here we are

here we are

Kamis, 12 Januari 2017

Proposal Penelitian PAUD Oleh Muriasih

UJIAN TENGAH  SEMESTER (UTS)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Iswadi, M. Pd

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
MENINGKATKAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN MENGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA ANAK KELOMPOK A, DI BKB PAUD TUNAS BAHARI



Oleh :
M U R I A S I H
20158410223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN  ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016
PROPOSAL PTK PAUD PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL

Nama Peneliti              :           Muriasih
NPM                           :           20158410223
Unit Kerja                   :           BKB PAUD Tunas Bahari
Judul Penelitian          :           Meningkatkan    Nilai   Agama   dan   Moral
Melalui  Metode Bercakap-cakap dengan menggunakan  media gambar  Pada Anak   Kelompok A,  di BKB PAUD Tunas Bahari

A.    Latar Belakang Masalah
Pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang dimulai pada anak usia dini pada dasarnya diilhami oleh sebuah keprihatinan atas realitas anak didik yang belum sepenuhnya mencerminkan kepribadian yang bermoral (akhlak al-karimah), yakni santun dalam bersikap dan berperilaku yang sopan.
Pendidikan nilai-nilai moral dan keagamaan pada program PAUD merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan. Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam pancasila (Hidayat, 2007 : 7.9).
Dalam pembiasaan untuk anak usia dini di kehidupan sehari-harinya, di aspek agama dan moralnya masih perlu banyak perhatian untuk pengembangannya. Pada anak usia dini, anak akan selalu banyak bertanya, memperhatikan dan membicarakan semua hal yang didengar maupun yang dilihatnya. Dan disaat itulah kita berikan masukan kepada anak untuk mencerna dan memahami doa yang harus digunakan anak dalam kehidupan sehari-hari.



B.     Identifikasi Masalah
Setelah melakukan pengamatan terhadap anak-anak ditemukan beberapa masalah terkait dengan judul penelitian, diantaranya :
1.         Kemampuan anak   Kelompok A  di  BKB  PAUD  Tunas Bahari  dalam memahami nilai agama dan moral masih rendah.
2.         Penggunaan    metode   dan   media  yang  kurang  tepat  dalam  mengembangkan
nilai agama dan moral anak.
3.         Mengembangkan  nilai agama dan moral anak  tidak bisa hanya mengandalkan perintah, tetapi dengan pembiasaan dan contoh dari guru/orang tua.

C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada masalah nomor 1 dan 2 yaitu :
1.         Pembiasaan dan modeling/contoh dalam penanaman nilai agama dan moral pada kelompok A di BKB PAUD Tunas Bahari.
2.       Penggunaan metode dan media yang tepat dalam mengembangkan nilai agama dan moral.

  1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, rumusan masalah yang akan diteliti adalah :  Meningkatkan nilai agama dan moral melalui metode bercakap-cakap dengan media gambar pada anak kelompok A, di BKB PAUD Tunas Bahari

  1. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.



1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat menemukan pengetahuan  baru  tentang cara meningkatkan nilai agama dan moral pada anak melalui metode bercakap-cakap dengan media gambar dan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini dibagi menjadi 4, yaitu untuk :
1.      Anak
Membantu anak dalam proses meningkatkan nilai agama dan moral pada anak serta membiasakan anak berdo’a diawal dan akhir  kegiatan dan mengetahui perbuatan baik dan buruk.
2.      Guru
Guru lebih mudah berinteraksi pada anak, karena memakai media yang biasa anak-anak lihat setiap hari, sehingga menjadi menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi anak. Guru juga dapat memperkaya metode dan media dalam pembelajaran nilai agama dan moral.
3.      Orang tua
Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif dalam meningkatkan nilai agama dan moral anak sebagai bahan pembiasan dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
4.      Peneliti
Penelitian   ini   diharapkan  dapat   menambah  pengetahuan  peneliti   tentang nilai agama dan moral  pada anak melalui kegiatan bercakap-cakap dengan media gambar.

  1. Kajian Pustaka
1.      Perkembangan Moral Anak Usia Dini
a.       Pengertian Perkembangan Moral
Santrock (2007:115) menyebutkan bahwa perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalaminteraksinya dengan orang lain. Melalui pergaulan dengan teman sebaya anak banyak belajar tentang moral, anak belajar mana yang boleh dan tak boleh dilakukan berdasarkan aturan kelompoknya. “Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku” (Suyanto, 2005:67).
b.      Tahapan dalam perkembangan moral
Dari usia 4 sampai 7 tahun anak menunjukkan moralitas heteronom, tahap pertama dari perkembangan moral dalam teori Piaget.
Sedangkan tahap-tahap dalam perkembangan moral menurut Kohlberg dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu : (a) tingkat prakonvensional dimana
pada tahap ini anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah; (b) tingkat konvensional dimana anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa; (c) tingkat pasca konvensional, otonom atau yang berlandaskan prinsip. Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk memuaskan nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan telepas pula dari identifikasi individu dengan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok tersebut (Kohlberg, 1999:231-234).
2.      Metode dan Tujuan Bercakap-cakap
Diantara metode pembelajaran yang melibatkan akan secara aktif adalah metode bercakap-cakap. Sebab metode ini dalam penerapannya dapat meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif. Sujiono (2009:122) menyebutkan bahwa melalui metode bercakap-cakap, anak akan membangun pengetahuan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sehingga anak dapat menjawab dan menanyakan informasi yang ingin diperoleh.
3.  Bercakap-cakap dengan media gambar
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Maksudnya dalam proses pembelajaran anak dirangsang dengan menggunakan benda nyata atau media yang mampu menghadirkan dunia nyata, agar anak lebih mengerti maksud dari materi-materi yang diajarkan guru.
Implikasi dari prinsip ini dalam proses pembelajaran adalah keharusan hadirnya media sebagai sarana yang membantu anak untuk mempermudah memahami materi pembelajaran. Sadiman (1991:220) menyebutkan salah satu fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah dapat membantu daya ingat anak. Artinya, anak akan mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran melalui media yang dipakai dalam proses pembalajaran.

  1. Kerangka Berfikir Tindakan
a.       Berdasarkan kajian dan penelitian yang telah dilakukan oleh Deni Rosita Dewi dengan judul “Peningkatan kemampuan nilai-nilai moral melalui metode bercakap-cakap dengan menggunakan media gambar bagi kelompok B2 TK Aisyiyah III Kota Mojokerto” tahun 2013. Dapat disimpulkan bahwa metode bercakap-cakap dengan media gambar dapat meningkatkan nilai-nilai moral pada anak.
b.      Gambar menjadi alat peraga yang dianggap dapat mencairkan suasana dalam berinetraksi dengan siswa. Guru berinteraksi kepada anak dengan media itu. Anak akan tertarik dengan gambar yang ditunjukan guru. Sehingga terjadi percakapan yang menyenangkan antar guru dan siswa.
c.       Penggunaan gambar sebagai media dalam proses penanaman nilai agama dan moral diharapkan dapat meningkatkan nilai agama dan moral anak. Guru juga dapat melibatkan anak secara interaktif, sehingga akan lebih tertanam dalam diri anak nilai agama dan moralnya .

  1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Bercakap-cakap dengan media gambar dapat meningkatkan nilai agama dan moral anak Kelompok A di BKB PAUD Tunas Bahari”.



  1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bercakap-cakap dengan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan nilai agama dan moral pada anak Kelompok A di BKB PAUD Tunas Bahari.

  1. Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok A di BKB PAUD Tunas Bahari tahun ajaran 2015/2016
2.      Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Nopember hingga bulan Desember 2016

  1. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

  1. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi :
1.    Siklus 1  :
a.         Perencanaan, pada Siklus 1 dilaksanakan lima kali pertemuan. Adapun tahap perencanaan pada Siklus 1 meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Melakukan koordinasi dengan guru kelas tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan perkembangan nilai agama dan moral dengan media gambar  pada anak Kelompok A dan berkolaborasi dengan guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.         Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat, membiasakan pada anak untuk berdoa, berinteraksi dan membiasakan anak bersikap sopan santun sesuai contoh yang dilihatnya
c.         Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap tindakan dan pengamatan dalam hal ini dilakukan dalam waktu yang sama.
d.         Refleksi,  peneliti  mendiskusikan tentang hasil pengamatan dan hasil belajar. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

2.    Siklus 2  :
a.         Perencanaan, pada Siklus 2 dilaksanakan delapan kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 1 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.         Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat pada siklus 2, membiasakan pada anak untuk berdoa, berinteraksi dengan sopan santun dan membiasakan anak melakukannya setiap melakukan kegiatan.
c.         Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai ada perubahan untuk mulai bisa doa sehari-hari dan bersikap sopan santun walaupun masih belum sempurna.
d.         Refleksi,  peneliti  dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan yang sudah mulai menunjukan hasil positif dan menyusun langkah langkah selanjutnya guna mendukung peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berikutnya.
3.    Siklus 3  :
a.       Perencanaan, pada Siklus 3 dilaksanakan dua belas kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat pada siklus 3, membiasakan pada anak untuk berdoa dalam semua kegiatan, membiasakan anak bersikap sopan santun sesuai dengan contoh yang dilihatnya.
c.       Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai terbiasa untuk berdoa, banyak anak mulai bersikap sopan serta santun sesuai dengan contoh yang dilihatnya.
d.      Refleksi,  peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama proses  pembelajaran penelitian telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah memenuhi target yang di harapkan.

  1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan  dalam penelitian ini terdiri dari :
·           Siswa kelompok A di BKB PAUD Tunas Bahari
·           Guru inti kelompok A di BKB PAUD Tunas Bahari
·           Guru pendamping kelompok BKB PAUD Tunas Bahari

  1. Teknik Pengumpulan Data
·           Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang berkaitan dengan RKH, daftar hadir anak. Instrumen penelitian yang digunakan didalam penelitian ini berupa lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati nilai agama dan moral anak, aktivitas guru, dan aktivitas anak. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan 3 jenis lembar observasi yang berbeda-beda tiap indikatornya.
·           Studi dokumen, diambil dari buku-buku yang mendukung penelitian.

  1. Teknik Analisa Data
1.      Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis adata melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif kuantitatif. Deskripsi kuantitatif yaitu memaparkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil dari pengamatan keterampilan melipat origami. Penghitungan data kuantitatif  adalah dengan menghitung hasil akhir peningkatan keterampilan melipat pada anak pada setiap siklus. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian, dapat diketahui persentase keterampilan melipat pada anak. Data yang akan dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan melipat origami berlangsung.

2.      Deskripsi data
Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah mendiskripsikan data, dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table atau grafik. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin udah untuk dipahami.

Hasil observasi mengenai keterampilan melipat origami pada anak dapat disajikan dengan table sebagai berikut :
Indikator
Jumlah anak
persentase









Rata-rata



Data keterampilan melipat origami yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif sederhana. Menurut Anas sudjiono (1986: 43) dapat dianalisa dengan rumusan sebagai berikut :

Keterangan : P =  F x 100%
                                       N

                     P = Angka persentase

                     F = Frekuensi yang sedang dicari persentase

                     N = Jumlah responden anak

Hasil yang diperoleh dalam penghitungan kuantitatif kemudian dideskripsikan secara naratif.

3.      Verifikasi data
Langkah ke tiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang menduung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

  1. Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
·      Pengamat menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti lapangan, observasi partisipan.
·      Diskusi dengan guru kelas.

  1. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keberhasilan dinyatakan bila terjadi perubahan yaitu, berupa peningkatan nilai moral dan agama yang diperoleh oleh anak. Perubahan anak didik dalam sikap saat berinteraksi dengan guru. Prilaku dan sikap anak dalam berinteraksi meningkat melalui metode bercakap-cakap dengan media gambar. Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase setiap aspek kemampuan yang dikembangkan yaitu apabila 80% dari jumlah anak memperlihatkan indikator dalam persentase baik.



Daftar Pustaka

 Sadiman, S. Arif, dkk. 1991. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

  Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

  Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta


http://documents.tips/document/peningkatan-kemampuan-nilai-nilai-moral-melalui-metode-bercakap-cakap-dengan.html#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar