here we are

here we are

Kamis, 12 Januari 2017

Proposal Penelitian PAUD Oleh Sigit Sardjono

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI  PADA ANAK KELOMPOK B DI PAUD CAHAYA BUNDA TEBET JAKARTA SELATAN


PROPOSAL PENELITIAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah “Metodelogi Penelitian”

Dosen : Iswadi, M.Pd.






Oleh,

NAMA           : SIGIT SARDJONO S.Sos.
NPM               : 20158410237
KELAS          : 3F (KONVERSI)




PROGRAM STUDI PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK  2016/2017
PROPOSAL PTK PAUD MENINGKATKAN MOTORIK

Nama Peneliti      : SIGIT  SARDJONO  S. Sos.
NPM                     : 20158410237
Unit Kerja            : BKB  PAUD  Cahaya Bunda
Judul                    : Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Lompat
                                 Tali Pada Anak Kelompok B di PAUD Cahaya Bunda                        


A.    Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak usia dini merupakan fase penting dalam rentang kehidupan manusia. Anak usia dini juga merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (Sujiono, 2009:6). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia, Berk (dalam Sujiono 2009:6). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Sujiono, 2009:7)
Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan menggunakan permainan lompat tali dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.

B.     Identifikasi Masalah

Hal yang harus diperhatikan dalam identifikasi masalah penelitian ini yaitu :
1.      Permainan lompat tali dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak 
2.      Permainan Lompat Tali dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik,
3.     Permainan Lompat Tali dapat melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok.
4.     Permainan Lompat Tali akan membuat anak terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
C.    Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
Penerapan konsep pembelajaran dengan menerapkan permainan tradisional yang berupa permainan lompat tali sebagai upaya pengembangan motorik kasar anak usia dini antara lain  melompat pada ketinggian tertentu.
D.    Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang harus diperhatikan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah aktivitas guru dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk meningkatkan motorik kasar anak kelompok B PAUD Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan?
2.      Bagaimanakah aktivitas anak dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar anak Kelompok B PAUD Cahaya Bunda, Jakarta Selatan?
3.      Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B PAUD Cahaya Bunda,Jakarta Selatan setelah penerapan lompat tali?
E.     Manfaat Penelitian   
1.      Bagi Siswa Hasil penilitian ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali.
2.      Bagi Guru dengan melaksanakan PTK ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu guru terbiasa dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.
3.      Bagi Peneliti Lain Penelitian ini sebagai acuan bagi peneliti lain untuk meneliti hal yang sama dan belum terungkap dalam penelitian ini.

F.     Kajian Pustaka
1.      Kemampuan Motorik Kasar Gerak motorik kasar
Gerak anggota badan secara kasar atau keras (Suyadi, 2010:68). Pendapat lain mengatakan motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. (Sujiono, 2005:1.13).
2.      Aspek Pengembangan Motorik Kasar
Menurut Sumantri (2005:71) kemampuan yang diharapkan untuk anak pada aspek ini adalah:
a.    Berjalan
b.    Berlari
c.     Mendaki
d.    Meloncat dan berjingkat
e.    Mencongklang
f.      Menyepak
g.    Melempar
h.    Menangkap
i.      Memantulkan bola
j.      Memukul, dan lain lain.
G.    Kerangka Berfikir Tindakan
Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan menggunakan permainan lompat tali dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
H.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa melalui penerapan permainan lompat tali dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak Kelompok B PAUD Cahaya Bunda, JakartaSelatan.

I.                    Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh penjelasan mengenai pentingnya penerapan konsep pembelajaran bermain di Paud Cahaya Bunda Tebet,Jakarta Selatan, sebagai upaya meningkatkan perekembangan motorik kasar. Tujuan tersebut adalah:
1.      Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PaudCahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
2.      Untuk mendeskripsikan aktivitas anak dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
3.      Untuk mendeskripsikan peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan setelah penerapan Permainan Lompat Tali.
J.      Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian: PAUD Cahaya Bunda Tebet, Jalan Bukit Duri Timur no.35, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet , Jakarta Selatan.
2.      Waktu penelitian: November 2016.
K.    Metode Penelitian
Jenis penelitian Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Suharsimi, Arikunto (2006:2-3) dalam Iskandar (2009:20-21) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Menurut John Elliot (dalam Iskandar, 2009:22) yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya yaitu seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional.
Harjodipuro (dalam Iskandar, 2009:22-23) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.
Iskandar (2009:21) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis, dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan. Kunandar (2008) dalam Iskandar (2009:21) menyatakan bahwa penelitian tindakan (action research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran di kelasnya.
L.     Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
1.      Siklus 1 :
a.       Perencanaan, pada siklus 1 dilaksanakan lima kali pertemuan. Adapun tahap perencanaan pada siklus 1 meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Melakukan koordinasi dengan guru kelas  tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan lompat tali pada anak kelompok B  dan berkolaborasidengan guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat, membiasakan pada anak untuk  melompat sesuai ketinggian yang ditentukan.
c.       Refleksi, peneliti mendiskusikan tentang hasil pengamatan dan hasil belajar mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang sudah terkumpul kemudian Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang di perlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap tindakan dan pengamatan dalam hal ini dilakukan dalam waktu yang sama.
d.      dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
2.      Siklus 2 :
a.       Perencanaan, pada siklus 2 dilaksanakan delapan kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 1 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat pada siklus 2, membiasakan pada anak untuk melompat sesuai ketinggian.
c.       Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai melakukan permainan lompat tali untuk meningkatkan motorik kasarnya.
d.      Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan yang sudah menunjukan hasil positif dan menyusun  langkah-langkah selanjutnya guna mendukung peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berikutnya.
3.      Siklus 3  :
a.       Perencananan, pada siklus 3 dilaksanakan dua belas kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah dibuat pada siklus 3, membiasakan pada anak untuk melompat sesuai ketinggian.
c.       Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai terbiasa memainkan permainan lompat tali.
d.      Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama proses pembelajaran peneliti telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah memenuhi target yang diharapkan.
M.   Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
.  Siswa-siswi kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
.  Guru inti kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
.  Guru Pendamping kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
N.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan dokumentasi.
1.      Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh kolaborasi yakni guru kelas dan kepala sekolah. Observasi dilakukan pada kelas yang dijadikan subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar anak. Observasi yang dilakukan meliputi proses belajar mengajar guru dan anak. Hal-hal yang diobservasi antara lain kemampuan anak dalam mengkoordinasi tangan dan keseimbangan sehingga mengoptimalkan ketrampilan motorik kasar anak.


2.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrument untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah di dokumentasikan (Mulyasa, 2009: 69). Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak kelompok B Paud  Cahaya Bunda Tebet,Jakarta Selatan, serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
O.    Teknik Analisa Data

1.      Reduksi Data
Mengubah rekaman data ke dalam fokus permasalahan, data yang terkumpul dan rekaman catatan-catatan lapangan kemudian dirangkum dan diseleksi. Dalam tahapan ini data dari observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan akan diseleksi data-data mana saja yang perlu dibuang dan dipilih. Untuk mempermudah dalam seleksi peneliti menggunakan pengkodean untuk memudahkan data mana yang ingin digunakan dan data yang mana ingin dibuang.
2.      Deskripsi Data
Analisa data alam penelitian ini m enggunakan teknik  nalisis deskriptif kuantitatif. Deskripsi kuantitatif yaitu memaparkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil dari pengamatan keterampilan berbicara.Penghitungan data kuantitatif adalah dengan menghitung hasil akhir peningkatan keterampilan melompat pada setiap siklus. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya.Dengandemikian, dapat diketahui persentase permainan lompat tali .hasil yang diperoleh dalam penghitungan. Data yang akan dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan berlangsung melalui permainan lompat tali.
Beberapa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data aktivitas guru dan aktivitas siswa terhadap model pembelajaran dengan menggunakan permainan lompat tali. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis.
Analisia ini dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu:
P = N/f ´ 100%
Keterangan:
F : Frekwensi yang sedang dicari prosentasinya.
N : Number of cases (jumlah frekwensi/ banyaknya individu).
P : Angka prosentase. (Anas Sodijono, 2011: 43)



3.      Verifikasi Data
Verivikasi disini merupakan hasil dari proses pembelajaran bermain lompat tali. Setelah data dipilih pada tahap reduksi data dan telah disajikan dalam bentuk deskritif pada tahap penyajian data, tiba saatnya peniliti menarik kesimpulan atau verivikasi pada tahap ini. namun, pengolah data kulitatif tidak akan tergesa-gesa tetapi secara bertahap denga tetap memperhatikan perolehan data. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan dalam pembentukan konfigurasi yang utuh.
P.     Keabsahan Data
Demi terjaminnya keakuratan data, maka peneliti akan melakukan keabsahan data. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar. Alwasilah dalam Bachri (2010:54) menjelaskan bahwa “tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid,  benar dan beretika”.
Q.    Kriteria Keberhasilan Penelitian
Untuk melihat penelitian ini berhasil atau tidak dalam meningkatkan motorik kasar melalui permainan lompat tali pada anak kelompok B di PAUD Cahaya Bunda , maka ditulis rinciannya sebagai berikut:
1.      Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menganalisis tingkat keaktifan guru dalam kegiatan pembelajaran melalui permainan lompat tali mencapai keberhasilan ≥ 80% dari keseluruhan aspek yang diamati.
2.      Aktivitas anak dalam pembelajaran dengan menganalisis tingkat keaktifan anak dalam kegiatan pembelajaran melalui permainan lompat tali mencapai keberhasilan ≥80% dari keseluruhan aspek yang diamati.
3.  Peningkatan kemampuan motorik kasar mencapai keberhasilan ≥80%.
4.  Kegiatan permainan yang sangat menyenangkan bagi anak usia dini di PAUD Cahaya Bunda Tebet Jakarta Selatan.

DAFTAR PUSTAKA
Sumantri (2005). Model Pengembangan keterampilan motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen P &K.
Beni Iskandar (2001). Metode Pengembangan Motorik. Bandung: P3G Tertulis Dikdasmen Depdiknas.

Sujiono ( 2005 ). Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar