UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN MELALUI STRATEGI BERMAIN ANGKLUNG
PADA KELOMPOK A PAUD CEMPAKA RW 07
KELURAHAN TEBET BARAT JAKARTA SELATAN
OLEH :
NAMA
: RESMI ASNIM
NPM : 20158410198
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016
UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MELALUI STRATEGI BERMAIN ANGKLUNG
PADA KELOMPOK A PAUD CEMPAKA RW 07
KELURAHAN TEBET BARAT JAKARTA SELATAN
Nama Peneliti : Resmi Asnim
NPM : 20158410198
Unit Kerja : PAUD
Cempaka RW 07 Tebet Barat
Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
Proposal Metodologi
Penelitian
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan
Anak Usia Dini bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi dalam
dirinya baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial
emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, serta fisik motorik untuk siap
memasuki pendidikan Sekolah Dasar. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu
lembaga pendidikan non formal untuk anak sebelum memasuki ke jenjang pendidikan
selanjutnya. Lembaga ini dianggap penting untuk mengembangkan potensi anak
secara optimal. Salah satu kegiatan pembelajaran yang diberikan di Pendidikan
Anak Usia Dini dalam mengembangkan aspek kognitif yaitu pembelajaran mengenal
angka. Anak dapat di katakan mengenal
angka jika anak dapat membilang/menyebut bilangan 1- 5, anak dapat menunjukan bilangan
1-5, serta anak dapat menghubungkan benda dengan bilangan. Kemampuan mengenal
angka pada anak-anak kelompok A PAUD
CEMPAKA RW 07 Kelurahan Tebet Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 masih rendah. Hal
ini terlihat dalam kegiatan menempelkan kartu angka didapatkan bahwa dari 19
anak didik di kelompok A PAUD CEMPAKA yang menunjukkan kemampuan mengenal angka
anak masih rendah dan mengalami kesulitan, dari 19 anak didik yang mendapatkan
bintang 4 = 4 anak, bintang 3 = 3 anak, bintang 2 = 7 anak, serta bintang 1 = 5 anak. Melalui
permainan angklung diharapkan dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam
mengenal lambang bilangan 1-7 untuk anak PAUD, khususnya di PAUD CEMPAKA RW 07
Kelurahan Tebet Barat Jakarta Selatan sehingga kualitas pembalajaran dapat berkembang
secara maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan
Melalui Strategi Bermain Angklung Pada
Kelompok A PAUD CEMPAKA RW 07 Kelurahan Tebet Barat ”.
B. IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan uraian latar
belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam kegiatan belajar
mengajar sebagai berikut :
1. Masih rendahnya kemampuan
membilang peserta didik
2. Rendahnya minat peserta didik
dalam mengenal angka
3. Kurangnya media (alat peraga)
dalam pelajaran mengenal angka
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan uraian
diatas, pembatasan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah guru sudah
menggunakan alat peraga atau media yang sesuai ?
2. Apakah kondisi awal anak didik
untuk mengikuti pelajaran mengenal angka
sudah
memadai ?
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah yang
akan menjadi fokus dari perbaikan pembelajaran yaitu:
“Apakah
menggunakan strategi bermain Angklung dapat meningkatkan kemampuan membilang
permulaan pada anak usia dini di PAUD CEMPAKA RW 07 Kelurahan Tebet Barat Tebet
Jakarta Selatan.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian
tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai pendorong untuk
pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi
pengetahuan bagi orang tua dan guru.
b. Sebagai informasi
pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan membilang
anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik
·
Mendorong
semangat belajar peserta didik terhadap pelajaran mengenal
angka
·
Menanamkan
pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung.
·
Memupuk dan mengembangkan kemampuan berpikir
logis dan kritis dalam memecahkan masalah
yang dihadapi di kehidupan sehari-hari baik sekarang dan masa mendatang.
b. Bagi Pendidik
·
Memudahkan
Pendidik untuk melatih ketrampilan dan kesabaran dalam
mengajarkan pelajaran mengenal angka.
·
Pendidik
dapat menerapkan pelajaran mengenal angka dengan
menggunakan strategi bermain angklung.
·
Membangkitkan
kreativitas guru dalam menerapkan dan menciptakan
inovasi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Bagi sekolah
·
Kegiatan
pembelajaran di kelas akan lebih inovatif dan menyenangkan.
·
Sekolah
akan mampu mengembangkan model-model pembelajaran.
·
Sekolah
akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas
F. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Kemampuan Kognitif, Pengertian
Kemampuan Kognitif Menurut Sujiono, dkk (2006:3.3) kemampuan kognitif merupakan
suatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak terletak pada
pemahaman bagaimana pengetahuan tersebut terstruktur dalam berbagai aspeknya.
Piaget sendiri mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil
kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi
antara keduanya.
2.
Kajian Tentang Lambang Bilangan a. Pengertian Lambang Bilangan 1 Artikel
Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Nur Fitriyana/11.1.01.11.0051
simki.unpkediri.ac.id FKIP-PG.PAUD 7 Pengenalan lambang bilangan pada anak
perlu diberikan sedini mungkin dengan menggunakan cara yang tepat dan sesuai
dengan tahapan perkembangan anak. Dengan mengenalkan lambang bilangan
diharapkan anak akan lebih mudah dalam memahami konsep matematika yang lainnya
pada pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi. Pengenalan lambang bilangan
pada anak akan merangsang perkembangan kognitifnya, sehingga anak dapat
mengolah dan menggunakan lambang bilangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bilangan atau yang disebut lambang bilangan menurut Ruslani (dalam Tajudin,
2008:23) adalah suatu alat pembantu yang mengandung suatu pengertian. Bilangan bilangan
ini mewakili suatu jumlah yang diwujudkan dalam lambang bilangan.
2.
Hakikat Media Angklung. Gagne (Sadiman,
dkk, 2003: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Angklung adalah alat
musik yang terbuat dari bambu dengan notasi yang dilambangkan dengan lambang
bilangan 1 2 3 4 5 6 7. Angklung ini
adalah sebagai media penyampai pesan pada waktu pembelajaran matematika yang
berhubungan dengan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-7. Kerangka Berpikir Peran media dalam
pembelajaran anak usia dini sangat penting. Media adalah sebagai saluran
penyampai pesan dari guru kepada anak didik agar pesan/informasi tersebut dapat
diterima atau diserap anak dengan baik. Melihat kegunaan dan keuntungan yang
dimiliki media angklung pada kegiatan pembelajaran, maka media angklung merupakan salah satu media yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1- 7 pada anak usia dini. Media angklung adalah
media Audio visual yang efektif untuk merangsang kemampuan mengenal lambang
bilangan anak.. Dengan mengenalkan lambang bilangan diharapkan anak akan lebih
mudah dalam memahami konsep matematika yang lainnya pada pembelajaran di
tingkat yang lebih tinggi. Pengenalan lambang bilangan pada anak akan
merangsang perkembangan kognitifnya, sehingga anak dapat mengolah dan
menggunakan lambang bilangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
G. KERANGKA
BERPIKIR TINDAKAN
Refleksi Awal
Dengan strategi pembelajaran
yang monoton mengakibatkan kemampuan membilang anak tidak maksimal.
Pemecahan Masalah
Bermain Angklung
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
·
RPPH
·
Media
·
Instrumens
Kemampuan
Membilang Meningkat
|
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Menggunakan
strategi bermain Angklung dapat
meningkatkan kemampuan mengenal bilangan peserta didik di PAUD CEMPAKA RW 07 Kelurahan
Tebet Tebet Jakarta Selatan.
I. TUJUAN
PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis bertujuan
sebagai berikut :
1.
Mendorong semangat peserta didik dalam
pelajaran mengenal
Angka
2.
Mengembangkan kemampuan mengenal angka dengan
menggunakan
strategi bermain angklung.
.
J. SETTING
PENELITIAN
1. Tempat
Penelitian.
Penelitian
yang akan dilakukan penulis mengambil lokasi di PAUD
CEMPAKA
RW 07 Kelurahan Tebet Barat Kecamatan Tebet Jakarta
Selatan.
2. Waktu
Penelitian.
Adapun penelitian dilaksanakan,
pada semester ganjil tahun pelajaran
2016/2017.
K. METODE
PENELITIAN
Jenis
penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat.Tidak berbeda dengan pengertian
tersebut, Mills (2000). mendefinisikan penelitian tindakan sebagai
“sistematik inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor
sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.
L. LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN
·
Perencanaan
Dalam
kegiatan bidang pengembangan kognitif terutama dalam hal mengenal
bilangan peserta didik masih mengalami
kesulitan dan kurang paham dengan pembelajaran tersebut.
Kegiatan-
kegiatan tersebut adalah :
1. Membilang
bilangan 1-7 dengan benar.
2. Menyanyikan
bilangan 1-7 dengan konsep benda.
3. Mengurutkan
angka untuk bilangan 1-7.
Oleh
karena itu sebagai seorang pendidik penulis berusaha agar peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan membilangnya. Dalam mengadakan perbaikan penulis berdiskusi dengan teman
sejawat konsultasi dengan kepala sekolah, konsultasi dengan supervisor maupun
mencari buku-buku penunjang yang relevan. Penulis berfikir bagaimana mengatasi
permasalahan yang dialami anak dalam kegiatan membilang ini. Kemudian penulis
menyusun rencana perbaikan yang terdiri dari tiga siklus. Apabila hasil yang
dicapai setelah dua siklus belum sesuai dengan harapan penulis, maka akan
dilakukan perbaikan kembali pada siklus berikutnya.
·
Pelaksanaan
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peneliti bersama teman sejawat memulai
perbaikan pada siklus I yang terbagi menjadi dua RPH, yaitu
SIKLUS
I
|
MATERI
|
RPPH
1
|
1. Memperkenalkan
angklung dengan angka 1-7.
|
RPPH
2
|
1. Bermain
angklung dengan bilangan 1 - 7
|
Setelah
siklus I terlaksana dan hasilnya belum sesuai target ketuntasan, maka peneliti
menyusun rencana perbaikan pada siklus II yang terbagi menjadi dua RPPH dengan
materi sebagai berikut :
SIKLUS
II
|
MATERI
|
RPPH
1
|
1. Bermain
Angklung dengan bilangan 1 - 7
|
RPPH
2
|
1. Memainkan
lagu sederhana
|
Setelah
siklus II terlaksana dan hasilnya belum sesuai target ketuntasan, maka peneliti
menyusun rencana perbaikan pada siklus III yang terbagi menjadi dua RPPH dengan
materi sebagai berikut :
SIKLUS
III
|
MATERI
|
RPPH
1
|
1. Memainkan
lagu sederhana
|
RPPH
2
|
1. Memainkan
lagu dengan nomor angklung berbeda
|
·
Pengamatan
Dalam
hal ini, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pengamat melakukan observasi
sekalius mengevaluasi terhadap aktivasi guru dan peserta didik. Hal-hal yang
perlu diamati dan dievaluasi dalam setiap perbaikannya nampak pada tabel
berikut :
Siklus
|
Guru
|
Anak
didik
|
I
|
1. Penguasaan
materi.
2. Pemanfaatan
alat
permainan.
|
1. Keaktifan
anak.
2. Kemampuan
anak dalam
mengenal lambang bilangan
|
II
|
1. Penguasaan
materi.
2. Pemanfaatan
alat
permainan.
|
1. Keaktifan
anak.
2. Kemampuan
anak dalam
memainkan lagu
|
III
|
Penguasaan materi
Pemanfaatan alat
permainan
|
Keaktifan anak
Kemampuan anak dalam
memainkan lagu
|
·
Refleksi
Berdasarkan
hasil pengamatan atau teman sejawat maupun peneliti sendiri didapatkan hasil
sebagai berikut:
1. SIKLUS I
Dalam bermain angklung anak
mampu mengenal angka walaupun belum
maksimal
2. SIKLUS II
Bermain angklung anak
merasa senang dan antusias sehingga anak dapat
Memainkan lagu.
3.
SIKLUS III
Anak
merasa senang memainkan media angklung sehingga dapat memainkan lagu, anak
mulai dapat memainkan nomor angklung yang berbeda.
M.
SUMBER DATA
Sumber
data penelitian ini adalah PAUD CEMPAKA RW 07 Kelurahan Tebet Barat Tebet
Jakarta Selatan yang mempunyai 3 kelompok usia yaitu 5-6 tahun,4-5 tahun, 3-4
tahun. Penelitian ini dilakukan pada kelompok usia 3-4 tahun.yang terdiri dari
7 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki. Satu guru kelas dan
dua guru pendamping.
N. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Dalam
penelitian ini ada 2 teknik pengumpulan data yaitu observasi dan penugasan atau
pemberian tugas.
a. Observasi
Cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara pengamatan
langsung terhadap sikap perilaku guru dan anak.
Tujuannya
adalah mengamati peristiwa yang dirasakan subjek dan untuk mengembangkan pemahaman
tentang kognitif ( mengenal bilangan )
Format
Observasi.
No
|
Observasi
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Guru
|
|||||
1
|
Kesiapan guru
|
||||
2
|
Membuat RPPH
|
||||
3
|
Alat atau sarana
prasarana
|
||||
4
|
Mempersiapkan kelas
sesuai dengan tema dan kegiatan yang dilakukan
|
||||
5
|
Penguasaan materi
|
||||
Siswa
|
|||||
1
|
Prilaku peserta didik
|
||||
2
|
Kreatifitas peserta didik
|
||||
3
|
Hasil belajar peserta
didik
|
Keterangan:
4 : Sangat
baik
2 : Sedang.
3 : Baik.
1 : Kurang.
b. Penugasan atau pemberian
tugas
Suatu penelitian dimana guru dapat
memberikannya setelah melihat hasil
kerja anak. Pemberian tugas dapat
dilakukan secara kelompok atau individu.
Tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh
mana hasil kerja anak selama
dalam mengikuti proses belajar
mengajar atau menerima materi
O. TEKNIK ANALISA DATA
1.
Reduksi
data ( Pada pemilihan data pilihlah data yang relevan )
2.
Deskripsi data ( memaparkan data yang ada )
3.
Verifikasi
Penulis
melakukan musyawarah atau diskusi dengan teman sejawat, maka
setelah melaksanakan observasi dan pemberian tugas. Peneliti atau
pengamat menganalisa dengan memakai format atau lembar tugas, dimana pengamat
tinggal memberikan tanda check list (√) pada tempat yang
disediakan dan sedikit memberi komentar atau saran perubahan tingkah laku anak
dalam pembelajaran mengenal bilangan.
Dalam
hal ini selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengamat melakukan
observasi terhadap aktifitas guru dan murid. Hal-hal yang perlu dipersiapkan
antara lain :
1. Persiapan
sarana.
2. Penguasaan
materi.
3. Pemanfaatan
dan penggunaan alat peraga.
4. Keaktifan
peserta didik dalam melakukan kegiatan.
Selama
proses belajar mengajar pengamat melakukan observasi terhadap perubahan tingkah
laku peserta didik. Beberapa tingkah laku peserta didik yang diamati antara
lain:
1. Peserta
didik tidak memperhatikan penjelasan guru.
2. Peserta
didik mengganggu teman.
3.
Peserta didik ada yang bermain sendiri.
4. Peserta
didik tidak aktif dalam demonstrasi.
5. Peserta
didik tidak tertarik dengan kegiatan yang disajikan guru.
Maka
pengamatan tentang perubahan tingkah laku dilaksanakan setiap siklus agar
mengetahui setiap perubahan dan dapat mengambil kesimpulan mana yang harus
dilakukan, metode apa yang paling tepat dan mana sarana yang masih harus
dilengkapi.
P.
KEABSAHAN DATA
Pengecekan
keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
Pengamat
mengunakan teknik-teknik penelitian lapangan baik dari observasi pada peserta
didik , guru dan wawancara dan diskusi terhadap peserta didik dan guru serta
lingkup yang terkait.
Q. KRITERIA KEBERHASILAN PENELITIAN
Indikator
keberhasilan penellitian tindakan kelas
ini adalah apabila kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berhasil
apabila terjadi perubahan yaitu meningkatnya kemampuan yang di peroleh oleh
anak. Perubahan anak didik dalam mengenal bilangan permulaan menyusun angka.
Kegiatan pembelajaran dengan mengunakan media yang kreatif pada anak usia dini
termasuk dalam aspek kognitif. Menurut Mulyasa (2002: 99) keberhasilan kelas
untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa
mencapai 65% secara individu dan 85% secara klasikal.
Daftar Pustaka
Nurani,
Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks,
2013.
Hurlock B. Elisabet, Perkembangan Anak Jilid 1 ( Edisi 6 ).
Jakarta : Erlangga,
1999.
Sari, Yulvia, Strategi Pengembangan Matematika Anak Usia
Dini, Semarang :
IKIP Veteran Press, 2001
Mujito, AK, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangn
Kognitif. Jakarta :
Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar, 2007.
Asmani, Jamal Ma’ruf, Penelitian Tindakan Kelas. Jokjakarta :
Laksana, 2011
Kayvan, Umy, Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak.
Jakarta : Media Kita, 2009.
Tim Dosen STKIP Kusuma
Negara, Buku Pedoman Penulisan dan
Bimbingan
Skripsi. Jakarta : STKIP Kusuma Negara, 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar