PENGEMBANGAN KREATIFITAS ANAK USIA 5
SAMPAI 6 TAHUN
MELALUI KEGIATAN KOLASE DI PAUD
ROSELA
LENTENG AGUNG JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN
Diajukan untuk memenuhi
syarat mata kuliah
Metodologi Penelitian
Dosen : ISWADI M.Pd
OLEH:
N a m a : Sukarti Any
Purwaningsih
K e l a s :
3-F
N P M : 20158410246
Semester : Ganjil
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMANEGARA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Mahakuasa, karena berkat Rahmat dan Kurnia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian dengan Judul PENGEMBANGAN
KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN, di tempat penulis mengambil peran
didalamnya, akhirnya tepat pada waktu
yang telah ditentukan makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam
menyelesaikan penelitian makalah ini, penulis mendapat banyak masukan, saran,
serta bimbingan dari bergai pihak. Kiranya tidaklah berlebihan bila penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
-
Bapak Iswadi M.Pd., selaku Dosen
Metodologi Penelitian
-
Semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya Makalah ini
Besar harapan
penulis, makalah ini dapat memberikan kontribusi kepada para pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini di tempat
penulis berperan khususnya dan para Pendidik Anak Usia Dini di seluruh
Indonesia.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin masih banyak kekeliruan
dan kekurangan yang ada, namun dengan hati yang lapang dan tangan terbuka
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran membangun guna lebih
meyempurnakan makalah ini.
Jakarta,
02 Desember 2016
Salam Hormat,
Peneliti
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
Anak Usia Dini adalah pendidikan yang sangat penting, yaitu dimulai pada saat
ini anak-anak harus diberikan stimulus-stimulus atau rangsangan agar
perkembangannya optimal. Salah satunya adalah pemberian kegiatan kreativitas
pada anak agar dapat merangsang motorik halus, dalam memberikan kreativitas
pada anak dapat dilakukan oleh orang tua, atau pendidik agar anak dapat
mengembangkan kreatifitasnya dengan sebagaimana imajinasinya.
Pengembangan
kreatifitas adalah suatu kegiatan yang dapat mengembangkan banyak aspek,
perkembangan anak terutama anak usia dini. Dengan melakukan kegiatan pengembangan
kreatifitas pada anak, maka banyak aspek yang dikembangkan seperti aspek
kognitif, bahasa, motorik halus, sosial emosional dan masih banyak lagi’
Dalam
rangka meningkatkan pengembangan kreatifitas banyak hal yang dilakukan anak
salah satunya melakukan kegiatan kolase, yaitu kegiatan menempel berbagai
macam gambar pada sehelai kertas dengan tekstur dan ukuran
yang berbeda, maka akan menghasilkan seni yang utuh. Pengembangan kretifitas
yang dapat dikembangkan seperti berimajinasi, keindahan, ketelitian dan
kesabaran.
Dengan
melakukan kegiatan membuat kolase pada anak diharapkan pengembangan kreatifitas
anak semakin baik, agar kegiatan kreatifitas tersebut berjalan dengan baik maka
dalam kegiatan haruslah menyenangkan dengan metode belajar sambil bermain, maka
anak akan merasa aman dan tidak tertekan, serta tidak membosankan, pada
akhirnya tujuan belajar tercapai dengan baik.
Dari
uraian tersebut diatas peneliti terdorong untuk melakukan kegiatan penelitian, yaitu
: PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 5 – 6 TAHUN MELALUI KEGIATAN KOLASE DI
PAUD ROSELA LENTENG AGUNG.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
uraian Latar Belakang Masalah diatas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Bila hasil kreatifitas anak tidak memuaskan guru atau pendidik
2. Akibat bila pendidik kurang dapat mengembangkan kreatifitas seni pada
anak
3. Anak tidak dapat menjelaskan kegiatan seni kolase dengan baik
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan
pada identifikasi masalah penelitian ini dibatasi pada masalah
sebelumnya, maka penulis dalam
penelitian ini membatasi ruang lingkup pada
pembahasan :
·
Keterampilan pengembangan kreativitas
usia 5 sampai 6 tahun pada PAUD ROSELA Lenteng Agung melalui kegiatan kolase.
·
Penggunaan metode kolase untuk
mengembangkan imajinasi kemampuan keterampilan peserta didik.
D.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, dan Pembatsan masalah diatas,
maka perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Sejauh mana kreativitas anak usia
5 sampai 6 tahun pada PAUD ROSELA
Lenteng Agung
2. Bagaimana perkembangan
kreatifitas anak usia 5 sampai 6 tahun pada PAUD
ROSELA Lenteng Agung setelah diadakan pengenalan kolase
3. Adakah peningkatan kreatifitas
anak setelah diadakan pengenalan kolase
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Guru/Pendidik
Melalui
penelitian ini diharapkan bisa menambah wacana dan ilmu pengetahuan bagi para
guru/pendidik anak usia dini dengan memilih jenis kreatifitas permainan
diharapkan dapat membantu menstimulasi dan mengembangkan kemampuan kreativitas.
2. Bagi Orang Tua
Penelitian
ini juga diharapkan bisa memberikan informasi kepada orang tua dan masyarakat
luas agar dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara optimal.
3. Bagi Anak Didik
Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat membuat anak didik menjadi lebih senang
dan gembira pada saat mereka bermain kreativitas, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan motorik nya, dalam hal ini motorik halusnya.
4. Bagi Peneliti
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan pemecahan masalah penelitian,
terkait dengan atau penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengembangan kreativitas.
F. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pengembangan Kreativitas
A. Pengertian Kreativitas
Menurut
James Gallaher (1985) mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu proses
mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya.
Menurut
Wahyudin (dalam Anak Kreatif, 2007), Kreativitas kemampuan menghasilkan sesuatu
yang baru dan orisinil, yang berwujud ide-ide dan alat-alat serta lebih
spesifik lagi, keahlian untuk menemukan sesuatu yang baru. Jadi kreativitas itu
sekedar menghasilakn dan menemukan , tidak lebih dan tidak kurang, karena
sebenarnya kreativitas sudah ada tetapi
masih tersembunyi yang sudah diciptakan oleh Tuhan.
Menurut
Rogers (1962) bahwa kreatifitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri,
mewujudkan potensi, dorongan untuk menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan
dan mengaktifkan semua kemampuan organism.
Menurut
JW Santrock, kretifitas adalah kemampuan untuk berfikir dalam caera-cara baru
dan tidak biasa serta menhasilkan pemecahan masalah-masalah yang unik. Sebagian
besar orang-orang kreatif adalah orang-orang yang cerdas, tetapi sebaliknya
orang-orang yang cerdas belum tentu kreatif. Banyak orang yang berkecerdasan
tinggi (yang meraih skor tinggi dalam tes kecerdasan) yang menghasilkan
sejumlah produk, tetapi produk-produk itu bukan suatu yang baru.
B. Pengertian Pengembangan Kreativitas
Yaitu
upaya mensukseskan program pengembangan kreatifitas, baik itu pada Taman
Kanak-Kanak ataupun pada pendidikan yang
sejenisnya.
2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kreatifitas.
1. Dengan berekspresi orang dapat mewujudkan dirinya dan
perwujudan/aktualisasi diri merupakan
kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi
pada hidup manusia (Maslow, 1967)
2. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
terhadap suatu masalah. Merupakan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini
masih kurang mendapat perhatian
(Goilford, 1967).
3. Kreatif dan sibuk diri tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain,
tetapi juga memberikan kepuasan bagi
diri sendiri.
4. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya,
dalam era pembangunan ini kesejahteraan
dan kejayaan masyarakat dan negara
bergantung pada sumbangan kreatif,
berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan
baru, dan teknologi baru. Untuk mencapai
hal itu diperlukan sikap, pemikiran,
dan perilaku yang dipupuk sejak dini.
Pengertian Seni Kolase
Kolase
yang dalam bahasa Inggerisnya disebut “College” berasal dari “Coller”dalam bahasa
Perancis yang berarti “merekat”. Kolase adalah karya seni rupa yang dibuat
dengan cara menempel bahan apa saja
kedalam satu komposisi yang serasi, sehingga menjadi satu kesatuan karya, yang
menjadi esensi kolase adalah “menempelkan atuau merekatkan”
Kolase
dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam bahan
pada sehelai kertas yang datar. Anak-anak di kelas bekerja dengan
batasan-batasan tertentu memilih dan kemudian mengatur potongan dari bentuk
–bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan lain-lain.
Ciri-Ciri Anak Kreatif
1. Mempunyai daya inovasi yang kuat,
mampu memperagakan atau membayangkan
hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal
namun
selalu menggunakan kesempatan yang muncul.
2. Mempunyai inisiatif, tidak
menunggu namun selalu menggunakan kesempatan
yang muncul.
3. Menggunakan minat yang luas, rasa
ketertarikannya tidak hanya bergantung
pada
satu hal saja, namun punya rasa ingin tahu yang tinggi.
4. Bebas dalam berfikir, tidak takut
salah tapi berani dan tidak terpancing pada hal-
hal yang sudah ada
5. Bersifat ingin tahu, selalu
terdorong untuk mengetahui lebih banyak. Contoh :
selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan
sebagainya.
6. Selalu ingin mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru, selalu mencari dan
berusaha memperoleh hal-hal yang baru.
7. Percaya diri, mempunyai keyakinan
bahwa dirinya juga punya kemampuan.
8. Penuh semangat(energik) terlihat
aktif, baim fikiran maupun tindakan
9. Berani mengambil Resiko (tidak
takut membuat kesalahan) berani meskipun
pendapatnya belum tentu benar, merasa tertantang pada situasi-situasi
yang sulit.
10. Berani berpendapat dan mempunyai
keyakinan, jika memiliki pendapat tidak
mudah goyah oleh pendapat orang lain.
G. KERANGKA BERFIKIR TINDAKAN
Dalam
penelitian ini penulis menguji Hipothesis yang memiliki variabel bebas, pengembangan
kreatifitas melalui kegiatan seni kolase, yaitu kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru dan orisinil yang mewujudkan cita-cita/ide-ide dan
alat-alat serta keahlian untuk menemukan sesuatu yang baru, yang relative
berbeda dengan yang telah ada.
Kurangnya
kegiatan pengembangan kemampun kreativitas, keseimbangan dalam pembelajaran
motorik halus, kemampuan anak harus diajarkan dan dilatih sesering mungkin sehingga kepercayaan
diri anak untuk melakukan kegiatan ini tidak akan menimbulkan rasa takut, malu atau trauma,
anak akan menyukai permainan seni kolase pasti ingin mencoba dan mencoba lagi.
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian teori rancangan, teori alternative atau desain
alternative tindakan yang dipili serta pengembangan konseptual perencanaan
tindakan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan Hipothesis penelitian
tindakan ini adalah :
“PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 5 SAMPAI 6 TAHUN MELALUI
KEGIATAN KOLASE DI PAUD ROSELA LENTENG
AGUNG JAGAKARSA JAKARTA SELATAN
“
I. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus Anak usia 5
sampai 6 tahun di PAUD ROSELA Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan melaui
kegiatan seni kolase
Adapun tujuan khusus pada penelitian
ini yaitu :
1.Untuk mendiskripsikan secara
empirik, prosentase peningkatan kemampuan
kreativitas anak usia 5 sampai 6 tahun di PAUD ROSELA Lenteng Agung
2. Untuk menganalisa secara deskriptif
peningkatan kemampuan kemampuan
kreatifitas anak usia 5 sampai 6 tahun di PAUD ROSELA Lenteng Agung
melalui
seni kolase
3. Untuk mengetahui apakah bermain
seni kolase dapat meningkatkan kemampuan
kemampuan kreatifitas anak usia 5 sampai 6 tahun di PAUD ROSELA Lenteng
Agung
J. SETTING PENELITIAN
1. Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD
ROSELA yang terletak di Jalan AMD VIII
RT 010 RW 01 No. 20 Lenteng Agung,
Jagakarsa Jakarta Selatan
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Tahun
Ajaran 2016/2017, yakni bulan Pebruari
sampai Maret 2017
K. METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dalam bentuk tindakan kolaboratif. Menurut Suharsini Ari Kunto,
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki
mutu praktek pembelajaran di kelasnya.Pada penelitian kolaboratif, peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas.
Peneliti
terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal sampai dengan hasil
penelitian berupa laporan. Dengan demikian sejak perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi, peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencatat dan mengumpulkan data lalu menganalisa data tersebut, serta berakhir
dengan melaporkan hasil penelitian.
L. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian terdiri
dari 3 (tiga) siklus, setiap siklus terdiri dari 4 (empat) Tahap, yaitu :
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada Siklus Pertama dilaksanakan lima
kali pertemuan, adapun tahap-tahap
perencanaan pada siklus ini meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan guru
kelas tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan kreatifitas melalui kegiatan kolase pada anak usia 5 sampai 6 tahun
dan berkolaborasi dengan guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai
observer.
2. Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH)
b. Pelaksanaan
Yaitu melaksanakan RPPH yang telah dibuat, membiasakan
diri pada anak untuk menjawab pertanyaan dan berbicara sesuai dengan apa yang
dilihat dan apa yang didengarnya.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Tahap tindakan dan pengamatan dalam hal ini dilakukan dalam waktu
yang bersamaan
d. Refleksi
Peneliti mendiskusikan tentang hasil
pengamatan dan hasil belajar mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang sudah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada siklus Kedua dilaksanakan delapan
kali pertemuan, pada siklus ini berisi tentang gambaran masalah yang terjadi
pada siklus pertama yang akan diatasi untuk selanjutnya dituangkan ke dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH)
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) yang sudah dibuat pada siklus pertama, membiasakan
pada anak untuk berkomentar, menjawab pertanyaan dan membiasakan anak untuk
bercerita sesuai dengan apa yang dilihat, didengar ataupun yang dialaminya.
c. Pengamatan
Peneliti banyak melakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang diperlukan dan Kejadian-kejadian selama pelaksanaan
berlangsung. Anak mulai ada perubahan,
mulai aktif bertanya dan selalu mencoba bercerita atau menceritakan kembali
tentang pengalaman-pengalaman yang dialami walau masih banyak kekurangan.
d. Refleksi
Peneliti dan pengajar mendiskusikan
hasil pengamatan yang sudah mulai menunjukkan hasil positif dan menyusun
langkah-langkah selanjutnya untuk mendukung peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran berikutnya/selanjutnya
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Pada siklus ketiga dilaksanakan dua
belas kali pertemuan. Pada siklus ini be risi tentang gambaran-gambaran masalah
yang terjadi pada siklus kedua, yaitu yang akan diatasis selanjutnya dituangkan
kedalam bentuk Semua Hasil Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini Rencana pelaksanaan yang
telah dibuat pada siklus ketiga membiasakan pada anak untuk berbicara, menjawab
pertanyaan dan membiasakan anak untuk bercerita sesuai dengan apa yang telah
dilihat dan diperdengarkannya.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
sedang berlangsung, anak sudah mulai terbiasa dan bertanya ada beberapa anak sudah
mulai mencoba menceritakan apa yang dilihat dan didengarnya.
d. Refleksi
Peneliti dan pengamat mendiskusikan
dari hasil pembelajaran yang dilakukan, selama proses pembelajaran penelitian
telah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka peneliti dan pengamat
merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian, karena memenuhi target yang
diharapkan.
M. SUMBER DATA
Suber
data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
-
Semua siswa usia 5 sampai 6 tahun di
PAUD ROSELA Lenteng Agung
-
Guru/pendidik inti pada PAUD ROSELA
Lenteng Agung
-
Guru pendamping pada PAUD ROSELA
Lenteng Agung
-
N. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi dan format wawancara/interview. Observasi
dilakukan untuk melihat dan mengamati siswa usia 5 sampai 6 tahun dalam
kegiatan pembelajaran, juga dipergunakan untuk mengamati keterampilan
kreatifitas siswa-siswa. Wawancara dilakukan dengan format wawancara yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
b. Studi dokumen
Studi dokumen diambil dari berbagai
sumber buku bacaan yang mendukung data prosen penelitian
O. TEKNIK ANALISA DATA
Analisa
data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
: memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan, yakni hasil dari pengamatan
keterampilan pengembangan kreatifitas melalui kegiatan kolase. Penghitungan
data kuantitatif adalah dengan menghitung hasil akhir peningkatan keterampilan
kuantitas anak pada setiap siklus. Data tersebut diperoleh bukan dari observasi
yang telah disusun sebelumnya, dengan demikian dapat diketaui prosentase
keterampilan kolase anak hasil yang diperoleh dalam perhitungan kualitatif
kemudian dideskripsikan secara naratif, kemudian data yang akan dianalisis
berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan berlangsung, melalui
pengembangan kreatifitas dalam kegiatan kolase.
Data
keterampilan pengembangan kreatifitas yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan
statistik deskriptif sederhana. Peneliti melakukan proses analisis data dengan
menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
P = F/n X 100%
P = angka prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Jumlah responden anak
Menurut Ari Kunto (2010:192) yaitu data tersebut akan diinterpretasikan
kedalam 4 golongan atau kriteria :
1. Kriteria ( 0% ) : 0 – 25 BB
2. Kriteria ( 0% ) : 26 – 50 MB
3. Kriteria ( 0% ) : 51 – 75 BSH
4. Kriteria ( 0% ) : 76 – 100 BSB
P. KEABSAHAN DATA
Untuk pengecekan keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
1. Menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran,
2. penelitian lapangan
3. Observasi
4. Diskusi dengan guru kelas
Q. KRITERIA KEBERHASILAN PENELITIAN
Keberhasilan dalam penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah apabila
kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan
terjadi perubahan pada peserta didik, berupa peningkatan kemampuan, kreatifitas
dalam kegiatan seni kolase.
Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari peningkatan rata-rata
prosentase pada
setiap aspek kemampuan yang
dikembangkan, yaitu apabila 90% dari jumlah siswa memperlihatkan indikator
kemampuan dalam prosentase baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Citra.
Hasan, Maimunah. 2009. PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press.
Kurniawati, Euis dan Yeni
Rachmawati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta: Kencana.
Muharrar, Syakir dan Sri Verayanti.
2013. Kreasi Kolase Montase Mozaik
Sederhana. Jakarta: Erlangga.
Seto, Kak. 2004. Bermain dan
Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Sujiono, Anas. 2011. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukardi, Evan dan Hajar Pamadhi.
2012. Seni Keterampilan Anak, Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
W, Santrock J. 2007. Perkembangan
Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar