UJIAN TENGAH
SEMESTER (UTS)
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah
”Metodologi Penelitian”
Dosen
Pengampu:
Iswadi,
M. Pd
PERMAINAN ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA
ANAK USIA DINI
Oleh:
SITI FATONAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2016
PROPOSAL PERMAINAN
ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA ANAK USIA DINI
BKB PAUD CAHAYA BUNDA, BUKIT DURI, JAKARTA SELATAN
Nama
Peneliti : Siti Fatonah
NPM : 20158410229
Unit
Kerja : BKB PAUD CAHAYA BUNDA
Judul Penelitian : PERMAINAN ALAT MUSIK
ANGKLUNG SEBAGAI METODE
BELAJAR PADA ANAK USIA DINI
Jenis Penelitian :
Etnografi
Nilai Presentasi :
96
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan
sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak.Pendidikan dapat terjadi di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Pendidikan terbagi menjadi dua
yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan berawal dari usia dini dan
akan terus berkembang sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan, karena
pendidikan akan semakin maju mengikuti perkembangan zaman. Salah satu
pendidikan yang mampu merangsang kecerdasan anak usia dini adalah pendidikan
seni musik. Hal ini dibenarkan oleh pendapat Amstrong (2002: 227) bahwa,
pendidikan seni musik menjadi salah satu jenis pendidikan yang mengasah
kecerdasan musikal, yaitu kecerdasan dalam menangkap ritme dan melodi dalam
membangkitkan kemampuan memecahkan masalah.Pendidikan seni musik tentunya dapat
dijadikan sebagai terapi untuk mengasah kecerdasan anak. Kepekaan dan
keingintahuan anak terhadap suatu bunyi yang melibatkan rasa mampu menjadi daya
tarik tersendiri untuk anak usia dini.
Salah
satu pendidikan formal adalah pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Pendidikan di
sekolah Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk pendidikan usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia
4 sampai 6 tahun (Depdiknas, 2005: 2). Pendidikan taman kanak-kanak adalah
pendidikan awal sebagai tempat untuk membantu anak mempersiapkan diri ke arah
perkembangan selanjutnya dengan membangun keterampilan, pengetahuan, sikap dan
perilaku anak.
Usia
taman kanak-kanak antara 4 sampai 6 tahun merupakan usia paling peka terhadap
stimulus dari luar, dimana anak masih senang bermain serta memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi membuatnya penting menerima stimulus dari luar dirinya untuk
merespon berbagai bentuk pola permainan dan pembelajarannya dalam bentuk
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), nilai dan sikap (afektif).
Hal itu didukung oleh pernyataan Anwar (2007: 8) bahwa,
“Stimulasi
pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat mempengaruhi struktur fisik otak
anak, dan hal tersebut sulit diperbaiki pada masa-masa kehidupan
selanjutnya.Implikasinya adalah bahwa anak yang tidak mendapatkan lingkungan
yang merangsang pertumbuhan otak atau tidak mendapatkan stimulasi psikososial
seperti jarang disentuh atau jarang diajak bermain, akan mengalami berbagai
penyimpangan perilaku.”
Hal
ini mengharuskan orangtua dan guru di sekolah yang menjadi pendidik bagi anak
untuk aktif mengajak anak terus belajar pada hal-hal baru yang baik untuk
perkembangannya, seperti bermain sambil belajar.Melalui kegiatan bermain, anak
mengenal seni musik. Seni musik dapat menjadi salah satu alat bantu stimulus
untuk anak. Musik merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menstimulasi
kecerdasan intelektual dan emosional anak sejak fase bayi dalam kandungan, usia
batita, balita serta memotivasi anak diusia prasekolah sampai sekolah. (Ortiz,
2002: 33).
Pendidikan
di sekolah tidak hanya mengembangkan intelegensi saja, tetapi juga nilai-nilai
etika, moral, seni dan budaya, sebagai contoh pengembangan seni dan budaya
dalam pendidikan di sekolah adalah dengan adanya pembelajaran angklung. Hal
positif dari pembelajaran angklung antara lain menanamkan sikap disiplin,
tanggung jawab, kreatifitas, dan kerjasama. Sikap disiplin anak terlatih saat
anak mengikuti hitungan dan aba-aba dari guru, sikap tanggung jawab terbentuk
saat anak memainkan tiap nada pada masing-masing angklung yang menjadi
bagiannya, sikap kerjasama pun terbentuk pada saat memainkan angklung
bersama-sama, dan kreatifitas anak terbentuk saat memainkan angklung secara bersama-sama.
BKB PAUD CAHAYA BUNDA adalah salah satu lembaga
pendidikan formal yang ada di Jakarta. BKB
PAUD CAHAYA BUNDA memiliki beberapa pembagian kelas, yaitu Kelas A, dan
B. Kelas A adalah kelas dengan kelompok anak berusia 3- 4 tahun, 4 - 5 tahun dan kelas B adalah kelas dengan
kelompok anak berusia 5
sampai 6
tahun,. Pembelajaran angklung terdapat di kelas A dengan jumlah siswa sebanyak
15 anak. Perhatian khusus BKB PAUD
CAHAYA BUNDA pada perkembangan anak dengan seni musik tampak dalam ketersediaan
alat musik angklung di sekolah sebanyak 4 set angklung. Di BKB PAUD CAHAYA BUNDA, pembelajaran angklung
dipengaruhi oleh faktor penghambat dan pendukung.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan pada bulan Juni 2014, faktor penghambat adalah
kurangnya pengetahuan guru pada seni musik dan instrumen musik angklung. Guru
masih kesulitan mengajarkan instrumen
musik
angklung pada anak dengan benar, dikarenakan kurang menguasai teknik bermain
angklung dengan baik, oleh karena itu siswa hanya mengenal instrumen musik
angklung sebagai media bermain, sedangkan untuk faktor pendukungnya ialah
sarana untuk pembelajaran angklung yang memadai. Meskipun setiap siswa memiliki
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda- beda, siswa senang dengan adanya
pembelajaran angklung. Di samping kepekaan dan rasa keingintahuannya terhadap
bunyi, siswa di usia taman kanak-kanak masih senang bermain. Sikap disiplin,
tanggung jawab dan kerjasama juga dapat terbentuk melalui pembelajaran yang
menarik. Teknik permainan angklung dengan cara diguncangkan (shake) menjadi
daya tarik tersendiri pada siswa untuk belajar sambil bermain.
Kurangnya
pengetahuan guru pada alat musik angklung membuat pembelajaran angklung tidak
efektif. Keterbatasan
waktu dalam pelaksanaan pembelajaran angklung juga membuat pembelajaran
angklung tidak terlaksana dengan baik.Pembelajaran angklung hanya diberikan
satu bulan sekali dengan waktu yang relatif singkat, sekitar 30 menit atau
hanya sekedar untuk selingan.Kurangnya pengetahuan guru pada suatu instrumen
musik dapat mempengaruhi keterampilan siswa dalam memainkan alat musik,
khususnya angklung.Siswa hanya mengenal angklung sebagai media bermain yang
mengeluarkan bunyi yang unik, sehingga saat diberi aba-aba untuk bermain musik
menggunakan angklung siswa cenderung tidak fokus. Di BKB PAUD CAHAYA BUNDA hal itu menjadi kendala
guru.
Hal
tersebut menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian upaya
peningkatan keterampilan bermain instrumen musik di BKB PAUD CAHAYA BUNDA.
Peneliti akan menggunakan instrumen musik angklung sebagai alat
pembelajarannya.
B.
Fokus Penelitian
Pada uraian diatas telah dijelaskan bahwa
ada 6 Aspek perkembangan anak usia dini namun pada penelitian ini penelitian
memfokuskan penelitian pada aspek seni saja dalam hal ini anak di minta untuk
belajar sambil bermain
dengan alat musik
angklung karena dapat menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional pada
anak usia dini.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, dapat dikemukakan pokok permasalahan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana pengetahuan
guru anak usia dini tentang seni musik khususnya alat musik angklung ?
2.
Bagaimana metode
pembelajaran seni musik angklung kepada anak usia dini?
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat
praktis dan manfaat teoritis. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
§ Manfaat Teoritis
Manfaat teoretis dari penelitian ini
adalah dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang akan datang.
§ Manfaat Praktis
Ø Bagi guru
Manfaat praktis dari penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi guru di BKB PAUD CAHAYA BUNDA agar nantinya
dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi dan introspeksi sehingga dapat
membantu mengatasi masalah yang menjadi penghambat dalam pembelajaran
angklung.
Ø Bagi sekolah
Manfaat untuk sekolah, yaitu mendapatkan
acuan dalam meningkatkan pembelajaran instrumen musik angklung dan untuk
kemajuan pembelajaran angklung di BKB PAUD CAHAYA BUNDA
E. Deskripsi Konseptual Fokus
a. Pendidikan seni musik
Musik sudah dapat diperkenalkan sejak
dalam kandungan.Seni musik dapat membantu anak-anak untuk memiliki kepekaan
estetis yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perbuatan serta cara
berfikirnya. Hal ini didukung oleh pendapat Ortiz (2002: 33) bahwa, musik
merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan intelektual
dan emosional anak sejak fase bayi dalam kandungan, usia batita, balita serta
memotivasi anak di usia prasekolah sampai sekolah.
Menikmati musik dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Penghayatan musik diperoleh dari kegiatan mendengarkan,
bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan
kreativitas murid (Jamalus, 1988: 43).
Menurut Mudjilah (2004: 4) musik adalah
suatu susunan tinggi-rendah nada yang berjalan dalam waktu. Hal ini dapat
dilihat dari notasi musik yang menggambarkan besarnya waktu dalam arah
horisontal , dan tinggi- rendahnya nada dalam arah vertikal (J).
Musik terdiri atas beberapa unsur yang
saling menyatu membentuk sebuah lagu (Jamalus, 1988: 7) menyatakan bahwa, unsur-unsur
musik terdiri atas beberapa kelompok yang secara bersama merupakan kesatuan
membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Di samping itu menurut Jamalus
(1988: 7) unsur-unsur musik dapat dikelompokkan menjadi:
Unsur-unsur pokok, yaitu irama, melodi,
harmoni, bentuk/struktur lagu.
Unsur-unsur ekspresi, yaitu tempo, dinamik
dan warna nada.
Menurut Mudjilah (2004: 1) sebuah nada
mempunyai sifat dasar, yaitu:
Pola titinada (pitch), adalah
tinggi-rendah nada.
Durasi (duration), adalah
panjang-pendeknya nada atau irama.
Intensitas (intensity), adalah volume atau
tingkat kekerasan nada.
Warna nada (timbre), adalah kualitas atau
warna suara.
Panjang pendeknya nada membentuk suatu
irama. Hal ini dibenarkanoleh pendapat Mudjilah (2004: 7) bahwa,
“Panjang pendeknya not-not, membentuk
suatu irama, yang digambarkan dalam simbol-simbol not.Panjang not ditentukan
oleh durasi dari tiap getaran. Getaran yang teratur disebut beat (pukulan).
Getaran tersebut dapat lambat atau cepat, akan tetapi harus teratur. Kecepatan
menghitung panjang not disebut tempo dan kumpulan dari pukulan-pukulan yang
teratur (beat), dalam kelompok terkecil disebut birama.”
Selanjutnya, kelompok-kelompok yang ditimbulkan dari
pukulan yangteratur disebut dengan meter. Ada beberapa jenis meter, yaitu
douple meter,triple meter dan quadruple meter. (Mudjilah, 2004: 7)
2: satu dua | satu dua |
3: satu dua tiga | satu dua tiga |
4: satu dua tiga empat | satu dua tiga empat |
6: satu dua tiga empat lima enam |
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa musik terbentuk dari beberapa unsur.Musik juga merupakan
sebuah alat yang dapat membantu mencerdaskan anak dengan berbagai kegiatan
musik seperti mendengarkan musik dan bermain musik.
Angklung adalah alat musik tradisional
yang berasal dari Jawa Barat.
Angklung terbuat dari bambu dan cara
memainkannya dengan caradiguncangkan (shake). Menurut Jamalus (1976: 109),
angklung digolongkanke dalam alat musik idiophone.Alat musik idiophoneartinya
alat musik yangsumber bunyinya dihasilkan dari alat itu sendiri bila disentuh
atau dipukul.
Nurhani (2008: 55) berpendapat bahwa,
angklung adalah instrument musik tradisional Indonesia, terbuat dari bambu,
yang dibunyikan dengancara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan
pipa bambu)sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3
sampai4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil, yang dimaksud
susunan2,3 sampai 4 nada ini adalah susunan tabung pada alat musik
angklung.Halini didukung oleh pendapat Jamalus (1976: 110)bahwa,
“Angklung melodi bertabung 2 buah. Tabung
kecil ialah oktaf tabung besar, sehingga bila angklung dibunyikan terdengarlah
nada rangkap (unisono).Angklung pengiring bertabung 4 buah, menyuarakan paduan
nada dominan septim, sedangkan yang bertabung 3 membunyikan nada minor.”
Hal senada dinyatakan oleh Kusmargono
(2012: 6) bahwa angklung melodi memiliki dua bumbung nada. Bumbung nada depan
(kecil) bunyinya satu oktaf lebih tinggi dari bumbung nada belakang (besar).
Selanjutnya menurut Subagyo dan Purnomo
(2010: 32), angklung adalah instrumen musik yang dikerat.Dikerat adalah teknik
memotong dengan caramelingkar.Hal ini dapat dilihat pada bentuk angklung yang
memiliki rongga.
Alat musik angklung dapat digolongkan
menjadi dua kelompok, yaitu angklung pembawa melodi dan angklung
pengiring(Jamalus, 1976: 109). Selanjutnya Kusmargono (2012: 6):
“Sebuah angklung melodi memuat dua nada
yang ber-interval satu oktaf, maka luas nada angklung melodi maksimal hanyalah
tiga oktaf.Apabila dilengkapi dengan nada sisipan (kromatis), jumlah semuanya
menjadi tiga puluh tujuh buah angklung dari nada terbawah c sampai dengan
tertinggic’’’.
Angklung memiliki teknik permainan sendiri
seperti halnya instrumen musik lainnya. Menurut Kusmargono (2012: 8 - 9) teknik
memegang dan membunyikan angklung yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
Sikap
umum memegang angklung:
1. Tangan kiri memegang ujung tiang depan.
2. Angklung menghadap ke atas kiri pemain.
3. Garis antara siku dengan pergelangan tangan kiri
sejajar dengan garis permukaan tanah.
4. Dipandang dari samping angklung harus tegak lurus rata
dengan tegak badan pemain.
5. Usahakan posisi angklung berada tepat di depan pinggul
kanan pemain.
6. Telunjuk bersama ibu jari tangan kanan memegang
pangkal bawah tiang belakang angklung, sedang jari tengah masuk ke dalam
lubangpotongan sepatu angklung bagian belakang, mengontrol tinggi rendah posisi
angklung, dan bersama dengan telunjuk dan ibu jari mengatur getaran angklung
yang berpusat pada pergelangan tangan kanan tersebut.
7. Bunyi angklung hanya diharapkan dari bagaimana cara
pemain memaju-majukan sepatunya.
Sikap
khusus membunyikan angklung:
1. Bunyi panjang. Untuk mendapatkan bunyi yang panjang
dan stabil, angklung harus tegak lurus dengan lantai dilihat dari segala
arah.Gerak angklung bersumbu pada pergelangan tangan kiri yang tak boleh
bergerak.
2. Bunyi pendek. Angklung tetap tegak.Kendali pada tangan
kanan sangat ketat dan pendek.
3. Bunyi amat pendek (staccato). Angklung condong ke
kiri, dengan cara menarik pegangan tangan kanan ke samping. Dibunyikan dengan
pendek.
4. Angklung dipegang erat pada tangan kiri, sedang
telapak tangan kanan membentur-bentur pangkal belakang sepatu angklung.
(sumber: Kusmargono 2012: 9)
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar
mengapa angklung pada saatini angklung dijadikan sebuah pembelajaran. Beberapa
penjelasan berikut
menurut Masunah dkk (2003: 1) sebagai
berikut:
1. Angklung merupakan salah satu jenis kesenian yang
terdapat hampir disetiap daerah Jawa Barat, sehingga jenis angklung ini cukup
dikenal oleh masyarakat.
2. Dilihat dari bentuk penyajiannya, seni angklung di
Jawa Barat sangat beragam, sesuai dengan keadaan dan keperluan masyarakat
pendukungnya. Oleh karena itu, seni angklung ini menarik untuk dibahas dari
sudut keberagaman, baik dari segi musikal maupun fungsinya di masyarakat.
3. Musik angklung mempunyai nilai sosial antara lain,
kerjasama, gotong royong, kecermatan, ketangkasan, dan tanggung jawab.
Berdasarkan nilai-nilai ini musik angklung dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebelum peneliti menemukan
beberapa penelitian dengan judul yang hampIr sama.Peneliti telah menelusuri
beberapa proposal terdahulu yang membahas pendidikan karakter anak usia dini
a.
Proposal yang ditulis oleh Gusti
Swandaru pada tahun 2014 diterbitkan JURUSAN Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta “Upaya
Peningkatan Keterampilan Bermain Instrumen Musik Angklung Anak Usia Dini Dalam
Pembelajaran Angklung Melalui Metode Drill Di Tk Dharma Rini Yogyakarta”
b. Proposal
lain di tulis oleh Novita Dwi Lestari pada
tahun 2014 diterbitkan oleh FakultasKeguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu dengan judul “Mengoptimalkan Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini Dengan
Bermain Alat Musik Angklung Di Sentra Musik Kelompok B Pendidikan AnakUsia Dini
Tunas Harapan Kota Bengkulu
G. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk meningkatkan
kemampuan pendidik anak usia dini tentang alat musik khususnya
angklung
2.
Untuk memberikan metode
pembelajaran kepada anak dalam bermain alat musik khususnya angklung agar
mengoptimalkan kecerdasan musikal Anak Usia Dini.
H. Tempat
Dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan selama 1 bulan dan dilaksanakan di BKB PAUD CAHAYA BUNDA Jl. Bukit DuriTimur RT 007 RW 01 No. 35,
Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet Jakarta Selatan.
I. Latar
Penelitian
Pada kenyataannya masih banyak pendidik PAUD
belum memiliki keterampilan bermain musik secara optimal Karena keterbatasan
alat musik karena tidak semua PAUD memiliki alat musik angklung.
J. Metode Penelitian
Menggunakan
metode kualitatif dengan mendapatkan data dari kegiatan pembelajaran kecerdasan
musikal di BKB PAUD CAHAYA BUNDA
K. Data Dan Sumber Data
Data
yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan sekunder melalui observasi dan
wawancara, dalam menerapkan kegiatan pembelajaran seni musik angklung di BKB
PAUD CAHAYA BUNDA Jakarta Selatan
L. Teknik Pengumpulan Data
Teknik PenilaianDalam
penelitian ini instrumen untuk mengumpulkan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
a. Observasi
Observasi atau disebut juga
pengamatan yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek yang diamati
secara langsung melalui penglihatan, Peneliti mengamati kegiatan tingkah laku
anak- anak di sekolah
b. Wawancara
Wawancara merupakan
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara ( peneliti ) yang
mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai ( narasumber ). Yang
menjadi narasumber yaitu pendidik, mereka akan diberikan 10 pertanyaan seputar
bagaimanakah meningkatkan kemampuan musikal anak melalui permainan angklung.
c. Angket atau Kuesioner
Tujuan angket yaitu untuk
memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain.
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data atau informasi
tentang Kontribusi Pendidik PAUD dalam pembelajaran seni musik angklung anak
usia dini BKB PAUD CAHAYA BUNDA Jakarta Selatan
M. Pemeriksaan Keabsahan Data
Proses
memvalidasi (menguji keabsahan) data melalui trianggulasi dengan cara
membandingkan data yang terkumpul dari berbagai sumber antara lain melalui
observasi, wawancara serta pengumpulan data-data /dokumen pendukung
N. Teknik Analisis Data
Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif, yakni
dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis
berdasarkan teori-teori yang ada dan
pengetahuan penulis.
Adapun teknis
penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap
prilaku anak di PAUD yang selama ini
dilakukan penulis.
Daftar Pustaka
Nurhani, Hani dan Nurlelawati, Tita. 2008.
Instrumen Musik Lengkap. Surakarta: PT. Widya Duta Grafika.
Ortiz, John M. Ph. D. 2002. Menumbuhkan
Anak-anak Bahagia, Cerdas, dan Percaya Diri dengan Musik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum.
Partino, Idrus. 2009. Statistik
Deskriptif. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Rohman, Muhammad dan Amri, Sofan. 2013.
Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: PRESTASI PUSTAKA
PUBLISHER.
Subagyo, Fasih dan Purnomo, Wahyu. 2010.
Terampil Bermusik Untuk SMP dan MTs. Jakarta: PT. Wangsa Jatra Lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar