here we are

here we are

Jumat, 06 Januari 2017

Proposal Penelitian PAUD Oleh Rosita

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

“METODOLOGI PENELITIAN”
DOSEN PENGAMPU :
ISWADI, M.Pd

: UPAYA PENINGKATAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERHITUNG


 

OLEH
ROSITA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016



A.        Latar Belakang Masalah

    Pendidikan anak usia dini(PAUD) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar,lembaga ini dianggap penting karena bagi anak usia dini merupakan golden age (usia emas) yang didalamnya terdapat “masa peka”yang hanya datang sekali.Masa peka merupakan suatu masa yang menuntut perkembangan anak perkembangan anak dikembangkan secara optimal.Upaya pengembangan ini dapat dilakukan  dengan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung.Permainan berhitung di paud tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja,tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional,karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik,bervariasi dan menyenangkan.

Berdasarkan pengamatan di PAUD MAWAR MELATI.penulis menemukan adanya masalah yaitu rendahnya minat anak didik belajar berhitung dengan benda-benda yang ada di lingkungan,lebih menyukai pembelajaran mewarnai,motorik halus dan bermain di luar.

Dengan memberikan motifasi kepada anak karena motifasi merupakan proses internal yang mengaktifkan,memadu dan memelihara perilaku anak secara terus menerus.contoh motifasi Intrinsik adalah rasa ingin tahu anak untuk menghitung benda yang ada di sekitarnya,sehingga anak mau mengulangi apa yang sudah dipelajari.

Di PAUD MAWAR MELATI pembelajaran berhitung dengan benda-benda menggunakan alat yang sederhana.Para pendidik menggunakan media yang ada di dalam lingkungan sekolah misalnya pensil,sepidol,buku,jepitan baju.Hal ini membuat anak merasa bosan.

Di dalam persiapan menyusun model pembelajaran berhitung ini disesuaikan dengan karakteristik anak,perkembangan fisik dan psikologis anak paud,keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran.Kegiatan berhitung ini untuk meningkatkan kemampuan dan kretivitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika ,diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat di perlukan dalam kegiatan sehari-hari,terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti  pendidikan dasar.

Dari ketidak berhasilan tersebut guru berupaya untuk menuntaskan  pembelajaran dalam berhitung dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul”Upaya Meningkatkan  Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Ikan Pada Paud Mawar Melati KELURAHAN CEMPAKA PUTIH BARAT dan KECAMATAN CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT,Sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa,yang berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.


B.         Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yaitu rendahnya minat anak didik belajar berhitung dengan benda-benda yang ada di lingkungan.
1.Kurangnya atau rendahnya minat anak untuk belajar berhitung.
2.kurang mendapatkan perhatian sehingga kreativitas anak kurang terarah.


C.        Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini berupaya untuk menuntaskan pembelajaran dalam berhitung dengan melakukan penelitian tindakan kelas  di PAUD MAWAR MELATI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH BARAT KECAMATAN CEMPAKA PUTIH.


D.    Perumusan Masalah

Dengan adanya faktor-faktor di atas,untuk meningkatkan minat anak dalam pembelajaran.Penulis melanjutkan diskusi dengan teman sejawat sehingga dapat di peroleh rumusan masalah yaitu:
a.Apakah alat peraga yang di gunakan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
b.Apakah guru sudah menggunakan alat peraga dengan baik sesuai dengan minat anak?


E.         Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian Tindaka kelas,dengan perbaikkan pembelajaran,banyak sekali manfaatnya bagi anak paud ,guru dan sekolah.
1.Manfaat bagi anak paud
a.dapat belajar berhitung permulaan dari berbagai media atau alat peraga.
b.Meningkatkan inisiatifanak untuk belajar berhitung permulaan melalui kegiatan bermain sambil belajar.
c.Meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda dengan lambang bilangan.

2.Manfaat bagi guru
a.Menambahkan wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan.
b.Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.
c.Mampu melakukan perencanaan,melaksanakan dan mengevaluasi kemampuan siswa.

3.Manfaat bagi sekolah
a.Dapat menambah wawasan bagaimana memfasilitasi anak yang ada hubungannya dengan kemampuan kognitif anak usia dini.
b.Memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang membuat inovasi baru.
c.Masyarakat akan lebih percaya dan mendukung sekolah karena mutunya sangat bagus.


F.         Kajian Pustaka

A.Landasan Berhitug
Beberapa teori mendasari perlunya permainan berhitung di paud adalah sebagai berikut:
1.Tingkat Perkembangan Mental Anak
Jean Piaget,menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak.Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik fisik maupun pisikis.
Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental anak,karena belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri.Anak usia tk berada pada tahapan pra-operasional kongkret dan berfikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar,bentuk dan benda-benda didasarkan pada interprestasi dan pengalamaannya(persepsi sendiri).

2.Masa Peka Berhitung Pada Anak.
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.Apabila anak sudah menunjukkan masa peka(kematangan)untuk berhitung,maka orang tua dan guru d paud harus tanggap,untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika,karena anak usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan.
Benyamin S.Bloom yang menyatakan bahwa 50% dan potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.

3.Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya.
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.Piaget juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda disekitarnya.Pendidikan di PAUD sangat penting untuk mencapai keberhasilan belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar (learning to learn )yang terbentuk pada masa pendidikan PAUD akan tumbuh menjadi kebiasaan ditingkat pendidikan selanjutnya.Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agar anak mau membaca,menulis dan berhitung,tetapi merupakan cara belajar mendasar yang meliputi kegiatan yang dapat memotivasi untuk menemukan  kesenangan dalam belajar,mengembangkan konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri) melatih kedisiplinan ,keberminatan,inisiatif dan apresiatif.
Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan diatas,permainan berhitung di paud seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu:
1.Penguasaan Konsep.
Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkret.
2.Masa Transisi
Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dan pemahaman kongkrit itu masih ada dan mulai di kenalkan bentuk lambangnya.Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan anak yang secara individual berbeda.
3.Lambang
Merupakan visualisasi dan beberapa konsep misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh,merah untuk menggambar konsep warna,besar untuk mengambarkan konsep ruang dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk.
Konsep berhitung seperti apa yang harus di kenalkan pada anak?Pada anak usia pra-sekolah,matematika hanya pengalaman dan bentuk penguasaan.Ikutilah konsep yang harus diperkenalkan pada anak dengan memulai:

1.Korespondensi,satu-satu.
Pertama mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang sangat sederhana.contoh:satu buku,satu pensil,satu bola dan seterusnya.
2.Pola
Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga anak mampu memperkirakan urutan berikutnya.Setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola yang berurutan.
3.Memilih dan klasifikasi
Anak belajar klasifikasi materi pengelompokkan berdasarkan bentuk,ukuran,warna dan lain-lain.
4.Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka-angka yang akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka.contoh:12345........dst.
5.Makna Angka dan Pengenalannya.
Setiap angka memiliki makna dan benda-benda atau simbol-simbol angka an gambar berikutnya adalah:
=2 ikan
=3 ikan, dst
6.Bentuk
Anak di kenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama,besar kecil,panjang pendek.
7.Ukuran
Anak perlu pengalaman akan mengukur benda meliputi berat,isi,panjang dengan cara mengukur langsung sehingga proses menemukan.
8.Waktu dan Ruang
Dua hal inimerupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Contoh:Waktu:1 hari,2 hari.
               Ruang: sempit,luas
9.Penambahan dan pengurangan.
Dua hal ini dapat dikenalkan pada pra-sekolah dengan memanipulasi benda:
Contoh penambahan

                                      +                                               =
 2                                   +                                    2         =   4

Contoh pengurangan:
-                                                       =
             4                                -                                     1          =  3    
  Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran benar.Kemampuan ini meliputi kemampuan menyelesaikan masalah.mengembangkan masalah,dan menciptakan sesuatu dengan angka dan penalaran (Armstrong 1999).
Lobus Parietal adalah pusat sensorik,dengan rasa.seseorang dapat merasakan tangan,kaki,kepala,serta mengetahui posisi diri dalam ruang,seperti kanan-kiri ,depan-belakang.Inilah yang menjadi dasar pengertian yang sangat diperlukan dalam berhitung,penulisan bilangan,dan bentuk geometri (Markam 2003).
Pengembangan matematika permulaan yaitu:
1.Mengklasifikasi benda.
Kita dapat meminta anak untuk mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri tertentu.
2.Membuat pola.
Merangkai sesuatu benda yang disusun berulang-ulang.
3.Mengenali konsep angka (Mengenali arti angka,menghitung,konsponden satu-satu).
4.Kegiatan mengukur
5.Mengenal bentuk geometri.
Pengalaman langsung anak-anak dengan bahan-bahan yang berkaitan dengan matematika mempunyai banyak manfaat (pratl 1995).Dengan menggunakan manipulasi kecerdikan mendorong anak-anak untuk berfikir dan bereaksi menghitung benda-benda dilingkugan merreka.
Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak usia dini adalah pengembangan kepekaan pada bilanga.Berarti lebih dari sekedar mengitung ,kepekaan bilangan itu mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu (Gelman 1998 ).
B.Karakteristik Anak
Menurut (Hartati 2005 )untuk menunjang perkembangan anak harus diketahui berbagai ciri khas atau karakteristik anak didik tersebut yaitu:
1.Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya.Dia ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.Pada masa bayi sering memasukan benda pada mulutnya.Di usia 3-4 tahun sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
2.Merupakan pribadi yang unik
Setiap anak meskipun kembar memilki keunikan masing-masing.misalnya dalam hal gaya belajar,minat dan latar belakang keluarga.keunikan dapat berasal dari faktor genetis atau berasal dari lingkungannya,sehingga keunikan setiap anak dapat terakomodir dengan baik.
3.Suka berfantasi dan berimajiasi.
Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada dari dalam dirinya.
Imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan suatu objek atau kejadian tanpa didukung adanya data yang nyata (ayah bunda 1992).Salah satu imajinasi anak dapat berupa orang,hewan,atau benda yang diciptakan dalam khayalan untuk berperan seebagai seorang teman (Harlock 1993).
4.Masa Paling Potensi Untuk belajar.
Anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada berbagai aspek serta menjadi masa yang paling peka dan pontensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.Penelitian (Galahue,1993) menyatakan bahwa usia pra sekolah merupakan waktu yang palig optimal untuk perkembangan motorik anak.
5.Menunjukkan Sikap Egosentris.
Sikap egosentris artinya anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.Anak yang egosentris lebih banyak berfikir dan berbicara tentang diri sendiri dari pada orang lain dan tindakannya bertujuan menguntungkan dirinya.(Harlock,1993)
6.Memiliki Rentang daya konsentrasi yang pendek
Anak usia dini cepat sekali berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.Di usia ini anak mulai suka bergaul dan bermain dengan teman-teman sebayanya.Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak,bermain bagi anak merupakan proses mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dunia orang dewasa.
C.Bermain Dan Alat Permainan
1.Pengertian bermain
Prinsip Bermain di paud adalah bermain sambil belajar.Ketika bermain anak mengekspresikan diri dengan bebas tanpa merasakan paksaan.(Mayke 1993)menyatakan bahwa belajar dengan bermain,memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,mempraktekkan konsep serta pengertian yang tidak terkira banyaknya.
Dalam kegiatan bermain anak menggunakan seluruh panca indranya,penglihatan,suara,rasa dan yang akan mempercepat kualitas hubungan anak.Karena anak usia dini belajar dalam situassi holistic dan terkait dengan kehidupan sehari-hari,maka jenis,bentuk,ukuran serta kepentingan kegiatan pendidikan bagi anak.Ini berati dalam memilih alat-alat bermain harus disesuaikan dengan umur,minat serta taraf perkembangan fisik dan psikis anak didik.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat peraga adalah:
a.Alat bermain hendaknya multiguna  artinya alat tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan yang lain.
b.Alat bermain dapat menimbulkan kretifitas,daya imajinasi dan daya khayal.
c.Alat bermain disesuaikan dengan tingkat usia perkembangan anak.
Beberapa ahli penelitian memberi batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain.Dikemukakan sedikitnya ada lima kriteria dalam bermain (Dworetzky,1990:395-396)yaitu:
a.Motivasi intrinsik.Tingkah laku bermain di motivasi dari dalam diri anak .pengaruh positif tingkah laku itu menyenangkan untuk dilakukan.
b.Bukan dikerjakan sambil lalu.karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya,melainkan lebih bersifat pura-pura
c.Cara/tujuan.Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya.anak lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada keluaran yang di hasilkan.
d.Kelenturan.Bermain itu perlu yang lentur.Kelenturan di tujukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
2.Fungsi Bermain
Fungsi bermain dan interaksi dalam permaianan mempunyai peran penting bagi perkembangan kognitif dan sosial.
Langkah-langkah sikap yang baik ketika anak bermain adalah:
a.Jangan di ganggu
b.Memberi kesempatan yang cukup
c.Memberi ruang yang cukup
d.Memberi kesempatan bermain dengan kreatif
e.materi mudah dibentuk dengan ber ubah-ubah
f.tambahkan dimensi kerja
3.Alat Permainan
a.Pengertian alat permainan.
Pengertian alat permainan semua alat permainan yang digunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya.Peralatan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak.Macam alat permainan sebagai pelengkap untuk bermain sangat beragam.Ada yang bersifat bongkar pasang,mengelompokkan,memadukan ,mencari padanannya,merangkai,membentuk ,mengetok,menyempurnakan suatu desain,menyusun suatu bentuk utuhnya dan lain-lain.Sewaktu bermain dengan alat permainan anak akan mendapatkan masukan pengetahuan untuk ia ingat.
b.Fungsi Alat Permainan
Fungsi alat permainan adalah untuk mengenal lingkungan dan juga mengajar anak mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya.Dengan alat permainan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan menyenangkan ini juga akan meningkatkan sel otaknya dan menyuburkan proses pembelajaran.
c.macam-macam permainan.
Permainan dapat di bedakan sebagai berikut:
1.permainan gerak
2.permainan fantasi
3.permainan menerima
4.permainan bentuk


G.Kerangka Berfikir

Refleksi Awal
Dengan media yang monoton
Kemampuan berhitung
Tidak optimal
Pemecahan masalah
Permainan ikan
Perencanaan:pelaksanaan
Pengamatan:Refleksi
-RPP                 Tindakan
-Media
-instrumen

Peningkatan
                           Kemampuan berhitung


H.Hipotesis Tindakan

Permainan ikan dapat meningkatkan kemampuan berhitung peserta kecamatan cempaka putih.


I.Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan khusus yang ingin di capai penulis dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah:
1.Meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui permainan ikan
2.Anak dapat berfikir logis dan sistematis.
3.Memotivasi anak untuk mengenal konsep bilangan dengan benar.


J.Setting Penelitian

1.Waktu Penelitian.
Adapun penelitian dilaksanakan ,pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
Pra siklus :November 2016
Siklus1: November 2016
Siklus 11: november 2016
2.Tempat penelitian
Di PAUD MAWAR MELATI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH BARAT KECAMATAN CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT


K.Metode Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian tindakan kelas.penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang di lakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.Tidak berbeda dengan pengertian tersebut,Mills (2000).Mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “Sistematik inquiry”yang dilakukan oleh guru,kepala sekolah,atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informassi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.


L.Langkah-Langkah Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
1.Siklus I
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Perbaikan  :bidang pengembangan kognitif 38.
Kegiatan   :membilang bilangan 1-10 dengan konsep benda.
1.pada kegiatan awal berdoa bersama,salam.
Guru bertanya tentang keadaan siswa:
a.Benda apa saja yang ada di lingkungan sekolah?
b.Dapatkah menyebutkan bendanya?
c.Siapa yang menciptakan?
2.Guru menunjukan alat peraga untuk pembelajaran hari itu.
3.Guru menunjukan bentuk ikan dari kardus berangka.
4.Guru mendemonstrasikan  cara membilang  bilangan 1-10 dengan bentuk ikan.
5.Guru meminta anak melaksanakan kegiatan membilang satu  persatu tanpa ada terlewatkan.
6.Anak melaksanakan tugas dan yang mengalami kesulitan guru mengadakan pendekatan dan memberi motivasi.
Siklus II
Perbaikan ;bidang pengembangan kognitif 33
Kegiatan;mengurutkan bilangan 1-10 dengan benda
1.Kegiatan awal berdoa salam dan tanya jawab kepada anak.
2.Guru memperkenalkan sejumlah bentuk ikan,dengan bermacam ukuran yang berbeda.
3.guru memasang papan planel dan anak-anak memperhatikan.
4.guru mengajak bilangan yang ada pada bentuk ikan dan anak-anak disuruh menempelkan pada papan planel dengan urut setelah itu diberi jumlah benda yang sesuai urutan bilangannya.
5.Demikian kegiatan dilaksanakan secara klasikal dan individu.
6.guru menanyakan pada anak,apakah anak-anak sudah jelas dengan kegiatan ini?
7.guru memberi pendekatan pada anak yang kurang mampu dan kurang jelas dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
8.guru memberi penguatan pada anak yang berhasil
Siklus III
Dalam refleksi ,penelitian bersama teman sejawat telah mengadakan pengamatan ,mengadakan diskusi mengenai hassil penerapan yang sudah dilakasanakan.jika ada kegagalan harus ada penjelasan secara konkret.Data,informasi dan penjelasan ini sangat bermanfaat untuk melaksanakan tindakan berikutnya apabila hasilnya belum signifikan.hasil kerja kolaborasi  dalam kegiatan ini sebagai bahan untuk menyusun tindakan berikutnya dalam siklus II,dst.
M.Sumber Data
Pada tahap ini pengamat dengan bantuan teman sejawat mengamati semua proses kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada lembar observasi.hal-hal yang perlu diamati adalah sebagai berikut;
1.persiapan sarana
2.penguasaan materi
3.pemanfaatan dan penggunaan alat peraga
4.keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan
5.keaktifan siswa dalam tanya jawab dan diskusi.
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melaakukan observasi sehinnga diperoleh hasil dari pengamatan tersebut berupa data yang nantinya akan dianalisis sehingga peneliti dapat melakukan tindakan perbaikan di siklus berikutnya.


N.TEKNIK DAN PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini ada dua tehnik pengumpulan data yaitu observasi dan penugasan atau pemberian tugas.
1.Observasi
Cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara pengamatan langsung terhadap sikap perilaku guru dan anak.
2.Penugasan atau pemberian tugas
Tugas yang diberikan dapat diberikan secara  perseorangan atau secara kelompok .Tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja anak selama dalam mengikuti proses belajar mengajar atau menerima materi (Diah Harwanti,1994:160).


O.TeknikAnalisa Data

1. reduksi data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis terdapat data primer dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil belajar pemahaman kosep bilangan.
2. deskripsi data
Analisis data sekunder menggunakan cara deskriptif kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi dan dilakukan refleksi dari beberapa kejadian dalam proses kegiatan belajar pemahaman konsep bilangan.
3. verifikasi data
Data yang di peroleh dari nontes berupaa hasil wawancara yang berupa hasil berbicara peserta didik.Data kualitatif berupa informasi yang berisi kalimat yang memberikan gambaran tentang tingkat pemahaman peserta didik mengenai keterampilan berbicara.


P. Keabsahan Data

a.Validasi data diperlukan agar diperoleh data-data yang valid.untuk data yang diperoleh dari hasil evaluasi/hasil belajar anak maka terlebih dahulu dibuat butir-butir soal yang telah diuji kevalidannya dengan cara membuat kisi-kisi soal dahulu.
b.data yang diperoleh dari data observasi divalidasi dengan sumber yaitu data berasal dari kolaborasi dengan teman satu kelas.


Q. KriteriaKeberhasilanPenelitian

Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.Hasil belajar anak meningkat sekurang-kurangnya 80% dari seluruh anak.
2.Dengan meningkatkan hasil belajar maka keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar