here we are

here we are

Kamis, 05 Januari 2017

Proposal Penelitian PAUD Oleh Siti Riqqoh



UJIAN TENGAH  SEMESTER (UTS)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Iswadi, M. Pd


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA DI PAUD SYARIF HIDAYATULLAH KELURAHAN BUKIT DURI KECAMATAN TEBET JAKARTA SELATAN







Oleh:
SITI RIQQOH
NPM 20158410238


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN  ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016




A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikanya. Sekaligus juga menunjukkan sesuatu bagaimana warga Negara bangsanya berpikir dan berprilaku secara turun-temurun hingga kepada generasi berikutnya yang dalam perkembangannya akan sampai pada tingkat peradaban yang maju atau meningkatnya nilai-nilai kehidupan dan pembinaan kehidupan yang lebih sempurna.[1][1]
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.[2][2]
pendidikan yang dimulai sejak dini akan berbeda, karena dengan pendidikan atau pembiasaan akan lebih meransang otak anak untuk menerima pendidikan-pendidikan selanjutnya. Melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal atau diakui masyarakat. Hendaknya pendidikan juga memperhatikan lingkungan disekitarnya, sehingga tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Setiap anak membutuhkan ransangan pendidikan untuk mengoptimalkan potensinya. Melalui pendidikan anak juga diperkenalkan dengan lingkungannya agar dia dapat menyesuaikan diri ilingkungannya.[3][3] Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan kartu menuju sehat (KMS) dan deteksi tumbuh kembang anak. Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan, yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orangtua dan orang dewasa untuk memberikan ransangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.[4][4] Bentuk kerja sama dengan orangtua dan orang dewasa ini sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui enam aspek perkembangan yang meliputi aspek moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, seni, dan sosial-emosional. Maka dari itu, pendidik dituntut kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di PAUD, terutama dalam meningkatkan kecerdasan bahasa anak.
Kemampuan berbahasa sangat dibutuhkan anak untuk berkomunikasi, atau berhubungan dengan orang lain. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak didiknya adalah dengan menggunakan metode karya wisata.[5][5]
Karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Dengan karyawisata anak-anak dapat diajak untuk mengamati manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Dengan mengamati secara langsung, anak dapat memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan itu diperoleh melalui panca indera seperti penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan dan perabaan.[6][6] Manfaat metode karyawisata bagi anak adalah dapat menumbuhkan minat anak untuk mengenal dan belajar mengenai sesuatu hal yang nyata. Dengan karyawisata, anak juga belajar untuk mengamati dan melakukan kegiatan-kegiatan lain, misalnya bermain peran, mencocokkan gambar dengan kata, bercerita dan sebagainya.[7][7]
Penggunaan metode ini dikarenakan pembelajarannya yang menarik dan menyenangkan serta banyak diminati oleh anak. Pendidikpun dapat memanfaatkan lingkungan dan alam sekitar sebagai objek wisata.
Dengan demikian akan lebih mudah untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak. Perkembangan bahasa anak memang masih jauh dari sempurna. Namun potensinya dapat diransang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan anak-anak akan mempengaruhi keterampilan anak dalam berbicara atau berbahasa.[8][8] Maka dalam hal ini pendidik di tuntut untuk berkomunikasi baik dengan anak.
Fungsi strategis dijalankan guru yaitu membantu anak agar mampu berbahasa dengan baik. Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan metode pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan anak disekolah. Guru selama ini telah berusaha menjalankan fungsinya sebagai pendidik yang membantu terlaksananya pendidikan dan pembelajaran. 
Pengembangan metode karyawisata menjadi sangat penting jika guru di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet adalah ingin meningkatkan kecerdasan berbahasa anak. Namun permasalahannya, metode karyawisata di PAUD Darul Amin Kedemangan kabupaten Muaro Jambi hanya dilaksanakan sekali dalam satu semester, sehingga peningkatan kecerdasan berbahasa anak menjadi tidak optimal. Keterbatasan dana menjadi alasan dalam pelaksanaan metode karyawisata. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pendidik mengenai hal yang diperlukan dalam mengembangkan metode tersebut, padahal pendidik dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai tempat wisata.
Dari hasil grand tour pada 10 November 2016, pengelola PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet sudah menjalankan program kerjanya misal: rapat dengan anggota guru yang membahas tentang pengembangan metode pembelajaran anak usia dini secara berkala dan berkelanjutan, memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan, mendata sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Hanya saja dalam pelaksanaan program khususnya pengembangan metode karyawisata, kepala sekolah masih mengalami kesulitan mencari tempat wisata. Kondisi ini mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran yang sifatnya mendesak, misalnya; kegiatan pembelajaran sehari-hari.
 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya kepala sekolah mempunyai suatu program yang telah direncanakan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak, dipantau dan dikoordinir pelaksanaanya, dan pada akhirnya dari setiap pelaksanaan kegiatan dievaluasi untuk melihat sejauh mana kekurangan-kekurangan dan keberhasilan yang telah dicapai demi perkembangan metode karyawisata dalam meningkatkan bahasa anak. Dengan demikian akan sangat terlihat arti dari peran kepala sekolah dalam membantu pendidik.
PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet juga menghadapi sejumlah kendala dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak, hal ini diduga kurangnya kekompakan pendidik untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet Jakarta Selatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang berkenaan dengan judul: Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet Jakarta Selatan.

B.     Identifikasi Masalah

                        Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat identifikasi sebagai berikut:
1.      Kurangnya kreativitas guru dalam metode pembelajaran
2.      Rendahnya kemampuan anak dalam berbicara
3.      Metode pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet belum optimal.

C.    Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya memfokuskan kajian tentang peranan guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.

D.    Perumusan Masalah
                  Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode karya Wisata di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet” adalah:
1.      Bagaimana meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet?
2.      Apa saja kendala dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet?
3.      Bagaimana upaya mengatasi masalah dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet?

E.     Manfaat Penelitian
1.                  Manfaat teoritis
Sebagai salah satu masukan, pikiran dan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam membantu meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.
2.    Manfaat praktis
a.    Bagi anak
Dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan kecerdasan linguistik dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui metode karyawisata sesuai dengan tahap perkembangannya sehingga anak mudah memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
b.    Bagi guru PAUD
Pendidik memperoleh pengalaman yang menarik dan gambaran umum mengenai upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui metode karyawisata di PAUD.
c.    Bagi sekolah
Dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan menjadi data sekolah, member pengetahuan baru tentang kemampuan bahasa anak melalui metode karyawisata. 
F.     Kajian Pustaka
     1.    Kecerdasan Bahasa
            Badudu mengemukakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya.bahasa sebagai sistem bunyi yang sering digunakan masyarakat dalam rangka bekerja sama, berinteraksi dengan mengidentifikasi diri.[9][9] [9] Gunarti Winda, dkk. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK. Jakarta: Depdiknas, 2008, h. 1.35 Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi antar seseorang untuk menyampaikan informasi melalui kombinasi symbol-simbol sesuai dengan ketentuan atau sistem komunikasi yang digunakan seseorang untuk memperoleh informasi.
            Kecerdasan linguistik (bahasa) adalah kemampuan dalam mengolah kata atau menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berkaitan dengan proses berpikirnya.[10][10]       Kecerdasan linguistik-verbal mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca dan menulis. Kecerdasan verbal penting bukan hanya untuk keterampilan berkomunikasi melainkan juga penting untuk mengungkapkan pikiran, keinginan dan pendapat seseorang.[11][11]          Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kecerdasan bahasa adalah kecerdasan dalam mengolah kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasan ini memiliki empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
2.    Metode karyawisata
            Metode karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan tema yang dibahas. Melalui kunjungan tersebut anak dapat mengamati langsung sekaligus memperoleh kesan dari pengamatannya.[12][12]            Melalui metode karywisata diharapkan dapat: (1) meransang minat anak terhadap sesuatu; (2) memperluas informasi yang diperoleh di tempat kegiatan; (3) memberi pengalaman belajar secara langsung; (4) menumbuhkan minat anak terhadap sesuatu; (5) menambah wawasan anak; (6) menjadi sarana rekreasi; (7) memberi perasaan yang menyenangkan; (8) sarana mempererat hubungan antara orangtua dan pendidik PAUD, orangtua dengan orangtua, orangtua dengan anak, serta anak dengan anak.[13][13] Karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pengajaran di PAUD dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataanyang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Pengamatan secara langsung bagi anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini juga diperoleh melalui panca indera yakni mata, lidah, telinga, hidung dan tangan.
            Metode karyawisata sering diidentikkan dengan kegiatan darma wisata rekreasi yang hanya dilaksanakan diakhir tahun kegiatan pengembangan. Padahal, metode karyawisata merupakan suatu metode yang memungkinkan pendidik untuk mengajak anak berkunjung ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu hal secara lebih mendalam dan konkret. Metode karyawisata akan membantu anak memahami kehidupan nyata dalam lingkungan sekitar mereka. [14][14]
Anak dengan menggunakan ke lima inderanya untuk mengamati dunia nyata secara langsung dalam kegiatan karyawisata dapat mengembangkan pengetahuan dan memperluas wawasan:
a.    Setiap benda itu mempunyai sifat-sifat yang dapat dilihat, dibau, didengar, dirasakan dan diraba serta dapat dideskripsikan.
b.    Benda-benda itu dapat dibandingkan satu dengan yang lain berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat, dibau, didengar, dirasakan dan diraba.
c.    Benda-benda itu dapat digolong-golongkan berdasarkan kesamaan sifat yang dapat dilihat, dibau, didengar, dirasakan dan diraba. [15][15]
            Karena proses belajar anak lebih ditekan pada “berbuat” daripada mendengarkan ceramah, maka mengajar anak usia dini itu lebih merupakan pemberian bahan dan aktivitas sedemikian rupa sehingga anak belajar menurut pengalamannya sendiri. Ini berarti bahwa melalui karyawisata diharapkan anak mendapat kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan dan dihadapkan dengan bermacam benda yang dapat menarik perhatiannya, memenuhi kebutuhan rasa ingin tahunya, dan mengadakan kajian terhadap fakta yang dihadapisecara langsung. Karyawisata member kesempatan anak untuk melihat, mendengar, membau, mengecap dan meraba tentang benda-benda disekitarnya. Berbagai macam pengalaman yang diperoleh dengan tangan pertama tersebut merupakan hal yang menarik perhatian dan akan mendorong anak ingin mengetahui dan mengkaji lebih lanjut semua hal yang dipersepsikan. [16][16]      Karyawisata merupakan metode yang dapat menumbuhkan minat anak untuk mengenal dan belajar mengenai sesuatu hal yang nyata. Misalnya, untuk menumbuhkan minat tentang dunia binatang, anak dapat dibawa berkaryawisata ke kebun binatang. Sedangkan untuk mengembangkan pengetahuan dan mengenal lingkungan sekitar secara nyata, anak dapat diajak ke pantai/laut, ke gunung, kebun bunga dan buah atau kantor pos, dan kapal laut. Beberapa hal yang mungkin dilakukan anak setelah mengamati berbagai benda adalah:
a)    Anak berusaha mempertajam kesan pengamatannya sehingga memperjelas pengertian tentang sesuatu hal. Misalnya, setelah anak-anak diajak ke kebun binatang, mereka lebih memahami berbagai jenis, ukuran dan suara binatang. Atau setelah diajak ke kantor pos anak akan menjadi paham tentang tukang pos, surat, amplop dan sebagainya. Pemahaman merupakan penguatan bagi anak untuk mempelajari sesuatu hal atau benda lebih lanjut.
b)   Anak berusaha untuk mereproduksi hal-hal yang telah diamatinya. Reproduksi lebih mudah dikomunikasikan kepada guru atau anak lain dibandingkan bila dikemukakan melalui kata-kata.[17][17]

G.    Kerangka Berpikir Tindakan
Kolbiyah, Suci. 2010. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui metode Karyawisata pada Anak Kelompok B TK Al Hidayah 01 Dadaplangu Ponggok Blitar. kemampuan berbicara merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan/kesanggupan anak menyusun kosa kata menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur dapat dilatih agar mereka biasa berinteraksi dengan yang lainnya, serta anak dapat memberikan keterangan / informasi tentang suatu hal secara sederhana.
            Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak yang meliputi aspek kelancaran berbicara anak, kenyaringan berbicara anak, dan keruntutan berbicara anak, serta mendiskripsikan pelaksanaan metode karya wisata dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada kemampuan berbahasa di TK Al Hidayah 01 Dadaplangu Ponggok Blitar.
            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Metode  karya wisata. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.
            Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak, yaitu pada aspek kelancaran berbicara hasil yang diperoleh pada siklus I persentase nilai rata-rata siswa 67% dan pada siklus II naik menjadi 86%. Pada aspek kenyaringan berbicara hasil yang diperoleh pada siklus I persentase nilai rata-rata anak 69% dan pada siklus II naik menjadi 85%. Pada aspek keruntutan berbicara hasil yang diperoleh pada siklus I persentase nilai rata-rata anak 72% dan pada siklus II naik menjadi 85%.
            Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan agar guru mencoba menerapkan metode karya wisata untuk membantu mengatasi kesulitan anak pada pembelajaran berbicara, sedangkan untuk peneliti lain diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini dengan menerapkannya pada ruang lingkup yang lebih luas.

H.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas,  maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: melalui metode karyawisata anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.

I.       Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.
2.    Untuk mengetahui apa saja kendala dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.
3.    Untuk mengetahui upaya mengatasi masalah dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karya wisata di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.

J.      Setting Penelitian
1.      Tempat Penelitian
            Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet  yang terletak di perkampungan dan mudah dijangkau tepatnya di jalan Bukit Duri Kecamatan Tebet Tahun Ajaran 2016/2017.
2.      Waktu penelitian
            Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada pertengahan  semester I, untuk meningkatkan kemampuan bahasa sebagai persiapan memasuki pendidikan selanjutnya. Peneliti akan melaksanakan penelitian kurang lebih selama 3 bulan pada bulan Januari-Maret 2017.
3.      Subyek penelitian
            Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet Tahun Ajaran 2016/2017. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah anak didik Kelompok Bermain yang berjumlah 30 anak terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan.
4.      Objek penelitian
            Objek penelitian yang akan diteliti adalah Metode Karyawisata.

K.    Metode Penelitian
Penelitian yang akan digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan kelas). PTK merupakan proses pengumpulan dan penganalisisan data yang dilakukan secara logis dan sistematis untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran.[18][18] Penelitian tindakan kelas dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran yang sudah biasa, yang telah diatur dalam kurikulum dan silabus.[19][19] Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Metode Penelitian Tindakan kelas untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam proses peningkatan kemampuan bahasa melalui karyawisata pada Anak Usia Dini. Dalam penelitian tindakan kelas data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, evaluasi dan klasifikasi. Data pre test , post test siklus pertama dan kedua dibandingkan untuk melihat apakah terjadi peningkatan kemampuan bahasa melalui karyawisata pada anak di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.

L.     Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dengan bentuk siklus yang berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK yang merupakan satu siklus yaitu :

A.    Siklus 1
1.      Perencanaan (Planning)
            Perencanaan merupakan bagian awal dari rancangan penelitian, tindakan berisi rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang ditetapkan.[20][20] Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan harus memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar anak. Peneliti membuat perencanaan tindakan yang meliputi kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak didik. Dalam hal ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran (KBM) dengan memilih materi yang sesuai, merencanakan waktu pemnbelajaran, membuat rencana pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, membuat instrumen pemantau tindakan berupa lembar observational check list dan evaluasi untuk setiap siklus. Rencana pembelajaran disusun berdasarkan tahapan kemampuan kognitif anak dalam kemampuan berbahasa dasar .
2.      Pelaksanaan (Acting)
            Tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana untuk mengembangkan tindakan-tindakan selanjutnya.
            Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Menyangkut strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.[21][21] . Guru mengkondisikan anak untuk menilai pembelajaran, Guru menyampaikan materi pembelajaran, Guru menyuruh anak untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan (praktek karyawisata), Menyuruh anak untuk mencoba mengutarakan pengalaman selama berkaryawisata, Berkaryawisata dengan memanfaatkan lingkungan disekitar sekolah, Memberikan hadiah, berupa pujian, tepuk tangan, acungan jempol, bagi anak yang berani mengutarakan pengalamannya.
3.      Pengamatan (Observasi)
            Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu bersamaan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan yang sudah dilakukan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan bagi pengamat dalam melakukan refleksi. Peneliti akan mengamati kegiatan yang dilakukan anak didik untuk melakukan evaluasi.
4.      Refleksi (Reflekting)
            Tahap terakhir dalam penelitian tindakan kelas adalah refleksi. Refleksi adalah perbuatan memikirkan sesuatu.[22][22] Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Peneliti beserta pengamat, akan mendiskusikan apakah selama mengikuti kegiatan, ada perubahan kemampuan berbahasa pada anak-anak.

B.     Siklus 2
1.      Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat perecanaan tindakan sesuai dengan hasil refleksi siklus I, yaitu memperbaiki pelaksanaan metode karyawisata sehingga memunculkan kemampuan berbahasa perrmulaan. Materi yang dipilih sesuai dengan kemampuan anak. Setiap pertemuan peneliti membuat instrumen pemantau tindakan, pengumpulan data serta evaluasi dari keseluruhan pertemuan yang dilaksanakan dalam tiap siklus. Peneliti menentukan indikator kemampuan yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa permulaan anak. Keberhasilan dapat dilihat berdasarkan hasil lembar chekk list yang mengalami peningkatan secara signifikan sekurang-kurangnya sebesar 20 %.
2.      Pelaksanaan
Tiap siklus dilakukan selama 1x45 menit jam pelajaran. Selain melaksanakan pembelajaran, peneliti menyiapkan media yang sesuai dengan tindakan, menyiapkan alat pengumpul data berupa dokumentasi, lembar catatan lapangan, serta lembar check list.
3.      Pengamatan
Melakukan pengamatan dengan melibatkan teman sejawat untuk mengamati bagaimana keaktifan anak dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi.
4.      Refleksi
Peneliti (penulis) mengoreksi keberhasilan penelitian tindakan kelas berdasarkan ketercapaian indikator kinerja. Apabila belum tercapai maka dilakukan siklus selanjutnya

C.     Siklus 3
1.      Perencanaan
Guru menyusun RPPH, Guru mengidentifikasi masalah,  Guru menyusun kembali rencana pembelajaran dengan kegiatan karyawisata sesuai siklus II
2.      Pelaksanaan
.    Guru mengkondisikan anak untuk menilai pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tema, menyuruh anak untuk mencoba mengutarakan pengalaman selama berkaryawisata, Berkaryawisata ke kebun binatang, memberikan hadiah, berupa pujian, tepuk tangan, acungan jempol, bagi anak yang berani mengutarakan pengalaman selama berkaryawisata dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, memberi motivasi dan semangat kepada anak agar mampu menemukan ide-ide baru.
3.      Pengamatan
Melakukan pengamatan dengan melibatkan teman sejawat untuk mengamati bagaimana keaktifan anak dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi.
4.      Refleksi
Peneliti (penulis) mengoreksi keberhasilan penelitian tindakan kelas berdasarkan ketercapaian indikator kinerja. Apabila tercapai maka penelitian dinyatakan berhasil.


M.   Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1.         Siswa PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet Tahun Ajaran 2015/2016. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah anak didik Kelompok Bermain yang berjumlah 30 anak terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan.
2.         Guru inti PAUD Syarif Hidayatullah
3.         Guru pendamping PAUD Syarif Hidayatullah

N.    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah dengan cara, yaitu :
1.         Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung.  Berdasarkan keterlibatan peneliti dalam penelitian tindakan ini, maka jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
2.         Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi pada penelitian ini berupa foto-foto yang diambil pada saat kegiatan pelaksanaan peneliti berlangsung.
3.         Catatan Lapangan
Catatan lapangan yaitu catatan peneliti selama pelaksanaan peneliti berlangsung baik berupa kelebihan yang perlu dipertahankan maupun kekurangan yang perlu mendapat perbaikan. Selanjutnya untuk memperoleh data pemantau tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan, dan catatan lapangan atau anekdot.
O.    Teknik Analisa Data
1.      Reduksi Data
Mengubah rekaman data ke dalam fokus permasalahan, data yang terkumpul dan rekaman catatan-catatan lapangan kemudian dirangkum dan diseleksi. Dalam tahapan ini data dari observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan akan diseleksi data-data mana saja yang perlu dibuang dan dipilih. Untuk mempermudah dalam seleksi peneliti menggunakan pengkodean untuk memudahkan data mana yang ingin digunakan dan data yang mana ingin dibuang.
2.      Deskripsi Data
Deskripsi data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data diseleksi pada tahap reduksi selanjutnya data akan disajikan secara deskriptif dan dalam bentuk diagram.
3.      Verifikasi
Verifikasi disini merupakan hasil dari proses peningkatan kemampuan bahasa melalui karyawisata pada anak di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.. Setelah data dipilih pada tahap reduksi data dan telah disajikan dalam bentuk deskritif pada tahap penyajian data, tiba saatnya peniliti menarik kesimpulan atau verivikasi pada tahap ini. namun, pengolah data kulitatif tidak akan tergesa-gesa tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perolehan data. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan dalam pembentukan konfigurasi yang utuh.

P.     Keabsahan Data
(1) kredebilitas (credibility), item-item yang digunakan peneliti dalam instrumen merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait sehingga peneliti menentukan indikator instrumen lebih terperinci,
(2) keterbukaan (transferability), penyajian data yang disusun oleh peneliti disampaikan secara transparan untuk diketahui kepala sekolah, guru kelas, dan dosen pembimbing. Hal ini dilakukan sebagai bahan untuk perbaikan tindakan selanjutnya dan memperkaya peneliti untuk memahami ruang lingkup penelitian,
 (3) keakuratan (dependability), dalam pengisian data diperoleh informasi yang akurat. Data yang diterima peneliti tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menghambat ketercapaian tujuan penelitian,
(4) kelayakan (Confirmability), data yang digunakan peneliti sebelumnya telah diinformasikan terlebih dahulu kepada para ahli (dosen pembimbing). Apabila ada indikator yang kurang tepat dalam pengambilan data maka peneliti akan memperbaiki indikator tersebut.

Q.    Kriteria Keberhasilan

Dalam penelitian ini jika pelaksanaan siklus 1 pada penelitian ini belum menunjukkan tindakan penelitian hasil yang optimal, maka akan dilakukan dengan pelaksanaan siklus 2, jika belum menunjukkan peningkatan hasil yang optimal, maka di perlukan pengembangan perencanaan tindakan untuk penelitian selanjutnya melalui siklus 3. Pengembangan perencanaan tindakan ini lebih difokuskan pada pelaksanaan kegiatan karyawisata pada anak di PAUD Syarif Hidayatullah Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet.




[1][1] Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta 2010, h.2
[2][2] Undang-Undang Sikdiknas edisi terbaru 2012, (Bandung; Fukosindo, 2012).
[3][3] Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada media Group 2013, h.26
[4][4] Permen Diknas No. 58 Tahun 2009, h.20
[5][5] Nurbiana Dhieni, dkk, Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 8.4
[6][6] Ibid., Moeslichatoen (1999), Metode Pengembangan Bahasa, 2008, h.8.4
[7][7] Ibid., Metode Pengembangan Bahasa, 2008, h.8.10 
[8][8] Ibid., Metode Pengembangan Bahasa, 2008, h. 8.1
[9][9] Gunarti Winda, dkk. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK. Jakarta: Depdiknas, 2008, h. 1.35
[10][10] Soefandi Indra, dkk. Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta: Bee Media Indonesia, 2009, h. 58
[11][11] Slim, Caroline, dkk. How To Multiply Your Child’s Intelligence Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Universitas Negeri Yogyakarta: PT. INDEKS, 2008, h. 11-12

[12][12] Mukhtar Latif, dkk. Orientasi Baru PAUD, 2013, op. cit., h. 114
[13][13] Ibid., Orientasi Baru PAUD, 2013, h. 114
[14][14] Ibid., Gunarti. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK. 2008, h. 4.22
[15][15] Moeslichatoen R.,M.Pd. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta,  2004, h. 70
[16][16] Ibid., Catherin Landert, (1986) dalam Gunarti. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK. 2008, h. 4.22
[17][17] Moeslichatoen (1999), dalam Nurbiana Dhieni. Metode Pengembangan Bahasa, 2008, h. 8.8

[18][18] Tom Olfia, Panduan penulisan Skripsi STKIP AD. ha. 48
[19][19] Ibid, Panduan penulisan Skripsi STKIP AD. ha. 48
[20][20] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, h. 137
[21][21] Ibid., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. h.138
[22][22] Ibid., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. h. 140


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta 2010, h.2
Ø  Gunarti Winda, dkk. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK. Jakarta: Depdiknas, 2008, h. 1.35
Ø  Moeslichatoen (1999), dalam Nurbiana Dhieni. Metode Pengembangan Bahasa, 2008, h. 8.8
Ø  Moeslichatoen (1999), Metode Pengembangan Bahasa, 2008, h.8.4
Ø  Moeslichatoen R.,M.Pd. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta,  2004, h. 70
Ø  Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada media Group 2013, h.26
Ø  Mukhtar Latif, dkk. Orientasi Baru PAUD, 2013, op. cit., h. 114
Ø  Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, h. 137
Ø  Nurbiana Dhieni, dkk, Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 8.4
Ø  Permen Diknas No. 58 Tahun 2009, h.20
Ø  Slim, Caroline, dkk. How To Multiply Your Child’s Intelligence Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Universitas Negeri Yogyakarta: PT. INDEKS, 2008, h. 11-12
Ø  Soefandi Indra, dkk. Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta: Bee Media Indonesia, 2009, h. 58
Ø  Tom Olfia, Panduan penulisan Skripsi STKIP AD. ha. 48

Ø  Undang-Undang Sikdiknas edisi terbaru 2012, (Bandung; Fukosindo, 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar