here we are

here we are

Kamis, 12 Januari 2017

Proposal Penelitian PAUD Oleh Romrom Rohmah

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Metodologi Penelitian “
Dosen Pengampu :
Iswadi, M. Pd

 PENGARUH MEDIA TELEVISI TERHADAP POLA PIKIR DAN PRILAKU ANAK
DI PAUD TUNAS MULIA

Oleh :
NAMA            : ROMROM ROHMAH
NIM                : 20158410213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN  (STKIP) KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016

A.    Latar Belakang Masalah
      Dalam era kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sekarang ini, media masa adalah salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar dalam membangun pola pikir atau karakter bangsa, khususnya media elektronik dengan pelaku utamanya adalah televisi.
Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan pola pikir dan tingkah laku  masyarakat terutama anak-anak yaitu: keluarga, lingkungan sosial, pendidikan formal, dan media massa. Namun tanpa disadari media massa terutama media elaktronik yaitu televisi sedikit demi sedikit telah mengubah pola berpikir dan prilaku anak-anak yang sedang mengalami masa perkembangan.
Televisi merupakan media massa yang memberikan informasi melalui visual dan suara mempunyai pengaruh besar pada berbagai aspek kehidupan manusia, khususnya pada perkembangan pola pikir dan prilaku anak. Dampak dari media massa tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif. Masa anak-anak adalah masa dimana  akan terbentuknya pola pikir dan prilaku anak yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan anak tersebut nantinya.
Sayangnya banyak media televisi swasta di Indonesia alih-alih memberikan contoh pendidikan yang patut di tiru atau positif, sebagian besar justru menonjolkan karakter buruk dari pada karakter baik, pemberitaan dan acara di televisi semakin tidak kondusif bagi perkembangan anak, setiap hari banyak media mengabarkan tentang kekerasan, berita saling menjatuhkan, menyalahkan dan menghasut kebencian. Secara umum banyak tayangan televisi di Indonesia justru mematahkan anjuran berprilaku baik yang di tanamkan orang tua di rumah dan para guru di sekolah. Padahal masa anak-anak adalah masa dimana akan terbentuknya pola berpikir dan prilaku yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan anak tersebut nantinya.
      Kuatnya pengaruh tontonan televisi terhadap prilaku seseorang telah dibuktikan dengan peneltian ilmiah. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) pada tahun 1995, yang mengatakan bahwa tayangan yang bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan tayangan kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk berprilaku buruk, bahkan penelitian ini juga menyimpulkan bahwa hampir semua prilaku buruk yang dilakukan orang adalah hasil pelajaran yang mereka dapat dari media semenjak usia anak-anak. Contohnya pengaruh sinetron dapat kita saksikan setiap hari diantaranya banyak anak-anak yang menirukan gaya maupun ucapan-ucapan aktor atau aktris sinetron yang mereka sukai. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan kepada anak saat mereka menonton acara televisi yang mereka nilai acara tersebut menarik. Seperti yang telah diketahui bahwa televisi  dapat memberikan informasi dan dapat menghibur anak-anak. Namun, apabila anak tersebut menonton televisi secara berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif diantaranya mengganggu konsentrasi anak dan terbentuknya sikap negatif akibat tayangan yang buruk.
Dari masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Televisi Terhadap Pola Pikir dan Tingkah Laku Anak pada siswa kelompok B, Semester Satu, Tahun Pelajaran 2016/2017 PAUD TUNAS MULIA”
B.     Identifikasi masalah
Setelah melakukan pengamatan terhadap anak-anak ditemukan beberapa masalah terkait dengan judul penelitian diantaranya:
1.      Banyak anak menirukan gaya bahasa yang digunakan di film kartun. Contohnya : gaya bahasa serial kartun upin dan ipin
2.      Banyak anak menirukan adegan-adegan yang ditayangkan di film kartun dan sinetron. Contohnya : adegan berkelahi
3.      Mayoritas orang tua tidak menemani anaknya ketika menonton televisi
4.      Orang tua tidak membatasi tayangan apa saja yang boleh ditonton anaknya.

C.    Pembatas Masalah
Pembatasan penelitian dipusatkan pada masalah tentang bagaimana peran media televisi dalam mempengaruhi pola pikir dan prilaku anak beserta  cara mengatasi dampak negatifnya pada siswa kelompok B, Semester I, PAUD TUNAS MULIA
D.    Perumusan masalah
Berdasarkan pernyataan yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apa saja pengaruh media televisi terhadap pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir dan prilaku anak di PAUD TUNAS MULIA?
2.      Bagaimana cara mengatasi dampak negatif yang timbul akibat televisi di PAUD TUNAS MULIA

E.     Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka menambah wawasan khususnya mengenai pengaruh tayangan  media televisi dengan perkembangan pola pikir  dan prilaku negatif anak.
2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini dibagi menjadi 4, yakni untuk :
1.      Anak
Membantu anak dalam proses pembentukan prilaku kearah yang lebih baik dan mengarahkan tontonan yang lebih bernilai edukatif bukan rekreatif saja.
2.      Guru
Guru sebagai seorang pendidik seyogyanya mampu memberikan arahan kepada anak dan mengajarkan kepada mereka acara apa saja yang seharusnya mereka tonton. Selain itu, program pendidikan kepada anak juga dapat diberikan dengan menyuruh anak menonton program anak dan kemudian menceritakan kembali serta mendiskusikannya didalam kelas.
3.      Orang tua
Sebagai  bahan masukan  kepada orang tua berkaitan dengan tayangan televisi, agar lebih berhati-hati dan mengantisipasi dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dari acara-acara televisi, serta lebih selektif dalam memilih acara-acara televisi yang cocok untuk perkembangan anaknya dan acara yang mana yang tidak cocok untuk perkembangan anaknya sehingga fungsi televisi sebagai sarana informatif, edukatif, rekretif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru, dapat berjalan sebgai mana mestinya dan bila memungkinkan agar orang tua berkenan untuk selalu mendampingi anaknya dalam menyaksikan acara atau tayangan televisi.
4.      Peneliti
Sebagai aplikasi antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan pengalaman konkrit dilapangan, dengan demikian penelitian akan memperoleh fakta kesesuaian atau ketidak sesuaian antara teori dan praktek.


F.      Kajian Pustaka

a.       Pengertian Televisi
Televisi berasal dari dua kata yaitu tele yang artinya jauh dan visi artinya pandangan, yang bermakna pandangan jarak jauh. Namun secara global televisi adalah suatu alat atau media informasi audio visual satu arah.
Menurut Effendy (2002 : 21) dalam bukunya yang berjudul “ Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis “ yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen
Fungsi Televisi
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya.
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 berbunyi “ Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan hiburan, yang memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan”.
Dari uraian diatas fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1.      Media informasi dan penerangan
2.      Media pendidikan dan hiburan
3.      Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya
4.      Media pertahanan dan keamanan
Pengaruh media televisi pada pembelajaran
“...karena sebagai media yang paling dikonsumsi oleh banyak anak-anak, hendaknya media televisi membebaskan dirinya dari semua bentuk kekerasan secara umum..” (Sunarto 2009).
Rani Yuliandani (2009) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Televisi Terhadap Perkembangan Anak” menyatakan dampak negatif dari acara televisi lebih besar daripada dampak positif pada perkembangan anak. Dari televisi, anak-anak dapat menyaksikan semua tayangan termasuk yang belum layak mereka tonton, mulai dari kekerasan  dan kehidupan seks.
 Dampak-dampak negatif dalam acara televisi antara lain:
1.      Berpengaruh terhadap perkembangan otak
2.      Menurunnnya atau hilangnya minat membaca dan motivasi anak sehingga anak tidak mempunyai semangat belajar
3.      Perubahan perilaku pada karekter dan mental penontonnya
4.      Menjadikan anak menjadi konsumtif karena tayangan iklan yang menawarkan berbagai macam produk
5.      Memikat dan membuat ketagihan sehingga anak menjadi malas belajar
6.      Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi menjadi manusia individualais dan sendiri
7.      Meningkatnya agresifitas
8.      Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
Dampak positif:
1.      Tayangan yang bersifat edukatif sebagai salah satu media belajar anak
2.      Sebagai sumbar informasi untuk mengenal dunia luar
3.      Menghibur anak
4.      Menunjang pelajaran sekolah dan pengetahuan umum
5.      Membantu proses belajar membaca dan menulis


b.      Untuk meminimalisir dampak-dampak negatif dalam acara televisi diperlukan peran serta berbagai pihak diantaranya :
1.      Peranan orang tua dalam mengatasi dampak negatif acara televisi
o   Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
o   Dampingi dan awasi saat anak menonton televisi
o   Memberikan penjelasan pada anak apabila ada tanyangan televisi yang tidak sesuai
o   Memberikan pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan dirumah
o   Manfaatka waktu yang sedikit sebagai sarana belajar anak
o   Memperbanyak membaca buku dan meletakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak.
o   Mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi serta positif dengan orang lain dsb.

2.      Peran guru dan sekolah
Guru harus mentransfer hal-hal positif dari tayangan televisi, dan mampu memberi pengertian terhadap anak dan mengajarkan kepada anak acara apa saja yang harus dan tidak mereka tonton.

3.      Peran Pemerintah
Pemerintah juga memiliki peranan penting untuk mengantisipasi terserapnya dampak negatif dari tayangan televisi terhadap perkembangan sikap dan prilaku anak. Indonesia sudah memiliki KPAI sebagai sarana untuk menyeleksi program atau tayangan yang akan ditayangkan ditelevisi.

G.    Kerangka Berfikir Tindakan
a.       Berdasarkan kajian dan penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Dzulfikri Al-bukhhori dengan judul “Pengaruh Televisi Bagi Perkembangan Anak Usia Dini di PAUD AT-TAQWA kp. Cisauk 03/05 Situ Ilir” dapat ditarik kesimpulan, bahwa peran serta tayangan televisi sangat besar dalam perkembangan anak, terkhusus lagi terhadap pola pikir, sikap dan prilaku anak.
b.      Setiap informasi yang didapat oleh anak dari tayangan televisi tidak akan terlepas dari hal negatif dan positif, maka dari itu partisipasi atau peran serta orang tua, guru/sekolah, pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Anak ibarat kertas putih polos yang dengan mudah kita tulis sesuka hati. Semua yang mereka lihat, rasakan, dan dengar lebih sering ditelan mentah-mentah tanpa disaring terlebih dahulu. Maswan dkk (2010) dalam bukunya yang berjudul “ Teknologi Pendidikan “ mengatakan bahwa televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi searah yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media pembelajaran yang evektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi menjadi sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai alat pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan pertunjukannya haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang positif.

H.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
·         Dari berbagai teori yang telah ada dan berbagai penelitian yang membahas dampak tayangan media televisi terhadap pola pikir dan prilaku anak, dapat disimpulkan bahwa tayangan media televisi dapat mempegaruhi pola pikir dan prilaku anak baik prilaku positif maupun negatif.
·         Adapun beberapa cara untuk mengatasi pengaruh yang timbul akibat tayangan media televisi adalah adanya peranan penting orang tua dan pendidikan lebih lanjut oleh guru serta peran serta pemerintah dalam melindungi generasi bangsa.

I.        Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh media televisi dapat memengaruhi perkembangan pola pikir dan prilaku anak di Paud Tunas Mulia.

J.       Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai bulan Oktober 2016 bertempat di Paud Tunas Mulia, Ciracas Jakarta Timur. Semester l tahun pelajaran 2016/2017.
Alasan peneliti mengambil tempat di Paud Tunas Mulia adalah karena Paud Tunas Mulia adalah tempat mengajar peneliti sehingga memudahkan dalam proses penelitian. Diambil pada bulan september dan oktober karena merupakan hari efektif belajar.



K.    Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan penelitian  tindakan kelas.

L.     Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3 siklus. Stiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reflaksi.
1.      Siklus 1
a.       Perencanaan
Anak usia 5-6 tahun sudah memasuki tahap operasional konkrit, dimana anak mulai berfikir logis, untuk mengganti cara berfikir sebelumnya yang bersifat intuitif-frimitif namun masih membutuhkan contoh-contoh konkrit, disinilah guru berperan dalam membentuk perkembangan pola pikir dan prilaku anak dengan membuat Rencanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang memberikan contoh prilaku dan pembiasaan yang baik
b.      Pelaksanaan
Peneliti mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
c.       Pengamatan
Peneliti  bekerja sama dengat pengamat (Collaborator) untuk mengamati proses pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Peneliti menggunakan observasi karena melalui pengamatan secara langsung diperoleh data otentik melalui crosscheck antara observasi dan wawancara mendalam juga memperoleh gambaran secara langsung mengenai anak yang sering menonton tayangan televisi seperti sinetron dan film kartun. Pengamat mengamati peneliti dan peserta didik.
d.      Refleksi
Peneliti beserta pengamat mendiskusikan hasil pengamatan dari prilaku anak dan hasil belajar siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, apakah ada perubahan sikap pada anak yang biasanya setelah belajar tatakrama dan sopan santun, sebagai bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan hasil di siklus 1, kemudian dijadikan dasar untuk memperbaiki di siklus berikutnya.

2.      Siklus 2
a.       Perencanaan
Merencanakan untuk melakukan pembelajaran yang menunjang pembelajaran yang telah dilakukan disiklus 1 dan penggambaran masalah yang terjadi  pada siklus 1 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk RPPH
b.      Pelaksanaan
Peneliti mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian  pada siklus 2 untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi.
c.       Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan pengamat (Collaborator) untuk mengamati proses pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati peneliti dan peserta didik.
d.      Refleksi
Peneliti beserta pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamatan dan hasil belajar siswa, sebagai bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang  pada akhirnya dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan selama proses dan hasil di siklus 2, kemudian dijadikan dasar untuk memperbaiki di siklus berikutnya.

3.      Siklus 3
     a.    Perencanaan
Perencanaan pada siklus 3 berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2 yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b. Pelaksanaan
Peneliti mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada siklus 3.

c.       Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan pengamat (Collaborator) untuk mengamati proses pembelajaran. Peneliti mengamati peserta didik. Pengamat mengamati peneliti dan peserta didik.
d.      Refleksi
Peneliti beserta pengamat mendiskusikan tentang hasil pengamatan dan hasil belajar siswa, sebagai bahan triangulasi peneliti melakukan wawancara. Yang pada akhirnya dapat mengidentifikasi masalah-masalah atau kelemahan-keemahan selama proses dan hasil di siklus 3, kemudian dijadikan dasar untuk memperbaiki di siklus berikut atau apabila sudah dirasa cukup dan memenuhi target pencapaian maka siklus berhenti sampai disini.

M.   Sumber Data
Sumber data yang digunakan  dalam penelitian ini terdiri dari :
1.      Siswa dan orang tua siswa kelompok B di Paud Tunas Mulia
2.      Guru inti kelompok B Paud Tunas Mulia
3.      Guru pendamping kelomppok B Paud Tunas Mulia

N.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
1.      Format-format wawancara
Yaitu mewawancarai guru, siswa dan orang tua siswa melalui format-format yang telah dipersiapkan sebelumnya
2.      Observasi
Dilakukan dengan mengamati secara langsung prilaku siswa kelompok B, yang sering menonton tayangan televisi
3.      Studi Dokumen
Diambil dari buku-buku yang mendukung penelitian



O.    Teknik Analisa Data
Teknik dan kriteria analisis yang digunakan untuk menganalisa data antara lain:
1.      Reduksi Data
Mengubah rekaman data kedalam fokus permasalahan, data yang terkumpul dan rekaman catatan-catatan lapangan kemudian dirangkum dan diseleksi. Dalam tahapan ini data dari wawancara dan observasi akan diseleksi data-data mana saja yang perlu dibuang dan dipilih. Untuk mempermudah dalam seleksi peneliti menggunakan pengkodean untuk memudahkan data mana yang ingin digunakan dan data yang mana yang ingin dibuang.
2.      Deskripsi Data
Deskripsi data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data diseleksi pada tahap reduksi, selanjutnya data akan disajikan secara deskriptif dan dalam bentuk diagram.
3.      Verifikasi Data
Setelah data dipilih pada tahap reduksi data dan telah disajikan dalam bentuk deskriftif pada tahap penyajian data, tiba saatnya peneliti menarik kesimpulan atau verifikasi pada tahap ini. Pengolah data kualitatif tidak akan akan dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan perolehan data. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan dalam pembentukan konfigurasi yang utuh.

P.      Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
1.      Pengamat menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti lapangan, observasi partisipan.
2.      Diskusi dengan guru kelas

Q.    Kriteria Keberhasilan Penelitian
Peneliti menetapkan kriteria keberhasilan penelitian yang digunakan sebagai dasar keberhasilan suatu tindakan yang dilakukan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
·         Jika minimal 80% siswa menggunakan media televisi sebagai media pembelajaran yang positif dengan menonton tayangan yang bersifat edukatif.
·         Jika minimal 80% siswa tidak lagi menonton acara yang bersifat negatif atau belum sesuai dengan usianya
·         Agresifitas dan bermain kekerasan fisik bisa dikurangi




















DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Penulisan dan Bimbingan Skripsi, STKIP Kusuma Negara Jakarta, 2015
Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan,dan Perempuan. Jakarta : Buku Kompas
Effendi, Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002
Maswan dkk, Teknologi Pendidikan Jilid2. Jepara: Karsa Manunggal Indonesia, 2010, hl. 74-75
Dhanang Sasongko, Program Parenting “Tantangan Mendidik Anak di Jaman Modern” Menumbuhkan Motivasi Belajar Pada Anak. Jakarta, 2015
https://raniyuliandani.wordpress.com>pengaruhtelevisiterhadapperkembangananak, diakses hari Kamis, 10 November 2016 pukul 22:24
http://jun212w.blogspot.com>2013/12>penelitiantindakankelas, diakses hari Kamis, 10 November 2016 pukul 22:24
http://umulsidikoh.blogspot.co.id>2015/02>pengaruh tayangan televisi terhadap pola pikir dan kepribadian anak-umul sidkoh, diakses hari Kamis, 10 November 2016 pukul 22:27
https://gudangmakalah.blogspot.com>skripsi korelasi pengaruh tayangan televisi terhadap perkembangan anak, diakses hari Kamis, 10 November 2016 pukul 22:27


Tidak ada komentar:

Posting Komentar