bermain kartu huruf, hal itu dilakukan
anak dengan bergantian
d). Guru memberikan penguatan dan
bimbingan kepada anak yang memerlukan dengan cara memberi motivasi berupa
pujian dan sebagainya
e). Penilaian oleh guru dilakukan
dengan penugasan kepada anak secara berkelompok dan perorangan.
Seperti
telah dikemukakan diatas bahwa kemampuan berbahasa merupakan kegiatan yang
melibatkan unsur bahasa lisan dan tulisan. Karena itu melalui bermain dengan
kartu huruf diharapkan anak akan lebih mudah dalam memahami konsep pengenalan
huruf konsonan maupun vokal yang nampak di kartu huruf tersebut. Jika anak
telah memiliki kefahaman maka akan mudah pula bagi anak untuk
mengkomunikasikannya atau menceritakan dengan urutan yang benar.
f. Cara
Menggunakan Kartu Huruf
Hainstock
(1999: 205) menjelaskan bahwa kartu-kartu huruf yang telah dibuat dengan cara
sebagai berikut.
a). Biarkan siswa mengenalkan dirinya
sendiri dengan huruf-huruf dengan cara menemukan huruf-huruf sebagaimana, yang
diterima.
b). Pilihlah kata yang terdiri dari
tiga huruf, ucapkan kata-kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari
haruf-huruf yang ia dengar.
c). Teruskan membuat kata-kata dengan
cara ini hingga, siswa mampu bekerja sendiri, dengan kata-kata pilihannya
sendiri.
d). Kata-kata itu bisa dibaca dan
ditulis setelah mereka susun
g. Kelebihan
dan Kekurangan media kartu
Dananjaya
(2012) adalah dapat mengarahkan perhatian siswa. Sedangkan menurut Susilana dan
Riyana (2009) kelebihan media kartu huruf adalah mudah dibawa-bawa karena
bentuknya yang tidak terlalu besar, praktis, gampang diingat, dan menyenangkan.
Berdasarkan
kedua pendapat di atas, kelebihan media kartu huruf adalah dapat mengarahkan
perhatian siswa, mudah dibawa-bawa karena bentuknya yang tidak terlalu besar,
praktis, gampang diingat, dan menyenangkan.
Mackey
(dalam Rofi'uddin, 2003 : 44) guru dapat menggunakan strategi permainan
membaca, misalnya cocokan kartu, ucapkan kata itu, temukan kata itu, kontes
ucapan, temukan kalimat itu, baca dan berbuat. Kelebihan kartu huruf antara
lain :
Media
kartu juga memiliki kelemahan atau kekurangan yaitu ;
a). Anak menjadi bosan bila penggunaan
teknik dan media pembelajaran tidak bervariasi
b). Membutuhkan waktu yang agak lama
dalam praktek penggunaan kartu.
G. Kerangka Berfikir Tindakan
H. Hipotesis Tindakan
Sebelum
penelitian ini.dilaksanakan, harus terlebih dahulu dirumuskan hipotesis dasar
guna melandasi bahwa penelitian ini memiliki hubungan yang erat diantara variable-variabel
yang ada. Pengertian hipotesis itu sendiri menurut Suryabrata (2003 : 21) merumuskan
hipotesis merupakan jawaban s ementar masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Sedangkan
Suharsimi Arikunto (2002 : 64) menerangkan bahwa Hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan Penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.
Berdasarkan
hal diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah berkaitan
dengan permasalahan yang ada. Adapun hipotesisnya adalah : Terdapat pengaruh
permainan kartu huruf terhadap minat baca anak usia dini di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat.
I. Tujuan
Penelitian
Untuk meningkatkan minat baca anak
melalui permaianan kartu huruf di paud Nurhidayah kecamatan kembangan Jakarta
Barat.
J. Setting Penelitian
·
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian di
PAUD Nurhidayah yang
beralamat di Ps. Minggu Kembangan Rt.
005/001 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
11610, No Telpon 08888553905. Jumlah siswa di Paud Nurhidayah Kembangan Jakarta Barat adalah 19 orang, yang terdiri
dari 10 orang berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 9 orang bejenis kelamin
perempuan.
·
Waktu
penelitian
Rabu
tanggal 28 Oktober 2016
K.
Langkah-langkah Penelitian
1. Siklus 1 :
a. Perencanaan
Berisi tentang penggambaran masalah yang akan diatasi
yang dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Peneliti mengimplementasikan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian
c. Pengamatan
Peneliti bekerja
sama dengan pengamat untuk mengamati proses
pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati
peneliti dan peserta didik.
d. Refleksi
Peneliti beserta
pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamat dan hasil belajar siswa, sebagai
bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat
mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan
hasil di siklus 1, kemudian di jadikan dasar untuk memperbaiki di siklus
berikutnya.
2. Siklus 2 :
a. Perencanaan
Pada siklus 2 berisi tentang penggambaran masalah yang
terjadi pada siklus 1 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Peneliti
mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian pada siklus 2
c. Pengamatan
Peneliti bekerja
sama dengan pengamat untuk mengamati proses
pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati
peneliti dan peserta didik.
d. Refleksi
Peneliti beserta
pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamat dan hasil belajar siswa, sebagai
bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat
mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan
hasil di siklus 2, kemudian di jadikan dasar untuk memperbaiki di siklus
berikutnya.
3. Siklus 3 :
a. Perencanaan
Perencanaan pada
siklus 3 berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2 yang
akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Peneliti
mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian pada siklus 3
c. Pengamatan
Peneliti bekerja
sama dengan pengamat untuk mengamati proses
pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati
peneliti dan peserta didik.
d. Refleksi
Peneliti beserta
pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamat dan hasil belajar siswa, sebagai
bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat
mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan
hasil di siklus 2, kemudian di jadikan dasar untuk memperbaiki di siklus
berikutnya atau apabila sudah diras cukup dan memenuhi target pencapaian maka
siklus berhenti sampai disini.
L. Sumber Data
Data
– data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai teknik seperti, sebagai berikut :
a). Studi Kepustakaan (Library
Research)
Yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara baca buku-buku literatur-literatur dan beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan pihak terdahulu yang berhubungan dengan
penelitian yang penulis lakukan saat ini sebagai dasar perbandingan dalam
pembahasan yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, dan bahan-bahan
dari catatan kuliah yang penulis ikuti selama masa perkuliahan.
b). Observasi
Penulis mengadakan
secara langsung terhadap objek penelitian dilokasi penelitian dengan melihat
beberapa kegiatan belajar mengajar di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.
M.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kuesioner
(Angket)
Kuesioner
adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.
Responder dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada salah satu atau
beberapa jawaban yang telah disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya
(Kountur, 2007 : 189). Peneliti mempergunakan kuesioner ini sebagai alat pengumpulan
data yang paling utama yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah
ditentukan sebelumnya.
Kuesioner
(Angket) diberikan kepada responden yaitu orang tua
siswa di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
mengenai Permainan Kartu Huruf terhadap Minat Baca Anak Usia Dini di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
siswa di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
mengenai Permainan Kartu Huruf terhadap Minat Baca Anak Usia Dini di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Penilaian
terhadap serangkaian pernyataan angket penelitian yang telah dijawab oleh
responden menggunakan norma penelitian sebagai berikut:
Pertanyan
yang bersifat positif jika jawabannya :
a). Sangat Setuju Skor
5
b). Setuju Skor
4
c). Cukup Setuju Skor 3
d). Tidak Setuju Skor 2
e). Sangat Tidak Setuju Skor 1
Penyusunan
alternatif jawaban pada angket ini didasarkan pada model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian
gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
N. Teknik Analisis Data
a. Reduksi
Data
Melakukan
seleksi terhadap data-data yang relevan.
b. Deskripsi data
Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini Teknik Kuantitatif, yaitu analisa yang
dapat diklasifikasikan ke dalam kategorikategori yang berwujud angka-angka
yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh
(Husein Umar, 1998 : 37).
Pengolahan
data berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan metode
statistik yang di lakukan dengan program SPSS versi 16 untuk membuktikan
hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian.
Menurut
Sugiyono (2009 : 21) menyatakan bahwa: “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi”
c. Verifikasi Data
Interpretasi data berdasarkan hasil
deskripsi data
M. Keabsahan Data
Proses memvalidasi (menguji keabsahan) data melalui triangulasi dengan cara
membandingkan data yang terkumpul dari berbagai sumber antara lain: tes, hasil
observasi, dan hasil wawancara.
N. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Peneliti
menetapkan kriteria keberhasilan penelitian yang digunakan sebagai dasar
keberhasilan suatu tindakan yang dilakukan.