here we are

here we are

Jumat, 13 Januari 2017

Proposal Penelitian Oleh Dedeh Nurhayati

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Metodologi Penelitian “
Dosen Pengampu :
Iswadi, M. Pd

MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF DI PAUD NURHIDAYAH
KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT



Oleh :
NAMA           : DEDEH NURHAYATi
NIM                 : 20158410225


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN  (STKIP) KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu jembatan untuk mewujudkan cita-cita nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk mencapai tingkat kedewasaan, berkembangnya kemampuan Anak Usia Dini untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan pada anak, supaya mampu mandiri dan menampilkan individualitasnya sebagai manusia terdidik.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas : 2003). Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dan lembaga-lembaga, yang bergerak dalam bidang pendidikan telah melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan yang dipengaruhi dengan perubahan-perubahan di bidang sains dan teknologi berskala nasional maupun global.
Keberhasilan pendidikan membutuhkan usaha dan kerja keras secara bersama-sama dan terus menerus. Tanpa adanya kerja keras dan kerja sama keluarga, sekolah, masyarakat dan negara, maka pendidikan tidak akan berhasil. Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara, keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara. Terutama untuk pendidikan dasar, pola asuh dan peran orang tua di rumah menentukan keberhasilan belajar siswa.
Salah satu layanan pendidikan anak usia dini yang semakin diminati sekarang ini adalah lembaga PAUD. PAUD merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang melaksanakan model pembelajaran bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jastnani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14). Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional.

B.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalahnya adalah :
1.      Kurangnya ketertarikan anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat dengan kegiatan membaca dan buku bacaan.
2.      Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat belum dapat membedakan bentuk huruf.
3.      Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat masih kesulitan mengingat dan mengenali bentuk huruf,
4.      Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat masih kesulitan dalam membedakan huruf dan menuliskan huruf dengan urutan yang benar.
5.      Anak-anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat masih kurang memahami arti kata.
6.      Kurangnya upaya guru PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan  Jakarta Barat dalam menyajikan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
7.      Belum adanya penerapan media yang variatif yang membangkitkan minat baca anak di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
8.      Guru masih menggunakan strategi mengajar konvensional dalam membelajarkan membaca siswa yakni siswa hanya di suruh membaca secara bergantian dan guru mendengar serta menyimak apa yang di baca anak didik.

C.    Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Substansi penelitian ini adalah Permainan Kartu Huruf dan minat Baca Anak Usia Dini. Fokus pembahasan dalam penelitian hanya dibatasi pada meningkatkan minat baca anak melalui permainan kartu huruf di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.      Apakah terdapat pengaruh permainan kartu huruf terhadap minat baca anak usia dini di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat?
2.      Apakah permainan kartu huruf sudah dilaksanakan dengan baik dalam upaya meningkatkan minat baca anak usia dini di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat?

E.    Manfaat Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pendidikan anak usia dini pada khususnya dalam meningkatkan minat baca melalui pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan teori perkembangan anak usia dini.
2.   Manfaat Praktis
a.       Bagi guru, memberikan alternatif pembelajaran yang menyenangkan, variatif untuk meningkatkan minat baca pada anak usia dini dan menjadikan anak yang cinta membaca sejak dini.
b.      Bagi siswa, membantu siswa untuk meningkatkan minat baca melalui cara yang sesuai dengan dunianya yakni bermain.
c.       Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan untuk penyusunan program-program dalam sekolah dengan memperhatikan setiap kesesuaian kebutuhan siswa sehingga menghasilkan output siswa yang berkualitas.

F.     Kajian Pustaka
1.   Permainan Kartu Huruf ( Koreksi lht hal 28
a.     Pengertian Permainan Kartu Huruf
Bermain atau permainan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Anggani Sudono, 2000 : 1). Jika pengertian bermain dipahami dan sangat dikuasai, kemampuan itu akan berdampak positif pada cara kita dalam membantu proses belajar anak. Montessori seorang tokoh pendidikan menekankan bahwa ketika anak bermain, ia akan mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Untuk itu, perencanaan dan persiapan lingkungan belajar anak harus dirancang dengan saksama sehingga segala sesuatu merupakan kesempatan belajar yang sangat menyenangkan bagi anak itu sendiri.
Menurut Kimpraswil (dalam As'adi Muhammad, 2009 : 26) mengatakan bahwa definisi permainan adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik. Lain halnya dengan Joa Freeman dan Utami munandar (dalam Andang Ismail, 2009 : 27) mendefinisikan permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional
Bermain pada hakikatnya adalah meningkatkan daya kreativitas dan citra diri anak yang positif. Unsur-unsur yang merupakan daya kreativitas adalah kelancaran, fleksibel, pilihan, orisinal, elaborasi dengan latihan menjawab, luwes dalam menerima beragam jawaban, mampu memilih jawaban yang paling tepat, jawaban yang tidak menyontek. Untuk itu, perlu adanya kerja keras. Hal itu juga akan menimbulkan motivasi dan keinginan untuk bekerja dengan baik, sehingga akan terjadi proses belajar sampai menghasilkan produk (Anggani Sudono,2000 : 3).
Kartu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995 : 448) adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang, “Kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang untuk berbagai macam keperluan” (Peter Salim dan Yenni Salim 1991 : 425).
Huruf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995: 362) adalah “tanda, aksara atau tata tulis yang merupakan abjad yang melambangkan bunyi bahasa atau aksara”. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (WJS. Poerwadarminta, 1996 : 527), huruf adalah unsur abjad yang melambangkan bunyi. Jadi dapat penulis simpulkan huruf adalah tanda aksara atau abjad yang melambangkan bunyi bahasa tertentu menurut model dan bentuknya.
Kartu huruf adalah merupakan media dalam permainan menemukan kata. Anak diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata.
Kartu huruf dapat juga diartikan media yang dibuat oleh pabrik atau buatan sendiri sesuai kreatifitas guru berbentuk potongan yang berisikan gambaran atau tulisan dan bersifat menyampaikan komunikasi atau stimulus pembelajaran kepada anak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kartu huruf adalah media pembelajaran visual yang merupakan alat permainan untuk mengembangkan aspek kognitif, psikomotor dan melatih ketrampilan berbahasa serta dapat memberikan situasi belajar yang sangat dan menyenangkan.
Kartu huruf ini berisikan tulisan huruf A sampai dengan huruf Z dan sebagainya. Kartu ini terbuat dari bahan kertas dupleks berukuran dengan ukuran huruf 5 cm x 3,5 cm. Mediakartu huruf ini, dapat digunakan pada anak berumur 5 sampai 6 tahun. Tujuan penggunaan kartu huruf ini, adalah agar anak mengenal simbol-simbol huruf secara jelas. Kartu huruf berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak, khususnya penguasaan kosa kata. Dalam artian ketika anak harus mengenal huruf, proses pelaksanaan pemahaman konsep huruf vocal dan huruf konsonan tersebut akan lebih mudah dengan menggunakan media kartu huruf.
Kartu huruf adalah merupakan media dalam permainan menentukan kata. Anak diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990 : 8)
Pendapat Ratnawati (dalam Suyanto, 2012 :108), mengungkapkan bahwa, melalui media kartu huruf yang diimplementasikan melalui permainan, dapat merangsang anak untuk lebih cepat mengenal simbol­simbol huruf, membuat minat anak semakin kuat untuk bereksplorasi

b.     Jenis-jenis Kartu dalam Pembelajaran
Menurut Thachir A. Malik (1995 : 3), berikut jenis-jenis kartu yang digunakan sebagai alat peraga dalam membantu siswa dalam bukunya pandai membaca dan menulis
a).    Kartu huruf
b).    Kartu suku kata
c).    Kartu kata
d).    Kartu tembus pandang
e).    Karton.
Penulis mencoba menggunakan alat peraga kartu huruf untuk pengembangan kemampuan membaca bagi anak yang berkesulitan belajar membaca. Kartu huruf terdiri dari unsur abjad yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan cara penggunaannya bisa dengan diadakan permainan antara anak didik dengan guru. Selain itu bisa juga bisa digunakan permainan antar sesama anak didik. Dengan kartu huruf ada kemungkinan anak-anak tertarik oleh adanya huruf-huruf yang berwarna-warni sehingga merespon anak untuk bisa menyebutkan kata­-kata yang mempunyai huruf tertentu.

c.     Manfaat kartu Huruf
a).    Menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal yang sama
b).    Menyebutkan kembali kata -kata yang baru di dengar
c).    Menghubungkan gambar benda dengan kata
d).    Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkan

d.     Tujuan Permainan Kartu Huruf
a).    Agar anak leibih mudah dalam berbahasa khususnya mengeja atau membaca
b).    Agar anak dapat dengan mudah dalam menghafal dan belajar mengenal huruf
c).    Agar pembelajaran tidak membosankan

e.     Langkah-langkah Pembelajaran Guru Melalui Bermain Dengan Media Kartu Huruf
a).    Guru menyiapkan alat peraga yaitu kartu huruf
b).    Guru membacakan kartu huruf yang diikuti oleh anak.
c).    Guru memberi kesempatan anak untuk menceritakan kembali pengalaman anak bermain kartu huruf, hal itu dilakukan anak dengan bergantian
d).    Guru memberikan penguatan dan bimbingan kepada anak yang memerlukan dengan cara memberi motivasi berupa pujian dan sebagainya
e).    Penilaian oleh guru dilakukan dengan penugasan kepada anak secara berkelompok dan perorangan.
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa kemampuan berbahasa merupakan kegiatan yang melibatkan unsur bahasa lisan dan tulisan. Karena itu melalui bermain dengan kartu huruf diharapkan anak akan lebih mudah dalam memahami konsep pengenalan huruf konsonan maupun vokal yang nampak di kartu huruf tersebut. Jika anak telah memiliki kefahaman maka akan mudah pula bagi anak untuk mengkomunikasikannya atau menceritakan dengan urutan yang benar.
f.      Cara Menggunakan Kartu Huruf
Hainstock (1999: 205) menjelaskan bahwa kartu-kartu huruf yang telah dibuat dengan cara sebagai berikut.
a).    Biarkan siswa mengenalkan dirinya sendiri dengan huruf-huruf dengan cara menemukan huruf-huruf sebagaimana, yang diterima.
b).    Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata-kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari haruf-huruf yang ia dengar.
c).    Teruskan membuat kata-kata dengan cara ini hingga, siswa mampu bekerja sendiri, dengan kata-kata pilihannya sendiri.
d).    Kata-kata itu bisa dibaca dan ditulis setelah mereka susun

g.     Kelebihan dan Kekurangan media kartu
Dananjaya (2012) adalah dapat mengarahkan perhatian siswa. Sedangkan menurut Susilana dan Riyana (2009) kelebihan media kartu huruf adalah mudah dibawa-bawa karena bentuknya yang tidak terlalu besar, praktis, gampang diingat, dan menyenangkan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, kelebihan media kartu huruf adalah dapat mengarahkan perhatian siswa, mudah dibawa-bawa karena bentuknya yang tidak terlalu besar, praktis, gampang diingat, dan menyenangkan.
Mackey (dalam Rofi'uddin, 2003 : 44) guru dapat menggunakan strategi permainan membaca, misalnya cocokan kartu, ucapkan kata itu, temukan kata itu, kontes ucapan, temukan kalimat itu, baca dan berbuat. Kelebihan kartu huruf antara lain :
Media kartu juga memiliki kelemahan atau kekurangan yaitu ;
a).    Anak menjadi bosan bila penggunaan teknik dan media pembelajaran tidak bervariasi
b).    Membutuhkan waktu yang agak lama dalam praktek penggunaan kartu.

G.    Kerangka Berfikir Tindakan

Text Box: Permainan Kartu
Huruf

( X )
 






H.    Hipotesis Tindakan
Sebelum penelitian ini.dilaksanakan, harus terlebih dahulu dirumuskan hipotesis dasar guna melandasi bahwa penelitian ini memiliki hubungan yang erat diantara variable-variabel yang ada. Pengertian hipotesis itu sendiri menurut Suryabrata (2003 : 21) merumuskan hipotesis merupakan jawaban s   ementar masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002 : 64) menerangkan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan Penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan hal diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan permasalahan yang ada. Adapun hipotesisnya adalah : Terdapat pengaruh permainan kartu huruf terhadap minat baca anak usia dini di PAUD Nurhidayah Kecamatan Kembangan  Jakarta Barat.

I.   Tujuan Penelitian
       Untuk meningkatkan minat baca anak melalui permaianan kartu huruf di paud Nurhidayah kecamatan kembangan Jakarta Barat.

J.  Setting Penelitian
·         Tempat Penelitian
Tempat penelitian di PAUD Nurhidayah yang beralamat di Ps. Minggu Kembangan Rt. 005/001 Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat 11610, No Telpon 08888553905. Jumlah siswa di Paud Nurhidayah Kembangan  Jakarta Barat adalah 19 orang, yang terdiri dari 10 orang berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 9 orang bejenis kelamin perempuan.
·         Waktu penelitian
Rabu tanggal 28 Oktober 2016

K.    Langkah-langkah Penelitian
        1. Siklus 1 :
              a. Perencanaan
Berisi tentang penggambaran masalah yang akan diatasi yang dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
              b. Pelaksanaan
              Peneliti mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian
              c. Pengamatan
  Peneliti bekerja sama dengan pengamat untuk mengamati proses     pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati peneliti dan peserta didik.
              d. Refleksi
  Peneliti beserta pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamat dan hasil belajar siswa, sebagai bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan hasil di siklus 1, kemudian di jadikan dasar untuk memperbaiki di siklus berikutnya.

        2. Siklus 2 :
  a. Perencanaan
Pada siklus 2 berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 1 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
              b. Pelaksanaan
  Peneliti mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian pada siklus 2
              c. Pengamatan
  Peneliti bekerja sama dengan pengamat untuk mengamati proses     pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati peneliti dan peserta didik.
              d. Refleksi
  Peneliti beserta pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamat dan hasil belajar siswa, sebagai bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan hasil di siklus 2, kemudian di jadikan dasar untuk memperbaiki di siklus berikutnya.

         3. Siklus 3 :
              a. Perencanaan
  Perencanaan pada siklus 3 berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
              b. Pelaksanaan
  Peneliti mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian pada siklus 3

              c. Pengamatan
  Peneliti bekerja sama dengan pengamat untuk mengamati proses     pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati peneliti dan peserta didik.
              d. Refleksi
  Peneliti beserta pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamat dan hasil belajar siswa, sebagai bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan hasil di siklus 2, kemudian di jadikan dasar untuk memperbaiki di siklus berikutnya atau apabila sudah diras cukup dan memenuhi target pencapaian maka siklus berhenti sampai disini.

L.    Sumber Data
Data – data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai teknik seperti, sebagai berikut :
a).    Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara baca buku-buku literatur-literatur dan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan pihak terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan saat ini sebagai dasar perbandingan dalam pembahasan yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, dan bahan-bahan dari catatan kuliah yang penulis ikuti selama masa perkuliahan.

b).    Observasi
Penulis mengadakan secara langsung terhadap objek penelitian dilokasi penelitian dengan melihat beberapa kegiatan belajar mengajar di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

M.   Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.   Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Responder dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya (Kountur, 2007 : 189). Peneliti mempergunakan kuesioner ini sebagai alat pengumpulan data yang paling utama yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah ditentukan sebelumnya.
Kuesioner (Angket) diberikan kepada responden yaitu orang tua
siswa di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
mengenai Permainan Kartu Huruf terhadap Minat Baca Anak Usia Dini di Paud Nurhidayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Penilaian terhadap serangkaian pernyataan angket penelitian yang telah dijawab oleh responden menggunakan norma penelitian sebagai berikut:
Pertanyan yang bersifat positif jika jawabannya :
a).    Sangat Setuju                  Skor 5
b).    Setuju                              Skor 4
c).    Cukup Setuju                  Skor 3
d).    Tidak Setuju                    Skor 2
e).    Sangat Tidak Setuju        Skor 1
Penyusunan alternatif jawaban pada angket ini didasarkan pada model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

N.    Teknik Analisis Data
        a. Reduksi Data
            Melakukan seleksi terhadap data-data yang relevan.
b. Deskripsi data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini Teknik Kuantitatif, yaitu analisa yang dapat diklasifikasikan ke dalam kategori­kategori yang berwujud angka-angka yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh (Husein Umar, 1998 : 37).
Pengolahan data berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan metode statistik yang di lakukan dengan program SPSS versi 16 untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian.
Menurut Sugiyono (2009 : 21) menyatakan bahwa: “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”
       c. Verifikasi Data
            Interpretasi data berdasarkan hasil deskripsi data

M. Keabsahan Data
Proses memvalidasi (menguji keabsahan) data melalui triangulasi dengan cara membandingkan data yang terkumpul dari berbagai sumber antara lain: tes, hasil observasi, dan hasil wawancara.

N. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Peneliti menetapkan kriteria keberhasilan penelitian yang digunakan sebagai dasar keberhasilan suatu tindakan yang dilakukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar