MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR
MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA ANAK KELOMPOK
B DI PAUD CAHAYA BUNDA TEBET JAKARTA SELATAN
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
mata kuliah “Metodelogi Penelitian”
Dosen : Iswadi, M.Pd.
Oleh,
NAMA : SIGIT SARDJONO S.Sos.
NPM : 20158410237
KELAS : 3F (KONVERSI)
PROGRAM
STUDI PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
STKIP
KUSUMA NEGARA JAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2016/2017
PROPOSAL PTK PAUD
MENINGKATKAN MOTORIK
Nama Peneliti : SIGIT SARDJONO S. Sos.
NPM :
20158410237
Unit Kerja :
BKB PAUD
Cahaya Bunda
Judul : Meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Lompat
Tali
Pada Anak Kelompok B di PAUD Cahaya Bunda
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan
perkembangan pada masa anak usia dini merupakan fase penting dalam rentang
kehidupan manusia. Anak usia dini juga merupakan sosok individu yang sedang
menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (Sujiono,
2009:6). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek
sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia, Berk
(dalam Sujiono 2009:6). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap
tahapan perkembangan anak.
Pendidikan Anak Usia
Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik
beratkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku
serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Sujiono, 2009:7)
Untuk mengoptimalkan
hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar
seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan
mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya
bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain
membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan
menggunakan permainan lompat tali dapat melatih kemampuan anak membaca gerak
tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam
permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi
yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain
itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan
mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati
yang menyenangkan.
B. Identifikasi Masalah
Hal yang harus diperhatikan dalam
identifikasi masalah penelitian ini yaitu :
1. Permainan lompat tali dapat
melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan
dan kelincahan anak
2. Permainan Lompat Tali dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik,
3. Permainan Lompat Tali dapat
melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok.
4. Permainan Lompat Tali akan membuat
anak terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan
mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan
hati yang menyenangkan.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut:
Penerapan konsep pembelajaran dengan
menerapkan permainan tradisional yang berupa permainan lompat tali sebagai
upaya pengembangan motorik kasar anak usia dini antara lain melompat pada ketinggian tertentu.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang harus diperhatikan dalam
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aktivitas
guru dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk meningkatkan motorik kasar
anak kelompok B PAUD Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan?
2. Bagaimanakah aktivitas
anak dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar anak Kelompok B PAUD Cahaya Bunda, Jakarta Selatan?
3. Bagaimanakah peningkatan
kemampuan motorik kasar anak kelompok B PAUD Cahaya Bunda,Jakarta Selatan
setelah penerapan lompat tali?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa Hasil
penilitian ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui
permainan lompat tali.
2. Bagi Guru dengan
melaksanakan PTK ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran. Di samping itu guru terbiasa dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini sebagai acuan bagi peneliti lain untuk meneliti hal yang sama
dan belum terungkap dalam penelitian ini.
F. Kajian Pustaka
1. Kemampuan Motorik Kasar
Gerak motorik kasar
Gerak anggota badan secara kasar atau
keras (Suyadi, 2010:68). Pendapat lain mengatakan motorik kasar adalah gerakan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. (Sujiono,
2005:1.13).
2. Aspek Pengembangan
Motorik Kasar
Menurut Sumantri (2005:71) kemampuan yang
diharapkan untuk anak pada aspek ini adalah:
a. Berjalan
b. Berlari
c. Mendaki
d. Meloncat dan berjingkat
e. Mencongklang
f. Menyepak
g. Melempar
h. Menangkap
i. Memantulkan bola
j. Memukul, dan lain lain.
G. Kerangka Berfikir
Tindakan
Untuk mengoptimalkan
hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar
seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan
mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya
bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Selain itu bermain
membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan
menggunakan permainan lompat tali dapat melatih kemampuan anak membaca gerak
tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam
permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi
yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain
itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan
mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati
yang menyenangkan.
H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam
penelitian ini adalah bahwa melalui penerapan permainan lompat tali dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak Kelompok B PAUD Cahaya Bunda, JakartaSelatan.
I.
Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan
masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh penjelasan
mengenai pentingnya penerapan konsep pembelajaran bermain di Paud Cahaya Bunda
Tebet,Jakarta Selatan, sebagai upaya meningkatkan perekembangan motorik kasar.
Tujuan tersebut adalah:
1. Untuk mendeskripsikan
aktivitas guru dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk Meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PaudCahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
2. Untuk mendeskripsikan
aktivitas anak dalam Penerapan Permainan Lompat Tali Untuk Meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet, Jakarta
Selatan.
3. Untuk mendeskripsikan
peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet,
Jakarta Selatan setelah penerapan Permainan Lompat Tali.
J. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian: PAUD
Cahaya Bunda Tebet, Jalan Bukit Duri Timur no.35, Kelurahan Bukit Duri,
Kecamatan Tebet , Jakarta Selatan.
2. Waktu penelitian: November
2016.
K. Metode Penelitian
Jenis penelitian
Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Suharsimi, Arikunto (2006:2-3) dalam
Iskandar (2009:20-21) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
Menurut John Elliot
(dalam Iskandar, 2009:22) yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan
kualitas tindakan di dalamnya yaitu seluruh prosesnya, telaah, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang
diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional.
Harjodipuro (dalam
Iskandar, 2009:22-23) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong
para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap
praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.
Iskandar (2009:21)
mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian
ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis, dan empiris reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga
pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi pembelajaran yang dilakukan. Kunandar (2008) dalam Iskandar (2009:21)
menyatakan bahwa penelitian tindakan (action research) merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang
bertujuan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran di kelasnya.
L. Langkah-langkah
Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3
siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi
1. Siklus 1 :
a. Perencanaan, pada siklus
1 dilaksanakan lima kali pertemuan. Adapun tahap perencanaan pada siklus 1
meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Melakukan koordinasi dengan guru
kelas tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar melalui permainan lompat tali pada anak kelompok B dan
berkolaborasidengan guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b. Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah
dibuat, membiasakan pada anak untuk melompat sesuai
ketinggian yang ditentukan.
c. Refleksi, peneliti
mendiskusikan tentang hasil pengamatan dan hasil belajar mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang sudah terkumpul kemudian
Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang di
perlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap tindakan
dan pengamatan dalam hal ini dilakukan dalam waktu yang sama.
d. dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya.
2. Siklus 2 :
a. Perencanaan, pada siklus
2 dilaksanakan delapan kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang
penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 1 yang akan diatasi untuk
dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b. Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah
dibuat pada siklus 2, membiasakan pada anak untuk melompat sesuai
ketinggian.
c. Pengamatan, peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai melakukan permainan lompat tali
untuk meningkatkan motorik kasarnya.
d. Refleksi, peneliti dan
pengamat mendiskusikan hasil pengamatan yang sudah menunjukan hasil positif dan
menyusun langkah-langkah selanjutnya guna mendukung peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran berikutnya.
3. Siklus 3 :
a. Perencananan, pada
siklus 3 dilaksanakan dua belas kali pertemuan. Pada siklus ini berisi tentang
penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi untuk
dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b. Pelaksanaan, melaksanakan RPPH yang telah
dibuat pada siklus 3, membiasakan pada anak untuk melompat sesuai
ketinggian.
c. Pengamatan, peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Anak mulai terbiasa memainkan permainan lompat
tali.
d. Refleksi, peneliti dan
pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama
proses pembelajaran peneliti telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka
peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena
sudah memenuhi target yang diharapkan.
M. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
. Siswa-siswi kelompok B Paud Cahaya
Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
. Guru inti kelompok B Paud Cahaya
Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
. Guru Pendamping kelompok B Paud
Cahaya Bunda Tebet, Jakarta Selatan.
N. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah suatu
teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis
(Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh
peneliti dibantu oleh kolaborasi yakni guru kelas dan kepala sekolah. Observasi
dilakukan pada kelas yang dijadikan subyek penelitian untuk mendapatkan
gambaran secara langsung kegiatan belajar anak. Observasi yang dilakukan
meliputi proses belajar mengajar guru dan anak. Hal-hal yang diobservasi antara
lain kemampuan anak dalam mengkoordinasi tangan dan keseimbangan sehingga
mengoptimalkan ketrampilan motorik kasar anak.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah
instrument untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian
masa lalu yang telah di dokumentasikan (Mulyasa, 2009: 69). Dokumentasi
merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku,
arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data sekolah dan nama anak kelompok B Paud Cahaya Bunda Tebet,Jakarta Selatan, serta foto
rekaman proses tindakan penelitian.
O. Teknik Analisa Data
1. Reduksi
Data
Mengubah rekaman data ke dalam fokus permasalahan, data yang
terkumpul dan rekaman catatan-catatan lapangan kemudian dirangkum dan
diseleksi. Dalam tahapan ini data dari observasi, studi dokumentasi dan catatan
lapangan akan diseleksi data-data mana saja yang perlu dibuang dan dipilih.
Untuk mempermudah dalam seleksi peneliti menggunakan pengkodean untuk
memudahkan data mana yang ingin digunakan dan data yang mana ingin dibuang.
2. Deskripsi
Data
Analisa data alam penelitian ini m enggunakan teknik nalisis deskriptif kuantitatif. Deskripsi kuantitatif yaitu memaparkan hasil penelitian
yang dilakukan yaitu hasil dari pengamatan keterampilan berbicara.Penghitungan
data kuantitatif adalah dengan menghitung hasil akhir peningkatan keterampilan melompat pada setiap siklus. Data
tersebut diperoleh dari lembar observasi
yang telah disusun sebelumnya.Dengandemikian,
dapat diketahui persentase permainan lompat tali .hasil yang diperoleh dalam penghitungan. Data yang akan dianalisis berupa
data dari lembar observasi pada saat kegiatan berlangsung melalui permainan lompat tali.
Beberapa data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah data aktivitas guru dan aktivitas siswa
terhadap model pembelajaran dengan menggunakan permainan lompat tali. Data yang
sudah terkumpul kemudian dianalisis.
Analisia ini dapat dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana, yaitu:
P = N/f ´ 100%
Keterangan:
F : Frekwensi yang sedang dicari
prosentasinya.
N : Number of cases (jumlah frekwensi/
banyaknya individu).
P : Angka prosentase. (Anas Sodijono,
2011: 43)
3. Verifikasi
Data
Verivikasi disini merupakan hasil dari proses pembelajaran bermain
lompat tali. Setelah data dipilih pada tahap reduksi data dan telah disajikan
dalam bentuk deskritif pada tahap penyajian data, tiba saatnya peniliti menarik
kesimpulan atau verivikasi pada tahap ini. namun, pengolah data kulitatif tidak
akan tergesa-gesa tetapi secara bertahap denga tetap memperhatikan perolehan
data. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan dalam
pembentukan konfigurasi yang utuh.
P. Keabsahan Data
Demi terjaminnya
keakuratan data, maka peneliti akan melakukan keabsahan data. Data yang salah
akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya,
data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar.
Alwasilah dalam Bachri (2010:54) menjelaskan bahwa “tantangan bagi segala jenis
penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang
valid, benar dan beretika”.
Q. Kriteria Keberhasilan
Penelitian
Untuk melihat penelitian
ini berhasil atau tidak dalam meningkatkan motorik kasar melalui permainan lompat
tali pada anak kelompok B di PAUD Cahaya Bunda , maka ditulis rinciannya
sebagai berikut:
1. Aktivitas guru dalam
pembelajaran dengan menganalisis tingkat keaktifan guru dalam kegiatan
pembelajaran melalui permainan lompat tali mencapai keberhasilan ≥ 80% dari
keseluruhan aspek yang diamati.
2. Aktivitas anak dalam
pembelajaran dengan menganalisis tingkat keaktifan anak dalam kegiatan
pembelajaran melalui permainan lompat tali mencapai keberhasilan ≥80% dari
keseluruhan aspek yang diamati.
3. Peningkatan
kemampuan motorik kasar mencapai keberhasilan ≥80%.
4. Kegiatan permainan yang sangat menyenangkan
bagi anak usia dini di PAUD Cahaya Bunda Tebet Jakarta Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri (2005). Model Pengembangan keterampilan motorik Anak
Usia Dini. Jakarta : Departemen P &K.
Beni Iskandar
(2001). Metode Pengembangan Motorik.
Bandung: P3G Tertulis Dikdasmen Depdiknas.
Sujiono ( 2005 ). Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta :
Yayasan Citra Pendidikan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar